"Disini ternyata..." Gumamnya. Aku yang kaget membalikkan tubuhku untuk menatapnya.
"Mr.Baper...." Gumamku saat melihat sosok dibalik badanku yang sedang tersenyum menatapku dengan polos. Sosok itu tak lain adalah Pak Ikbal dengan mengenakan baju yang kulihat saat tadi dikoridor.
"Kok tadi lari...? Don?" Tanya Pak Ikbal padaku.
"Saya kecewa dan marah sama Mr.Baper..." Ucapku dengan mengusap air mata dan membuang muka.
"Kenapa?" Tanya pak Ikbal dengan duduk didepan kursiku.
"Pikir aja sendiri..." Gumamku dengan tetap tanpa melihat pak Ikbal. Karena aku benar benar marah.
"Marah nihhh ceritanya...? Ku pikir yang cinta gak bisa marah sama yayannya" Seru Pak Ikbal dengan senyum senyum padaku. Aku tak menjawab pertanyaan pak ikbal. Hanya terdiam menatap wajah Pak Ikbal yang senyum senyum tanpa merasa bersalah. 'Kampret nie orang pengeng gue lempar pale sepatu kali ya...' Ucapku dalam hati.
"Masih mau diam...?" Tanya Pak Ikbal yang tiba tiba mengambil snack ku dan memakannya.
"Itu snakck ku... kenapa di ambil..?" Tanya sewot pada Pak Ikbal.
"Kenapa??? Gak suka...?" Tanyanya dengan senyum padaku.
"Bukan gak suka tapi itu snack gue hemat hemat... soalnya dua hari kagak ada yang booking... jadi gak ada uang..." Jawabku
"Nih..." Pak Ikbal memberikan segepok uang. Tapi aku tak antusias karena memang aku marah bukan karena uang tapi karena dia mau hengkang.
Aku hanya terdiam menatap uang itu. Karena jujur aku tak butuh uang itu. Aku lebih perlu Pak Ikbal didekatku.
"Kok... diem... gak... perlu uang... nih...?" Tanya Pak Ikbal padaku.
Aku menpotkan bibir ku pada Pak Ikbal. Kesal karena Pak Ikbal gak peka.
"Jadi marah karena apa ini? Kayanya bukan karena uang...?" Gumam Pak Ikbal dengan senyum mengepal tangan didada.
"Pikir aja sendiri apa kesalahan Mr.Baper..." Ucapku dengan sinis.
"Kalau disuruh mikir mulu... masalah gak akan kelar.... studen mesum..." Ucap pak Ikbal dengan memanggilku baby yang membuat aku gugup dan malu seketika karena Pak Ikbal juga menatapku dengan romantis. Aku hanya terdiam menahan ekspresi malu gugup dan senyum.
"Please... cerita dong...? Biar aku tahu...? Apa salahku...?" Lanjutnya kembali.
"Lebay...." Ucapku saat melihat tingkah aneh ikbal. "Mr.Baper mau keluar kan dari kampus...?" Tanyaku serius sekarang.
Pak Ikbal tersenyum. "Jadi hal itu yang membuat mu marah...?" Tanya Pak Ikbal.
Aku menggangguk kan kepala ku. Pak Ikbal menatapku dan pembicaraan kini mulai serius.
"Saya... Emmm... memang mau keluar..." Jawab Pak Ikbal dengan menatapku. Aku menatap Pak Ikbal dengan wajah sedihku.
"Tapi... Saya tidak jadi pindah... karena masih ada urusan yang belum saya selesaikan." Jawab Pak Ikbal dengan tersenyum.
"Serius....?" Tanyaku dengan sedikit senang dan tersenyum.
"Iya... kemaren 2 hari saya menggurus pembatalan perpindahan kampus." Jawab Pak Ikbal.
Aku tersenyum merekah hehehe. Ternyata Pak Ikbal gak jadi pindah.
"Urusan apa Mr.Baper...?" Tanyaku penasaran. Karena sampai bisa membuatnya batal pindah kampus. Dan menurutku pasti masalah itu sangat besar.
"Urusan...." Ucap Pak Ikbal.
"Apa?" Tanyaku makin penasaan.
"Urusan... ku sendiri lah..." Jawab Pak Ikbal yang membuatku penasaran.
"Aiiih..." Gumamku kesal karena Pak Ikbal tak memberikan jawaban.
"Pulang yuk..." Ajak Pak Ikbal padaku.
"Aku nginep dirumah Mr.Baper... ya.." Ucapku sambil berjalan besama Pak Ikbal.
"Emmmh... Gak...!" Jawab Pak Ikbal.
"Ayolah... ganteng... aku kangen berat... 2 hari gak ketemu... yah... yah..." Ucapku dengan mengedip ngedip ngedipkan mataku.
"Oke... Oke... tapi cuman hari ini... ya...!" Seru pak Ikbal padaku.
Aku pun tersenyum pada pak Ikbal. Aku dan Pak Ikbal pun menaiki mobil Pak Ikbal. Dan mulai berjalan menuju rumah pak Ikbal. Kulihat wajah Pak Ikbal terlihat cape sekali. Berbeda dengan biasanya yang selalu fresh.
"Jangan menatapku seperti itu... nanti makin... cinta..." Seru Pak Ikbal saat melihatku sedang menatapnya.
"Gak apa apa... Justru bagus kan Mr.Baper aku makin cinta dan jadi fans terberat Mr.Baper..." Jawabku dengan senyum. Aku tak mau menggodanya sekarang karena kulihat wajahnya sedang cape kasian juga bila harus ku goda.
Beberapa menit kemudian mobil berhenti disebuah resto kecil bukan rumah Pak Ikbal.
"Pak Kok kesini...?" Tanyaku. "Aku gak lapar..." Lanjutku.
"Tapi saya lapar gimana dong...?" Seru Pak Ikbal dengan menaikan alisnya. "Temenin saya makan yu...?" Ajaknya padaku. Aku dengan senang hati lah mengikuti Pak Ikbal. Ini dinner ke 3 ku bersama Pak Ikbal.
Aku dan Pak Ikbal memasuki restoran mie ternama dijakarta tapi kecil. Suasana restoran masih ramai karena memang masih jam 9 malam. Saat memasuki pintu restoran tiba tiba Pak Ikbal terdiam.
"Mr.Baper... kenapa?" Tanyaku bingung melihat wajah Pak Ikbal yang berubah menjadi angkuh dan menatap tajam seseorang diresto. Aku pun melihat seseorang yang ditatap Pak Ikbal. Ternyata itu adalah wanita cantik. Terlihat seperti model luar. Sang wanita pun berdiri dan berjalan menghampiri kami. Tapi Pak Ikbal menarikku untuk pergi dari resto dengan cepat. Pak Ikbal menyuruhku masuk ke dalam mobil. Aku pun menurutinya. Saat Pak Ikbal berjalan ke pintu kursi duduknya. Sang wanita datang menarik tangan Pak Ikbal. Sayang sekali aku tak bisa mendengar suara mereka karena aku didalam mobil. Kulihat sang wanita berbicara menggerakan tangannya dan menyentuh wajah Pak Ikbal. 'Brengsek' Ucapku dalam hati pada wanita itu. andai aku bisa keluar akan kutampar wanita itu berani sekali menyentuh pipi calon suami gue. Walau belum tentu juga sih.
kulihat kini Pak Ikbal menggenggam tangan sang wanita. Bukan dengan romantis tapi dengan kencang dan aku yakin itu sangat sakit. Tak lama Pak Ikbal mendorong wanita itu. Hingga jatuh kelantai aspal jalan. Aku menelan air ludahku menyaksikan drama.
'Bagus tuh Mr.Baper wanita jalang... bila perlu tampar Mr.Baper.' Gumamku sendiri didalam mobil. Tak lama seorang anak kecil dan ayahnya mungkin. Keluar dari resto dan menghampiri wanita yang jatuh itu. Tak lama Pak Ikbal menunjuk nunjuk pria itu juga. Entah apa masalahnya tapi aku yakin. Ini perselingkuhan. Tapi setauku Pak Ikbal belum menikah. 'Aduh penasaran... gue...' Ucapku. Tak lama HP ku bergetar.
Telp
"Hallo" Jawabku.
"Eh... kagak balik lo..." Tanya seseorang yang sudah kukenal siapa lagi kalau bukan Yusron.
"Kagak... ane mau FUN ama Mr.Baper... hehe" Jawabku dengan senyum mesum tapi hati berdebar.
"Emh... Ya udah Hati hati jangan Crot diluar usahain didalam... ya..." Ucap Yusron dengan senyum terkekeh.
"Pengennya sih didalam biar jadi anak... terus Mr.Baper tanggung jawab hehehe.. tapi pan gue laki..." Jawabki dengan kembali tersenyum.
"Otak lo mesum juga don..." Jawab Yusron.
"Gue kan di ajak Mommy... hahaha" Jawabku dengan meledek Yusron.
"Kapret... lo..." Balas Yusron.
"Eh... Ibrahim Udah balik...?" Tanyaku.
"Udah tuh bawa kondom sedus... mau buka warung kali tuh anak..." Seru Yusron.
"Sumpah lo...?" Tanyaku kaget.
"iye... tuh anak lagi beresin tuh kondom haha. Udah dulu ya... Moge... minta nih... bye..." Ucap Yusron yang langsung menutup telpnya.
"Aiihhh... Ibrahim..." Gumamku terkekeh.
Aku kembali menatap Pak Ikbal dan wanita itu. Tak lama Pak Ikbal menuju kearah pintu dengan menunjuk nunjuk. Lalu masuk kedalam mobil. Aku hanya diam tak membuka suaraku sedikit pun. Karena aku tahu Pak Ikbal sedang emosi. Aku menatapnya wajahnya sangat marah. Matanya membulat sempurna. Inilah orang tipikal pendiam kalau marah akan benar benar marah. Kurasa kesalahan wanita itu tak bisa ditoleri lagi.
Mobil kembali melaju dengan normal. Kulihat Pak Ikbal menarik nafasnya dan menghembuskannya. Aku hanya diam, takut kena semprot. Taulah kalau orang marah.
"Kok diem...?" Tanya Pak Ikbal yang memulai membuka percakapan dan mendinginkan suasana.
"Emhh... Gak Apa apa..." Jawabku dengan menatap kedepan.
"Sorry... kamu harus melihat kejadian... tadi..." Ucap Pak Ikbal meminta maaf padaku.
"No Problem Mr." Jawabku.
"Aku antar pulang aja... ya kerumah kamu..." Seru Pak Ikbal.
"Gak... Aku mau nginep aja..." Ucapku dengan yakin.
"Oke kalau masih mau... " Jawab Pak Ikbal dengan senyum.
Aku pun terdiam kini. Tak lama kami sampai dirumah Pak Ikbal. aku langsung merebahkan tubuhku di sofa mahal milik Pak Ikbal.
Sementara Pak Ikbal masuk kamar untuk mengganti pakaiannya. Lama menunggu Pak Ikbal keluar membawa Laptop dan sebuah berkas berkas serta sebuah baju tidur untukku.
"Nih.. Ganti..." Ucap Pak Ikbal padaku.
"Disini..." Tanyaku dengan senyum mesum.
"Jangan aneh aneh... dikamar sana..." Ucap Pak Ikbal dengan senyum.
Aku pun pergi kekamar dengan tetap tersenyum pada Pak Ikbal. Aku mengganti pakaianku dengan cepat. Setelah selesai aku kembali keluar menghampiri Pak Ikbal yang tengan duduk sofa dengan Laptopnya. Aku duduk disampinya.
"Mr.Baper... Lagi apa...?" Tanya ku dengan manis.
"Lagi kerja..." Jawab Pak Ikbal dengan serius.
"Kerja...?" Tanyaku bingung, karena Pak Ikbal kan udah jadi dosen ngapain kerja lagi pikirku.
"He'em... kerja... Buat... seseorang... dan memperbanyak pengalaman..." Jawabnya.
"Bukannya Mr.Baper udah jadi dosen...? Apa gak Cukup...?". Tanyaku bingung.
"Gak Cukup... Apalagi ada yang aku booking tiap hari... malah sekarang lembur..." Jawab Pak Ikbal dengan senyum.
"Hehehe..." Aku hanya tersenyum mendengar jawaban Pak Ikbal.
"Senyum kau Don..." Seru Pak Ikbal padaku.
"Mr.Baper kerja dimana emang...?" Tanyaku kembali.
"Diperusahaan milik papa yang ditinggalkan untukku. Perusahaan Online Shop." Jawab Pak Ikbal dengan menatap layar kerjanya.
"Emh.... Kaya dong ya... Boleh dong... tarip naikin... hehe..." Ucapku dengan tersenyum.
"Boleh... tapi..." Seru pak Ikbal Yang terputus.
"Tapi apa?" Tanyaku.
"Tapi tambah cuci piring, nyuci pakaian... dan lain lain... gimana...?" Tanya Pak Ikbal.
"Hah...." Kagetku mendengar ucapan pak Ikbal. "Mending gak usah deh..." Jawabku. Pak Ikbal hanya tersenyum sambil menatap laptopnya.
Aku pergi kedapur untuk mencari makanan. Apalagi tadi kulihat Pak Ikbal tak jadi makan. Ada 2 Mie didalam rak. Ahirnya kumasak untuk kami berdua. Dari pada kelaparan. Apalagi Pak Ikbal juga Kerja. 'Heem... sebenernya antara bersyukur ama nyesel sih.. kalau jadi istri pak Ikbal. Secara kalau wanita pasti perlu kasih sayang banyak.' Ucap Ku dalam hati. 'Tapi Pak Ikbal tipikal yang sibuk kerja jadi pasti wanita kesepian.' Lanjutku.
"Tunggu wanita... ? Wanita tadi siapa ya...?" Gumamku.
"Hemm...." Aku berpikir.
...
..
.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)
RomanceIni adalah kisah tentang lelaki bayaran yang berjuang untuk hidupnya. Ini adalah cerita keempat saya. Maaf jika nanti ada typo. Saya masih belajar. Selamat membaca. Note : Cerita saya 1.Romeo VS Romeo 2.Between heaven and hell 3.Me Gusta Tu Bisa dib...