Part 9

26.4K 782 20
                                    

"Udah sampai turun yu..." Seru pak ikbal.
Dan ketika kulihat.... itu ternyata... tempat makan bakso pinggir jalan. 'Aneh....' ucapku dalam hati.
"Pak kok kesini... mau ngapain...?" Tanyaku pada pak ikbal.
"Kita mau makan lah..." Jawabnya dengan santai.
"Disini... pak...? Kenapa gak keresto...? Uang pak ikbal kan banyak...?" Tanyaku dengan banyak pertanyaan pada pak ikbal.
"Aku pengen disini.. enak kok makanannya." Jawab pak ikbal. Sebenernya kesel. Kukira kita akan kehotel taunya kesini ah....
Aku ikut melangkahkan kaki kemeja tempat bakso yang kalau ujan keujanan kalau panas kepanasan karena gak pake atap. Tak lama pak ikbal memesan bakso dan teh manis. Aku pun mengikutinya.
Tak ada pembicaraan selama kami menunggu makanan hanya terdiam. Aku mengambil sumpit untuk ku mainkan. Pak Ikbal hanya menatapku tanpa senyum. 'Hah... orang aneh...' Gumamku dalam hati.
Lama menunggu ahirnya makanan kami pun sampai dimeja. Aku langsung memakanan makanan ku. Dan serius ini enak banget walaupun cuma bakso pinggir jalan. Tapi kulihat pak ikbal tidak memakan baksonya.
"Kok gak makan...?" Tanyaku bingung melihat pak ikbal yang hanya diam dari tadi.
"Emmhhh.... ngeliat kamu makan udah berasa kenyang..." Jawab pak ikbal yang aneh.
"emmmhhhh" Gumamku mengiyakan ucapan pak ikbal.
"Ini enak banget loh Mr.Baper... sumpah" Seru ku dengan semangat memakan bakso. "kok Mr.Baper tau sih tempat tempat kaya gini...?" Tanyaku dengan asik menggulung mie menggunakan sumpit.
"Hah... kamu panggil saya apa tadi...?" Tanya pak ikbal padaku.
"Mr.Baper BATANG PERKASA.." Jawabku dengan sexy.
"Enak aja maen ganti ganti nama orang..." Gumam pak ikbal.
"Emang kenapa? Gak suka ? Itu kan cuma panggilan sayang doang..." Jawabku dengan agak sedikit marah.
"Kamu tuh ya... terlalu enteng dalam ngambil keputusan..." Seru pak ikbal menunjukku dengan tanggannya.
"Hidup itu dibikin enteng aja, ngapain diberat berat, hidup aku aja udah berat kok..." Jawabku dengan fokus ke bakso.
"Kamu tuh ya pantas jadi seperti ini..." Gumam pak ikbal.
"Seperti apa...?" Tanyaku pada pak ikbal.
"Seperti lelaki dipinggir jalan..." Jawab Pak ikbal.
"Sok tau banget...." Jawabku kembali.
"Jangan panggil saja Mr.Baper..." Seru pak ikbal padaku.
"Kenapa? Bukannya emang faktanya begitu. Punya pak ikbal perkasa kan..." Tanyaku pada pak ikbal.
"Bukan gitu ya saya jadi merasa paling besar aja..." Jawab pak ikbal dengan menatak kearah punya dia.
"Saya mau sebut itu karena lebih bagus sexy dan panggilan sayang. lagian yang tau artinya cuman kita berdua yang lain pasti nebak Mr. Bawa perasaan tapi bagiku Mr Batang Perkasa." Jawabku dengan tersenyum.
"Terserah lah..." Gumam pak Ikbal.
Pak ikbal hanya terdiam menatap ku. Sementara aku sibuk makan baksoku. Entah apa yang sedang dipikirkan pak Ikbal.
Aku mengambil minum kini karena haus dan juga makanan ku pedas. Tapi dihentikan oleh pak ikbal.
"Eh... minuman kamu kan masih ada..." Gumam pak ikbal padaku.
"Kurang manis..." Jawabku dengan melambaikan tangan. kemudian kusentuh kembali gelas pak ikbal. Tapi pak ikbal pun gak melepas gelasnya.
"Minta tambahin aja gulanya..." Seru pak Ikbal yang tak mau kalah.
"Kalau saya mau dari gelas Pak Ikbal gimana?" tanyaku dengan menatap tajam wajah pak Ikbal yang ganteng.
"Gak boleh...." Jawabnya singkat.
"Kenapa? Pak Ikbal jijik sama saya...?" Jawabku dengan membalikkan pertanyaan kini.
"Kalau iya. kenapa...?" Tanya pak ikbal padaku kembali.
"Aku gak percaya" Jawabku dengan kembali dengan memegang gelas pak ikbal. Tapi tetap saja pak ikbal tak memberikan minumannya.
"Udah lah pak... nanti juga kalau pacaran kan minumnya harus segelas..." Seruku dengan kuat menarik gelas pak ikbal tapi tak lepas dari pak ikbal.
"Saya gak akan pacaran...!!" Jawab pak ikbal yang membuat kaget dan bingung.
"Kenapa?? Saya kurang menggoda atau ganteng atau sexy..." Tanyaku pada paka ikbal.
"Bukan itu..." Jawab pak ikbal dengan menatap kearah lain.
"Terus kenapa...?" Tanyaku kembali.
"Karena... kamu masih kecil..." Jawabnya dengan tegas.
"Hahhahaha..." Aku tersenyum. "Saya udah bisa kali........." Jawabku dengan lebih menggoda.
"Bisa apa?" Tanya pak ikbal dengan menatapku.
"Emmmhhh.... Pacaran, ML, Kissing.." Jawabku.
Pak ikbal hanya tersenyum melihat tingkahku yang masih mencoba menggoda pak ikbal.
Tak lama pak ikbal pun membayar makanan yang kami pesan. Walaupun punya pak ikbal tak makan makananya. Mau ku makan tapi gensi ntar dibilang gak punya malu lagi. Hahahaha.
Kami kini berjalan ditrotoar. Aku mencoba mengajaknya mengobrol.
"Makasih ya makan siang nya. Kapan kapan kaya gini lagi ya. Tapi pak Ikbal yang bayar." Gumamku dengan langsung melangkah kedepan menghadang pak ikbal hingga kami berhadapan. "Biar makin deket dan romantis..." Lanjutku dengan menatap Pak Ikbal dan angin berhembus menghampiri kami berdua.
"Malam malam kamu gunain belajar ya..." Jawab pak ikbal yang gak nyambung dengan apa yang aku ucapakan. Dan kembali berjalan, aku dibelakangnya.
"Belajar itu bisa kapan saja..." Seruku dengan berjalan.
"Katanya mau lulus dengan nilai terbaik." Gumam pak ikbal dengan mengancingkan kemejanya.
"Yang harus, lulus dengan nilai terbaik..." Ucapku kembali aku melangkah kedepan pak ikbal dan menghadangnya sehingga kami kembali berhadapan satu sama lain. "Apa lagi gurunya kaya pak ikbal. Bener gak??" Tanyaku. Pak ikbal hanya tersenyum padaku.
"Kalau nanti dapet terbaik... hadiahnya apa ? Ngedate bareng makan bareng atau apa?" Tanyaku pada pak Ikbal. Aku tersenyum menunggu jawaban pak ikbal.
"Kamu...!" Jawab pak ikbal.
"Iya..." Balasku kembali.
"Akan kunihahi detik itu juga..." Jawab pak ikbal dengan pergi meninggalkanku. Dan jantungku berdetak sangan kencang saat mendengar jawaban pak ikbal.
Aku kembali melompat lompat tak peduli malu dilihat orang.
"Yes yes yes..." Ucapku. Lalu berlari mengejar Pak ikbal.
Kini aku dan pak ikbal ada dihalte menunggu taxi. Pak ikbal berdiri dengan menenteng jas miliknya.
Tak lama taxi datang.
"Yu.. Mr baper taxinya udah datang tuh..." Ucapku.
"Kamu duluan aja... ya..." Seru Pak ikbal.
"Tapi aku mau lihat rumah Mr.Baper." Ucapku seperti anak kecil.
"Kapan kapan aja ya..." Jawab pak Ikbal.
"Kalau gitu belajarnya aja dirumah Mr.Baper ya...??" Tanyaku.
"Iya iya... besok ya..." Jawab Pak ikbal dengan mendorong tubuhku masuk ketaxi.
"Ok bye Mr.Baper..." Ucapku.
Aku menutup pintu mobil dan menurunkan jendela. Taxi mulai berjalan aku melihat pak ikbal. Dan pak ikbal pun menatapku.
Dalam taxi aku tersenyum sendiri menggingat jawaban pak ikbal tadi yang akan menikahi ku. 'Tapi bagaimana? Diindonesiakan gay gak boleh nikah..?' Tanyaku dalam hati.
...
..
.
To Be Continue...

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang