Part 27

17.6K 547 16
                                    

Waktu menunjukan pukul 10 aku malam. Aku pun tertidur lelap ditubuh Pak Ikbal.
~~~
Pagi hari aku terbangun dikasur Pak Ikbal seorang diri. Aku pun merebahkan diri. Kulihat kiri kanan ku, ternyata Mr.Baper sedang tidur disofa kamar. 'Aneh kok tidur disofa padahal kan nie tempat masih gede' Gumamku dalam hati. "Mr.Baper..." Panggilku teriak, namun Pak Ikbal tetap tidur. "Mr.Baper...." Panggilku kedua kali tapi tetap tak bangun. Kulihat Pak Ikbal tertidur pulas. Kucoba mendekat padanya. Kulihat wajahnya dari dekat. 'Wajahnya menganggumkan...' ucapku dalam hati. 'Walau hidup sendiri Mr.Baper tetap menjalani hidupnya tanpa sebuah senyuman dulu. Tapi sekarang, No!!!!! Aku akan selalu membuatmu tersenyum' Ucapku kembali dalam hati. Setelah melihat wajah Pak Ikbal. Aku keluar dari kamar. Aku menghampiri ruang kerjanya. Ruangan yang dipenuhi buku buku. Kulihat ada sebuah buku tentang silsilah/riwayat hidup keluarga Pak Ikbal. Kulihat Ibu Pak Ikbal yang sangat cantik dan manis sementara sang ayah gagak dengan menungganggi kuda. Wajah Pak Ikbal pun terlihat sentum manus didalam foto. Kulihat tanggal lahir Pak Ikbal. Dan ya allah ulang tahunnya besok. 'hah..." Kagetku saat melihat tanggal lahir Pak Ikbal yang tertera dan ulang tahunnya besok. "Don..." Kudengar suara Pak Ikbal memanggilku dari luar ruangan Pak Ikbal. Aku pun segera menghampiri Pak Ikbal. kulihat Pak Ikbal dengan pakaian tudurnya menganggaruk kepalanya. "Mr.Baper..." Panggilku tiba tiba dari belakang dengan memeluknya. Pak Ikbal menatapku wajahnya terlihat kaget. Namun ia tak menunjukan rasa kagetnya. "Kau ini..." Gumam Pak Ikbal dengan agak cemberut. "Mandi sana... udah siang kita kekampus..." Perintah Pak Ikbal. Aku pun mengganggukan kepalaku dan tersenyum. Lalu mulai berjalan kearah kamar mandi. Saat akan memasuki kamar mandi Pak Ikbal memanggilku. "Don...." Panggil Pak Ikbal padaku. "Iyah... kenapa?" Jawabku dengan menggoda didekat kamar mandi. Pak Ikbal hanya tersenyum melihatku. "Kok senyum? Mau mandi bareng ya??" Jawabku dengan mengedipkan mataku. Pak Ikbal kembali tersenyum. "Nyalakan airnya kalau mau mandi..." Ucap Pak Ikbal dengan langsung pergi kearah dapur. "Hadeh.... Padahal kalau mau ayo... aja... gak usah langsung pergi. Bikin... greget.... aja..." Gumamku seorang diri dipintu kamar mandi. Aku pun menyalakan airnya. Tak lama acara mandi pun selesai. Aku memakai pakaianku dan langsung keluar dari kamar menuju keruang makan alias dapur. Didapur Pak Ikbal sedang membereskan bekas memasaknya. Kulihat dimeja sudah tersedia Susu dan Nasi Goreng. "Duduk cepat makan..." Ucap Pak Ikbal padaku. Aku tersenyum pada Pak Ikbal. "Enak ya... belum nikah aja udah diperlakuin kaya gini apa lagi kalau udah nikah..." Gumamku dengan senyum pada Pak Ikbal. Pak Ikbal tak menjawab apa yang kuucapkan hanya memakan makannya. "Tapi... bingung nanti... servisnya hadeh...." Gumamku dengan langsung memakan nasi gorengku. Pak Ikbal hanya terkekeh senyum. "Ketawa mulu. Udah siap jadi suami hah?" Tanyaku dengan menatap Pak Ikbal. "Kalau yang jadi istrinya udah siap. Apalagi suaminya...." Jawab Pak Ikbal dengan menaikan alisnya. Kini giliranku yang terkekeh senyum mendengar jawaban Pak Ikbal. "Udah aku mandi dulu... habiskan makananmu.." Gumam Pak Ikbal padaku. Aku mengankat jempolku menandakan OK. Tak lama makananku habis ku minum susuku. Beberapa menit kemudian Pak Ikbal keluar kamar dengan wangi gentlemen, yang akan membuat semua wanita tergoda. "Jalan yuk..." Ucap Pak Ikbal. Aku pun mengganggukan kepalaku. aku dan Pak Ikbal menaiki mobil Pak Ikbal. Didalam mobil Pak Ikbal mendengarkan musik dari Afgan Wajahmu mengalihkan duniaku. Sementara aku sedang sibuk dengan pikiranku, sibuk memikirkan hadiah untuk Pak Ikbal besok. Tak terasa aku sudah sampai dikampus lagi. Aku pun turun dan pamit pada Pak Ikbal. Aku memasuki kelas, anak anak sedang mengobrol ngaler ngidul. Gosip apapun dibicarain, celana dalam guru aja bisa digosipin. Tapi aku gak mikirin. Kuhampiri Ruslan yang sedang telp telpan dengan yayangnya. Bukan Nita tapi Ibrahim. "Heh...." Panggilku dengan menyentuh pundak Ruslan. Ruslan menatapku '"yang him... aku tutup ya... ini ada adek ipar mau ngobro kayanya penting... ok... bye Hanny" Ucap Ruslan pada Ibrahim ditelp. 'Ya ampun... kok gue ilfell liat si Ruslan kaya gini. Dulu perasaan macho banget. Sekarang agak aneh... untung gak cucok juga sih...' Gumamku dalam hati. "Heh... ade ipar ada apa?" Tanya Ruslan padaku. "Hah ade ipar???" Tanyaku bingung. "Iya ade ipar... lo adenya Ibrahim kan... calon gue. Jadi lo ade ipar gue..." Jawabnya dengan menjelaskan hubunganya dengan Ibrahim. Aku hanya menepuk jidatku stress. "hah... udah lupain... ada yang lebih penting..." Gumamku. "Apa itu...?" Tanya Ruslan padaku. "Besok ultah Mr.Baper..." ucapku . "Terus..." Tanya Ruslan. "Kira kira hadiah yang cocok apa ya?" Tanyaku dengan menyinpan tanganku didada. "Emmm......" Jawab Ruslan dengan berfikir menatapku. "Gimana ada ide gak...?" Tanyaku dengan menatap Ruslan. "Ada sih... hadiahnya unik tapi extremm..." Jawab Ruslan yang membuatku penasaran. "Apa itu?" Tanyaku dengan wajah penuh tanya. "Hemmmm...." Ruslan tersenyum devil. Agak serem kayanya pikirku. "Lo beliin Mr.Baper Dildo..." Ucap Ruslan dengan semangat. "Dildo?? Apa itu...?" Tanyaku yang bingung. "Itu lo burung yang lo punya tapi versi mainan...." Ucap Ruslan dengan senyum senyum. "Wah... lo brengsek...." Gumamku. "Mr.Baper Top ku masa dikasih Burung..." Lanjutku dengan sinis. "Yeh... lo pan doyan.. burung Mr.Baper... kasih dildo supaya Mr.Baper inget lo. Kalau lo suka burungnya." Gumam Ruslan panjang lebar. Aku berfikir sebentar. Ada benernya juga sih. Tapi masa ia aku kasih... dildo entar ada gimana gimana lagi ama Mr.Baper. "hah... aku kemeja dulu..." Ucapku dengan meninggalkan Ruslan. "Ya elah dikasih solusi mantap gak terima dasar ade ipar tak tau berterima kasih... huh...." Ucap Ruslan yang mengomel. Tak lama ia menelpon Ibrahim kembali. "Hallo... yang him...." Telpnya. Aku kembali ke kursiku. "Kayanya gue salah minta saran ama tuh anak... kampret.... Dildo..... hadeh kepikiran juga gimana reaksi Mr.Baper ngeliat Dildo ya..." Gumamku seorang diri. Tak lama jam pelajaran dimulai. Dosen gendut sekarang mengawar bahasa. Bernama ibu Dwi. Sebenarnya gagal paham ama nie pelajaran. Karena tiap masuk kelas. Ni dosen Doyannya Curhat. Jadi kepelajaran boro boro masuk. Yang ada anak anak ketawa ketiwi.
Jam kampuspun selesai pukul 16.00 aku segera keluar kampus. Sengaja gak pamit sama Pak Ikbal. Supaya Pak Ikbal kuatir. Karena besok ulang tahunya jadi sekali kali bilin surprice lah. Aku pergi kesebuah mall, Menggunakan taxi. Setelah sampai, aku segera menuju toko kemeja pria. Kupilih pilih baju dimall. Rasanya berasa ema ema gue milih milih baju. Tak lama satu baju pun berhasil kudapatkan. Aku langsung kekasir dan membatarnya. Kurasakan Handphone ku bergetar beberapa kali. Kuambil Handphoneku benar saja Pak Ikbal menelponku beberapa kali. Bahkan mengirimi ku pesan. Tapi tak kubaca karena aku yakin dia pasti kuatir. Doni diman? Lo dimana? Hahahaha. Setelah kemeja aku pergi ke sebuah toko jam. Aku melihat lihat jam yang macho. Ada beberapa yang ngena dihati tapi agak bingung takut Pak Ikbal gak suka. Kucari yang terbaik dan terbagus. Handphone ku tetap bergetar aku biarkan saja. Beberapa menit kemudian aku mendapatkan sebuah jam tangan elengat dan macho. Dengan dihiasi lapisan baja yang kokoh. Aku pun kekasir untuk membayar. Harganya agak fantastis sih bagi gue. 5 Juta cuman buat jam tangan. Pengen nangus gue. Apa lagi kalau beli yang pertama 50. Juta kek..... bisa bunuh diri gue. Jam mahal emang mahal banget banget mahalnya. Tapi jangan mengeluh ini buat ultah Mr.Baper. Aku keluar dari toko Jam tangan. Ketika berjalan ada sebuah toko alat bantu sex. Dan bertuliskan Dildo. Aku pun langsung kepikiran Ruslan. "Apa coba ide si Ruslan kampret ya...?" Tanyaku pada diriku sendiri. "Cobalah...." Gumamku dengan masuk ke toko. Kulihat banyak alat alat bantu sex baik buat cowo maupun cewek. Aku pun menghampiri Beberapa Dildo. Agak agak geli sih. Tapi lucu juga nanti liat ekspresi Mr.Baper. Ku ambil satu mainan itu. Kuhampiri kasir uantuk membayar. Saat membayar kasir senyum senyum padaku. 'Sok kegantengan' gumamku dalam hati. Tak lama aku keluar dari toko itu.
Kulihat Pak Ikbal tengah berjalan kesebuah apartemen. "Mr.Baper..." Gumamku saat melihatnya berjalan dengan cepat tanpa melihat kiri dan kanan. Aku pun mengikutinya karena penasaran. Aku berjalan dari kejauhan hingga Pak Ikbal menghampiri Lip apartemen, dan menekan tombol angka. Kulihat dilanpu lip kelantai 15. Aku pun dengan segera menghampiri lip satunya karena ada 2 lip. Dengan cepat ku tekan angka 15. Dan lip pun mulai berjalan. Hatiku berdebar merasakan hal buruk akan terjadi. Entah apa itu.
Pintu lip ahirnya terbuka. Kulihat Pak Ikbal sedang berjalan cepat. Aku pun dengan cepat menggikutinya. Tak lama kulihat ia masuk kesebuat kamar apartemen. Aku mengikutinya, pintunya tak terlalu rapat. Aku berdiri di samping pintu. Ku dengar ada yang bicara wanita dan Pak Ikbal.
"Hallo..... Mr.Ikbal... agung..." Ucap wanita.
"Dimana dia....?" Tanya Pak Ikbal. Dia? Dia siapa? Aduh gue penasaran.
"Jawab dulu... kamu masih suka aku kan Ikbal." Ucap sang wanita yang baru kuingat. suaranya mirip dengan wanita diresto.
"Dimana dia?" Tanya Pak Ikbal dengan kencang.
"Jawab pertanyaanku... dulu..." Ucap sang wanita lebih keras.
Pak Ikbal terdiam.
"Jawab... ku bilang... jawab jawab.... akan ku beri tahu dia diman..." Ucap wanita yang memang benar licik. Sementara aku penasaran di samping pintu diluar. Mempertanyakan siapa dia?. Aku pun kembali fokus.
"Iya aku masih sayanh terus kenapa hah?" Tanya Pak Ikbal dengan teriak didalam yang membuat jantung ku berdebar kencang. Lututku terasa lemas. Hingga bruk... aku jatuh kelantai. Aku benar benar tak percaya dengan apa yang kedengar. "Mr.Baper..." Gumamku dengan merasa sedih.
Tak lama seseorang menyentuh pundakku.
"Maaf..."
...
..
.
To Be Continue

Lelaki dipinggir Jalan (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang