26

10.8K 969 96
                                    

demi apapun gue males liat angka 2 dan 6 kalo di gabungin jadi duaenam. Dasar masalalu.

*curcol.

*

Ini hari senin, (namakamu) sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia segera menenteng tas nya yang seperti hanya buku satu dan lks satu (kaya gue) ia bergegas turun kebawah, berniat sarapan. (Namakamu) sudah menyiapkan 1000 bahasa yang tajam jika papanya menyinggung atau memarahinya. (Namakamu) juga tak segan segan untuk mengungkit masa lalu supaya papa atau mamanya serta asya semakin merasa bersalah.

(Namakamu) sudah sampai pada ruang makan, ia melihat tajam ke arah papanya tetapi dibalas dengan tatapan hangat.

"Mau gue anter ga?" Tawar asya, (namakamu) hanya menggeleng lalu melanjutkan sarapannya, setelah selesai ia bangkit dan menuju keluar rumah untuk berangkat tanpa pamit sedikit pun. Ia mengeluarkan iPhonenya mengetikan pada seseorang

To : asyanjing

Gue berangkat.

Asya yang mendapat pesan tersebut segera membalas nya sembari tersenyum

To : adikku❤

Hati hati, cantik

Didalam mobil (namakamu) menerima balasannya hanya tersenyum simpul, bahkan hampir tak terlihat.

Asya kembali mengirimkan pesannya pada seseorang tapi bukan (namakamu) melainkan,

To : iqbaal

Lo gaperlu kesini, (namakamu) udah berangkat. Langsung otewe aja.

Send.

Drrt
Drrt
Drrt

From : iqbaal

Thanks for information :)

Read.

*

Koridor terbilang cukup lenggang karna ini masih terbilanh cukup pagi, (namakamu) mulai membiasakan diri untuk berangkat sepagi ini.

*

(Namakamu) menjatuhkan bokongnya pada kursi di samping callista, kelasnya sepi hanya dirinya yang berada didalam kelas. Ia menatap tangan kirinya yang masih di perban, karna silet yang menancapkan cukup dalam. Ia menatapnya lalu tersenyum getir.

(Namakamu) memasangkan earphone pada telinganya, lalu berjalan keluar kelas dengan menenteng novelnya.

Duk!

kepala (namakamu) membentur dada seseorang, (namakamu) mendongak matanya bertemu dengan mata iqbaal yang sendu.

"Hai iqbaal" sapa (namakamu) nyengir, iqbaal hanya tersenyum simpul. Ia tau (namakamu) sedang menutupi kesedihannya.

"Ikut yuk?" Ajak iqbaal

"Kemana?"

"Nonton, pulang sekolah jam 3"

"Oke!" Ucap (namakamu) nyengir lalu berlalu pergi lawan arah dengann iqbaal. Iqbaal memandang punggung (namakamu) semakin menjauh, ia tau (namakamu) sedang tidak baik baik saja.

*

Disini lah (namakamu), taman sekolah. Ini tempat favoritenya dengan iqbaal yang berada di sekolah. Ia senang menghabiskan waktunya dengan iqbaal hanya untuk bercanda, menyanyi, bermain gitar, atau apapun itu. Ia senang jika bersama, iqbaal.

(Namakamu) memejamkan matanya, pikiran itu membebani (namakamu).
Ia membuka kotak obatnya, lalu meminum dan bersandar pada pohon rindang.

Beberapa menit ia mulai masuk kedalam novelnya, sampai sesuatu mengganggu pendengarannya. Itu suara, iqbaal.

This Feeling.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang