next part (1)

1.8K 55 0
                                    

Harry POV

“ Ku rasa sebaiknya kita bercerai saja !”, ucapnya sambil menunduk.

            Ini bagaikan tersambar petir disiang bolong, ada apa sampai Aline meminta bercerai.

“ Ku rasa percuma saja jika pernikahan ini diteruskan Harry, kita berdua tidak akan pernah bahagia !”, ucapnya.

            Darisini dapat kulihat air matanya mulai menetes, apa yang membuatnya berpikir seperti ini ?

“ Aku tahu kau menikahiku hanya karna kau kasihan padaku, kau tidak benar – benar mencintaiku, jadi mungkin itu jalan yang terbaik bagi kita ”, katanya sembari mengucap air matanya.

            Hatiku merasa sesak, aku berdiri lalu duduk disampingnya sambil menggenggam tangannya erat.

“ Maafkan aku jika aku tidak menjadi suami yang baik selama empat bulan, maafkan aku Aline !”, ucapku lalu mengecup tangannya.

“ Kau tidak perlu minta maaf, akulah yang salah aku terlalu memikirkan diriku sendiri dan membuatmu menikahiku, aku sungguh minta maaf Harry !”, tutunya, air matanya semakin deras turun.

“ Kau kenapa Aline, kenapa kau tiba – tiba seperti ini ?”, tanyaku bingung.

            Aline hanya terdiam lalu kulihat dia mulai kehilangan keseimbangannya dan dia pingsan. Aline apa yang terjadi padamu ? Aku langsung menggendongnya kedalam kamar dan menidurkannya. Aku sangat khawatir dengan keadaannya, ini semua salahku. Aku tidak pernah mengajaknya bicara, aku hanya bicara saat benar – benar butuh, aku hanya takut dia membenciku. Aku tidak pernah menyentuhnya setelah kejadian itu karena aku takut dia belum siap dan semakin membenciku. Kau memang benar – benar bodoh Harry !. Aku terus berpikir apa yang harus aku lalukan besok untuk mencegahnya memintai bercerai dariku.

Aline POV

            Saat aku bangun dapat kurasakan Harry memelukku dari belakang, dia memang sering seperti ini. Kupindahkan tangannya lalu aku mandi dan keluar kamar. Aku membuatkan pancake untuk sarapannya. Tak lupa aku juga membuat pancake untuk Niall, Liam, Louis, dan Zayn, setelah membungkusnya dengan rapi aku pergi menuju apartement yang bisa dibilang basecamp mereka yang terletak tidak jauh dari apartement kami. Kami memang sengaja menyewa apartement yang dekat dengan basecamp 1D agar tidak banyak fans yang curiga. 

“ Hai Aline !”, sapa Liam saat membukakan pintu.

“ Hai Liam, ini aku bawakan pancake untuk kalian !”, kataku.

“ Apa ada yang mengatakan pancake diluar sana !”, teriak Niall dari dalam. Niall memang selalu semangat jika mendengar kata makanan.

“ Masuklah Aline !”, kata Liam dengan nada dewasanya.

“ Tidak usah aku hanya mampir untuk memberikan panceke, lagipula aku sedang buru – buru, mungkin lain kali !”, kataku dan memasang sebuah senyuman diwajahku.

“ Kau mau kemana pagi – pagi ini, mana Harry apa dia tidak mengantarmu ?”, tanya Liam.

“ Aku hanya pergi sebentar dan tidak terlalu jauh dan aku tidak tega membangunkan Harry, he look so tired, so see you Liam !”, ucapku lalu aku berjalan keluar.

“ See you Aline, thank for the pancake !”.

Harry POV

            Saat kubuka mataku pagi ini, Aline sudah tidak ada disampingku. Aku kebingungan setengah mati, setelah aku mandi aku menuju dapur dan aku tidak menemukan Aline. Aku langsung keluar dan menuju apartement the boys, biasanya Aline selalu berbagi makanan pada mereka.

They Dont Know About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang