next part (8)

1.4K 41 4
                                    

Harry POV

            Hari ini adalah hari yang paling aku dan the boys tunggu – tunggu. Hari ini kami ada day off. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Aline, Nathan , dan calon anak kami. Dari kejauhan dapat aku lihat Aline dan Nathan sedang berdiri menungguku bersama Eleanor, Perrie dan Danielle.

“ Daddy..........!”, teriak Nathan lalu berlari.

            Aku memeluk Nathan dan menggendongnya. Aline menyambutku dengan senyumannya yang sangat indah dan sebuah pelukkan hangat yang selalu aku rindukan.

“ Ah seandainya aku punya pasangan !”, kata Niall dengan wajah sedihnya.

“ Poor you Niall, sini aku peluk !”, kata Aline.

“ Kau tidak takut Harry marah, nanti kau dikunci didalam kamar seharian lagi bersamanya !”, kata Niall masih dengan wajah tanpa dosanya.

“ Hahahaha Niall kau sangat lucu, kalau Harry berani melakukannya lagi aku akan meluruskan rambutnya !”, kata Aline.

“ Tidak mungkin, kau bahkan tidak punya pelurus rambut babe !”, kataku pada Aline.

            Aline lalu berjalan dan memeluk Niall. Wajah Niall lalu berubah menjadi sumringah. Niall memang selalu diperhatikan oleh banyak orang dan banyak orang yang mengira kalau Niall adalah personil paling muda, padahal akulah yang paling muda disini.

“ Terima kasih Aline, kau memang sahabat yang paling baik !”, kata Niall.

“ Sama – sama Niall, aku ingin minta tolong padamu boleh ?”, tanya Aline dengan manis.

            Hal ini membuatku penasaran dan sedikit cemburu. Kenapa Aline meminta bantuan pada Niall, kenapa bukan padaku, akukan suaminya.

“ Ofcourse Aline, aku akan membantumu !”, jawab Niall.

            Aline lalu membisikkan sesutu ditelinga Niall. Niall lalu tertawa dengan keras. Aline lalu memukul lengan Niall.

“ Baiklah, itu hal yang sangat mudah Aline !”, kata Niall sambil menahan tawa.

“ Oke thanks Niall, aku pulang ya, ayo pulang Harry !”, kata Aline dengan wajah yang sangat bahagia.

            Aline lalu menggandeng tanganku. Saat di mobil Aline menyandarkan kepalanya dipundakku, tangan kami saling bertautan, tanganku yang satunya memainkan rambut Aline yang sangat lembut dan wangi. Kalau kalian bertanya dimana Nathan jawabannya adalah dia sudah tidur kursi khusus.

“ Kau tadi minta bantuan apa pada Niall ?”, tanyaku pada Aline.

“ Kalau aku tidak mau memberitahumu memangnya kau mau apa ?”, kata Aline sambil menatap wajahku.

“ Aku akan melakukan ini !”, kataku lalu kucium bibirnya yang sangat manis dan lembut. Aline lalu mencubit perutku.

“ Awwwhhh, sakit babe !”, kataku sambil memegangi perutku.

“ Biarin siapa suruh kau tidak sopan !”, katanya sambil mengerucutkan bibirnya dan membuatku semakin ingin melumatnya.

“ Memangnya kenapa kau kan isteriku, tidak sopan dimananya ?”, tanyaku dengan wajah tanpa dosaku.

“ Uhh..,terserah kau saja !”, kata Aline lalu kembali menyandarkan kepalanya dibahuku.

“ Ayolah babe ceritakan padaku, kau tadi minta bantuan apa pada Niall ?”, rengekku.

“ Kau nanti akan tahu sendiri saat melihat twittermu !”, kata Aline.

“ Tapi...”,kata – kataku mengantung.

They Dont Know About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang