Aline POV
Aku bangun karena Harry membangunkanku dan mengatakan ada yang ingin bertemu denganku. Aku lalu cuci muka, menyikat gigi, dan menggunakan pakaian yang sopan.
“ Saya Aline ada apa ya ?”, tanyaku dengan sopan.
“ Jadi begini saya adalah utusan dari Zoey Group, kami hendak merekrut anda untuk menjadi salah satu designer kami ”, tutur laki- laki yang ada dihadapanku sekarang.
Aku memandang Harry sekilas.
“ Maaf tapi anda tahu darimana tentang saya ?”, tanyaku sedikit curiga.
“ Anda tentu mengenal Tuan Jacob ?”, tanyanya balik, ada apa dengan Jacob.
“ Ya, saya dulu …, hmm saya temannya ”, aku hanya ingin menjaga perasaan Harry dengan tidak mengungkit-ungkit tentang Jacob didepannya.
“ Tuan Jacob adalah salah satu pemilik saham di Zoey Group dan beliau merekomendasikan anda untuk menjadi designer baru di Zoey Group karena kami sedang ingin menggebrak pasaran dengan ide – ide anda yang tentunya fresh ”, jelas laki- laki itu lagi.
“ Boleh saya lihat proposalnya ?”, Tanya Harry.
“ Ini silahkan !”, aku lalu mendekat pada Harry dan ikut membaca isi proposalnya.
“ Kalau kau tertarik aku tidak apa – apa, aku tidak akan melarang apa yang menjadi cita – citamu ”, kata Harry saat selesai membaca proposal.
“ Tapi Harry ini ada hubungannya dengan Jacob, apa tidak apa ?”, tanyaku sedikit takut.
“ Aku percaya padamu, sekarang terserah denganmu yang penting aku sudah mengizinkanmu ”, kata Harry dengan lembut.
“ Bagaimana Nyonya Aline ?”, Tanya laki – laki ini sekali lagi.
“ Hmmm…, saya akan memutuskannya besok, saya akan mempelajari proposal da nisi kontrak ini dulu bagaimana ?”, tanyaku, jujur aku masih ragu.
“ Baiklah kalau begitu, jika anda tertarik silahkan datang ke kantor kami saja besok, ini kartu nama saya, terima kasih, maaf mengganggu pagi anda !”, kata Laki – laki ini dan dia lalu pamit pergi.
“ Harry ”, panggilku saat Harry hendak naik ke atas tangga.
“ Ada apa babe ?”, tanyanya lalu menghampiriku.
“ Apa kau benar – benar mengizinkanku Harry ?”, tanyaku.
“ Tentu saja, aku tahu kau selama ini menahan dirimu untuk tidak bekerja lagi dan kurasa ini sudah saatnya, aku terkadang merasa bersalah saat meninggalkanmu sendiri dirumah ”, jawab Harry.
“ Terima kasih Harry ”, kataku lalu memeluknya erat.
“ Hari ini Louis, Zayn dan Liam akan pindah kau tidak lupakan ?”, Tanya Harry saat melepas pelukanku.
“ Tentu tidak, maka dari itu ayo bantu aku membuat cupcakes untuk ketiga tetangga baru tercinta kita !”, ucapku semangat.
“ Okay honey !”, kata Harry tak kalah semangat.
Kami lalu membuat cupcakes dengan berbagai toping. Aku sangat suka saat – saat bersama dengan Harry seperti ini. Aku tidak ingin kehilangannya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku sangat mencintaimu Harry.
“ Aline, earth to honey !”, kata Harry sambil mengibas – ngibaskan tangannya didepan mukaku.
“ Apa cupcakesnya sudah matang ?”, tanyaku asal.