Next Part 28

783 47 6
                                    

Zoya POV

“ Mrs. Zoela ini berkas kasus meninggalnya penculik yang menculik anda beberapa tahun silam ”, kata Richard.

“ Data ini sesuai dengan data yang ada di kepolisian ”, tambah Daniel.

            Aku membaca dengan seksama. Dapat ditarik kesimpulan bahwa polisi tidak menemukan jejak pembunuh dan semua bukti mengarah kalau penculik itu bunuh diri.

“ Kau sudah puas Zoya ?”, Tanya Daniel.

“ Polisi tidak mengizinkan anda datang kesana karena anda tidak memiliki sangkut paut dengan kasus ini ”, jelas Richard.

“ Baiklah terima kasih atas bantuannya Richard ”, ucapku datar.

“ Zoya bisa kita bicara sekarang ?”, Tanya Daniel setelah Richard pulang.

“ Kau mau bicara apa Dani ?”, tanyaku.

“ Apa kau masih marah denganku ?”, Tanya Daniel dengan wajah memelasnya.

“ Aku sudah memaafkanmu Dani ”, kataku lembut.

“ Lalu kenapa kau tidak tidur denganku lagi seperti dulu ?”, tanyanya lagi.

“ Entahlah Dani, aku masih merasa kalau ada bagian dari ingatanku yang hilang, aku hanya ingin sendiri untuk saat ini ”, kataku.

            Wajah Daniel mulai menunjukkan wajah tidak suka. Sorot matanya berapi – api. Apa Daniel sebegitu marahnya karena aku memilih tidur sendiri ?

“ Apa kau mulai suka dengan Harry ?”, Tanya Daniel dengan tegas. Aku tidak menjawab karena sejujurnya aku bingung dengan perasaanku sekarang.

“ Jawab Zoya kenapa kau diam saja ?”, teriak Daniel.

“ Aku tidak tahu Dani, demi tuhan, kenapa kau menjadi seperti ini ?”, air mataku mulai turun karena ketakutan akan sikap Daniel.

“ Kau yang kenapa, kau berubah Zoya !”, kata Daniel sambil mencengkram kedua bahuku.

“ Aku ingin kembali menjadi Aline, aku merasa ada yang salah dengan semua ini Dani !”. balasku.

“ Salah.., salah katamu. Kau yang menyetujui semua ini, apa kau lupa bahwa kau dulu memohon kepadaku untuk tidak meninggalkanmu karena kau hanya membutuhkanku ?”, teriak Daniel.

“ Kau tidak ingat siapa yang menemanimu di saat waktu sulit mu, kalau tidak ada aku mungkin kau sudah mati waktu itu !”, kata Daniel dengan kasar.

“ Sekarang apa balasanmu, kau mau kembali menjadi Aline, dasar gadis tidak tahu di untung !”, kata Daniel lalu menamparku dengan sangat keras.

“ Aku tidak tahu setan apa yang merasukimu Dani, aku sangat kecewa padamu ”, dengan sekuat tenaga aku mencoba lepas dari cengkraman Daniel dan aku berhasil.

            Aku lalu berlari keluar rumah, untung sampai di depan rumah ada taxi yang lewat dan aku langsung masuk kedalamnya.

“ Kita mau kemana Nona ?”, Tanya sang supir taxi.

“ Kita ke alamat ini saja ”, kataku sambil memberikan selembar kertas.

            Aku lalu megeluarkan iPhoneku dari dalam tasku. Untung saja tadi tasku berada didekatku apa jadinya aku tanpa dompet dan iPhoneku. Aku lalu menelphone Eleanor, hanya Eleanor orang yang paling dekat denganku saat ini.

“ Maaf Elle aku mengganggumu malam – malam begini ”.

“ Tidak apa, memangnya ada apa, kau baik – baik saja kan ?”.

They Dont Know About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang