Bagian 2

18.1K 1.5K 7
                                    

Pukul 1 pagi.

Besok sekolah, namun tak menyurutkan kemungkinan untuk Ali dan Prilly saling berkomunikasi.

"Gue ngantuk," kata Ali tiba-tiba.

"Kamu tidur aja. Besok kan hari kedua kita masuk, besok masih bisa Skype, kok."

"Nyanyiin," pinta Ali dengan manja. Ia menatap Prilly dengan puppy-facenya, membuat Prilly mendecak kesal karena Ali mengeluarkan jurus andalannya jika sedang meminta sesuatu.

"Lo cantik deh kalo jam segini, lampu kamar dimatiin, cuma ada lampu-lampu yang biasa buat natal gitu, sama lampu belajar. Jadi cantik," kata Ali sambil tersenyum.

Prilly tersenyum, lalu mulai bernyanyi dengan suara yang halus.

Won't you stay 'till the A.M?
All my favorite conversations always made in the A.M

Feels like this could be forever tonight
Break these clocks forget about time
There could be world war three
Going on outside

You and me were raised in the same part of town
Got these scars on the same ground
Remember how we used to kick around
Just wasting time

Won't you stay 'till the A.M?
All my favorite conversations always made in the A.M
'Cause we don't know what we're saying
We're just swimming around in our glasses
And talking out of our asses
Like we're all gonna make it

Prilly menyudahi nyanyiannya. Dilihatnya Ali yang meletakkan laptopnya di meja sebelah kasurnya sudah terlelap. Prilly tersenyum.

Prilly mengambil Mac-nya lalu meletakkannya di meja kecil yang terletak pas di sebelah kasurnya. Ia merebahkan badannya, sedekat-dekatnya dengan Mac-nya.

"Good night, Ali," bisik Prilly pelan sebelum menutup kedua matanya tanpa mematikan sambungan video-call terlebih dahulu.

⚫⚫⚫

Prilly terbangun karena suara alarm. Prilly mengernyitkan dahinya, ia tidak menyetel alarm kemarin malam. Alarm siapa itu?

"Berisik! Gue masih mau tidur!"

Prilly menoleh ke arah meja di dekat kasurnya. Mac-nya masih berada di posisi yang sama, dengan Ali yang tidurnya tidak beraturan.

Prilly terkekeh. Ia meletakkan Mac-nya di kasur, lalu ia tidur tengkurap menatap layar Mac-nya.

"Pagi, Ali," sapa Prilly pada Ali yang masih belum sadar. Prilly tersenyum kecil, lalu berlalu ke kamar mandi untuk mandi karena jam menunjukkan pukul 5.45.

Sementara Ali, ia masih terlelap karena ia masuk pukul 7.30. Berbeda dengan Prilly yang masuk pukul 6.45.

"Ali, bangun!" seru Prilly karena jarum panjang sudah hampir tepat di angka 3.

Ali menggeliat, ia bangun dan mengusap kedua matanya.

"Pagi," kata Ali dengan suara khas bangun tidur miliknya.

"Aku tadinya pengen marah sama kamu gara-gara gak bangun-bangun. Tapi gajadi abis suara kamu sexy sexy gimana gitu kalo baru bangun tidur," kata Prilly dengan polosnya.

"Tadi gue udah bangun jam 5, terus tidur lagi. Itu juga bangun cuma mau ngirim sesuatu ke rumah lo. Cek gih, gue taro di depan pintu kamar. Gue tau, lo belom keluar kamar, kan?"

Prilly mengangguk, "aku ke depan kamar, ah."

Prilly langsung keluar kamar.

"AAAAAAAAAAA!!" Prilly berteriak girang karena menemukan sebuket bunga baby's breath dan sepucuk surat.

Prilly membawanya dan langsung memasuki kamar dengan cepat. Ia langsung duduk di kasur dan menatap wajah Ali dalam-dalam.

Ia mencium Ali. Koreksi, ia mencium layar Mac-nya.

"Aku gak tau tiga tahun lalu mimpi apa sampe bisa ditembak sama cowo tengil tapi ganteng dan romantis kayak kamu," kata Prilly seraya tersenyum.

"Baca suratnya dong. Dijamin lo teriaknya lebih keras dari kayak tadi," kata Ali sambil menaikkan kedua alisnya seraya menggoda.

Prilly menggigit bibir bawahnya sambil membuka surat yang Ali berikan.

Pril...

Tunggu, gue lupa mau ngomong apaan.

Ok, gue udh inget lagi.

Jadi, tebak tebak tebak!!

Ga bisa nebak kan lo?

Iya lah.

Nanti sore gue jemput jam 3 di rumah lo. Jangan banyak nanya. Udah harus siap.

3 lewat 1 menit lo gak nongol, kita putus.

Dari orang yang mungkin paling lo sayangi, Ali.

Prilly berteriak kegirangan lagi, lebih keras dari sebelumnya membuat Ali harus mengubur dirinya di bawah dua bantal dan sebuah selimut.

"Makasih, makasih, makasih, makasih!" seru Prilly sambil mengecup layar Mac-nya beberapa kali.

Ali terkekeh geli.

"Lo gak sekolah?" tanya Ali.

"Males, ah. Mau izin aja," kata Prilly enteng.

"Udah kelas dua belas juga! Sekolah sana sekolah!" seru Ali.

"Ish, kamu mah galak. Yaudah aku matiin ya?" izin Prilly.

"Cium dulu," kata Ali seraya memajukan bibirnya.

Pipi Prilly merona, ia dengan cepat mengecup layar Mac-nya tepat di gambar bibir Ali, lalu memutuskan sambungan video-call mereka.

《《》》《《》

Di multimedia ada buket bunga baby's breath yang dikirimin Ali.

Bunganya lucu, aku pengen :(


B S RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang