Bagian 13

9.1K 885 2
                                    

Ali dan Prilly memutuskan untuk pergi ke Mall, untuk menghabiskan waktu berdua sebelum Ali pergi.

Tanpa disepakati, mereka berdua mengenakan baju yang sama. Prilly dengan legging hitam, kaus putih polos, topi berwarna putih, jaket hitam yang diikat dipinggangnya, dan juga sneakers hitam.

Sementara Ali, ia mengenakan kaus putih dengan huruf "A" di bagian dada kiri kaus itu. Ia mengenakan celana jeans hitam, dan mengenakan sneakers putih.

"Wow," ucap keduanya bersamaan ketika bertemu di depan kamar Prilly, lalu tertawa.

"Kita emang kompak! Jangan-jangan... kita jodoh!" seru Prilly, lalu tertawa lagi.

Gak mungkin, batin Ali.

Namun bibirnya berkata, "iya, ya. Bisa jadi." Setelah tertawa bersama Prilly.

Mereka pergi ke Mall menggunakan mobil Ali. Ali juga meletakkan barang-barang bawaannya ke mobil agar sore nanti bisa langsung pulang setelah mengantar Prilly ke rumahnya.

"Li," panggil Prilly setelah hening beberapa menit.

"Ya?" ucap Ali lembut, matanya fokus pada jalanan di depannya.

"Kalo kita gak jodoh, kamu bakal nikahin siapa?"

Pertanyaan Prilly benar-benar menusuk hati Ali.

"Hm.... Gak tau."

"Ih, kok gak tau!? Kalo kita gak jodoh, aku kayaknya lebih milih buat jadi perawan tua. Haha."

Ali mau tak mau tertawa mendengar kata yang sangat jarang digunakan Prilly.

"Kenapa gitu? Kalo kita gak jodoh kan berarti gue bukan cowo yang baik buat lo, berarti lo udah disiapin cowo yang lebih baik dari gue. Lo harus mau."

"Aku maunya kamu," ucap Prilly pelan. "Kita udah mau kuliah, gak salah dong, nikah muda?"

"Ngomong-ngomong soal kuliah, lo mau kuliah dimana?" tanya Ali, mengalihkan pembicaraan.

Percakapan terus mengalir, tanpa kembali mengungkit tentang jodoh-atau-tidak.

Mereka sudah sampai di suatu Mall kesukaan Prilly. Setelah memarkirkan mobil dan mengecek tak ada barang penting yang tertinggal, mereka beriringan pergi ke food court, mencari makanan.

"Aku mau kebab, kamu mau apa? Biar aku yang pesenin, kamu cari tempat aja," ucap Prilly.

"Samain aja," balas Ali. "Nanti cari gue, ya. Harus ketemu. Kalo gak ketemu nanti gue kangen. Hahaha."

Prilly merona malu, lalu berpisah dengan Ali. Ali mencari tempat yang tidak terlalu jauh dengan tempat makanan yang akan mereka makan.

Setelah menunggu lumayan lama, Prilly kembali dengan sebuah nampan, dua botol air mineral, dan dua kebab.

"Kebab gapapa, kan? Nanti kita nonton, makan lagi, jadi gak begitu kenyang," kata Prilly.

"Ya, walaupun gue laper setengah mampus dan cuma makan kebab, asal makannya sama lo gue langsung kenyang, kok," gombal Ali, lalu tertawa renyah.

Ali meletakkan ponselnya di kantung celana, lalu menyambar makanan miliknya. Baru saja ia akan menyuapkan makanan tersebut ke dalam mulut, Prilly menahannya.

"Heh! Doa dulu," seru Prilly, memukul lengan Ali.

"Iya, iya. Bawel," ucap Ali, dan berdoa tanpa meletakkan makanannya ke meja. Mereka pun makan dengan diselingi adegan suap-menyuap dan juga canda tawa.

Selesai makan, mereka langsung pergi membeli tiket di bioskop yang tak jauh dari food court. Mereka akan menonton salah satu film lokal.

"Bangga film Indonesia, Li! Kalo kamu mau nonton film itu besok-besok aja!" seru Prilly saat mereka berdua tak sependapat soal film yang akan mereka tonton.

Mereka memilih jam yang terdekat dari jam mereka membeli tiket, dan jaraknya hanya 30 menit lagi. Maka mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi sebuah phooto box untuk berfoto.

Mereka mengambil 8 gambar, gaya pertama mereka tersenyum. Prilly melepas topinya.

Gaya kedua tetap tersenyum namun Ali merangkul pundak Prilly. Gaya ketiga Ali memajukan bibirnya dan mencubit pipi Prilly, Prilly berpose seperti orang kesakitan. Gaya keempat mereka mengeluarkan lidah mereka dan saling berhadapan, seolah mengejek satu sama lain.

Gaya kelima mereka bergandengan tangan dan Ali mengempelkan pipi kanannya ke kepala Prilly. Gaya keenam Ali mengenakan sebuah properti, rambut warna-warni seperti badut, lalu melakukan wajah konyol dan Prilly tertawa. Untung fotonya tidak terlihat goyang. Gaya ketujuh Ali berpose seolah ia memakaikan rambut palsu tersebut ke Prilly. Mereka berhadapan, tangan Ali memegang rambut palsu tersebut yang berada di kepala Prilly. Prilly cemberut.

Gaya terakhir, Ali merangkul bahu Prilly dari belakang dan mencium pipi kiri Prilly. Prilly tersenyum.

Setelah mencetak foto tersebut dan membayar, mereka pergi kembali ke bioskop. Dan setelah membeli makanan dan minuman, mereka pergi ke dalam teater.

Selama film diputar, mereka tidak banyak bicara. Hanya sesekali berdebat tentang makanan. Lalu setelah film selesai, Ali merangkul Prilly dan mengajaknya pulang karena waktu sudah hampir pukul 3 sore.

Sesampainya di dalam mobil dan memakai seat-belt, lagu kesukaan Prilly diputar di radio.

"Li, Li! Ini lagu kesukaan aku!" seru Prilly bahagia.

"Coffee has gone cold, it's like time froze
There you go wishing, floating down our wishing well
It's like I'm always causing problems, causing hell
I didn't mean to put you through this, I can tell
We're gonna sweep this under the carpet

"I hope that I can turn back the time
To make it all alright, all alright for us
I'll promise to build a new world for us two
With you in the middle!" nyanyi Prilly dengan semangat. Prilly bahkan berjoget heboh di tempat duduknya.

Entah kenapa, lagu favorit Prilly banyak yang diputar di radio. Berkali-kali Prilly bernyanyi dengan semangat, bahkan bergerak lincah.

Tanpa terasa, mereka sudah tiba di rumah Prilly. Ali dan Prilly turun. Setelah Prilly tiba di ruang tamu rumahnya, barulan Ali akan pergi.

"Udah, ya, gue balik."

"Kan aku masih kangeen," rengeknya.

"Kan besok-besok kita bisa ketemu lagi," ucap Ali pelan, ia mengusap kepala Prilly. Prilly menahan kedua kaki Ali. Seperti anak kecil.

"Ih, aku masih kangen," rengek Prilly lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih, aku masih kangen," rengek Prilly lagi. "Besok ke sini, ya, ya, ya?"

"Kalo bisa," kata Ali, lalu terkekeh pelan melihat wajah kecewa Prilly.

"Besok, kan, Minggu! Pasti bisa! CFD-an bareng, kita! Ya, ya?" pinta Prilly, tetap memaksa.

"Oke," kata Ali. "Gue jemput lo pagi-pagi, jam 6. Telat semenit gue gak bakal komunikasi sama lo seminggu."

"Ish, ngancem mulu! Iya, iya!"

Ali tertawa, lalu memeluk Prilly yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Gue saaaaaayang sama lo," ucap Ali.

"Aku tau. Aku juga saaaaayang banget sama kamu," ucap Prilly, membalas pelukan Ali dengan erat.

"Gue balik, ya? Dadah."

Prilly mengangguk, mengantar Ali sampai pintu utama rumahnya.

"Daah!" seru Prilly, melambaikan tangannya yang dibalas dengan hal yang sama oleh Ali.

Ia menunggu Ali sampai pergi, lalu pergi ke atas, ke kamarnya.

B S RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang