Prilly pulang sekolah pukul 1 siang, ia segera mengendarai mobil pemberian papanya saat ia berulang tahun ke-17 pada bulan Oktober lalu.
Prilly mengendarai mobilnya dengan cepat, ingin cepat sampai di rumah dan bersiap-siap untuk bertemu pangerannya pukul 3 nanti.
"Ann! Anna!" seru Prilly, memanggil pembantunya yang berumur 18 tahun.
"Apaan, Prill? Gue lagi maskeran, tau," kata Anna sambil menggerutu karena maskernya menjadi pecah.
"Hehe," Prilly terkekeh. "Bantuin gue milih baju yang cocok buat pergi sama Ali jam 3! Gue gak tau kemana perginya! Bantuin guee," rengek Prilly.
Anna menghela nafas. Ia selalu menjadi 'tukang salon' Prilly setiap perempuan itu akan pergi dengan Ali.
"Lo tunggu di kamar, gue mau bersihin muka dari masker ini dulu," kata Anna sambil berlenggang pergi.
Prilly menaiki tangga menuju kamarnya. Ia melepas bajunya, menyisakannya hanya dengan tank top hitam dan roknya. Ia membentuk bintang besar dengan badannya di kasur, lalu memejamkan matanyam
"Prill! Gue masuk ya!" seru Anna dari luar, membuat Prilly membuka matanya dan menggerutu.
"Iya!" balas Prilly tak kalah berseru.
Anna masuk. Ia menenteng alat make upnya dan meletakkannya di lantai, di sebelah meja.
"Sekarang, langkah pertama! Bersih-bersih!" kata Anna.
Prilly duduk di kasurnya, "bersih-bersih?"
"Mandi," perjelas Anna. "Lo kucel. Lo bau. Lo abis sekolah. Lo mandi. Lo bersih. Lo cantik. Ali suka. Beres, kan? Sekarang, mandi! Gue mau bobo cantik selama lo mandi."
"Gue gak keramas, paling sepuluh menit juga jadi. Mana enak tidur sepuluh menit," kata Prilly lalu mulai berlalu.
Sepuluh menit kemudian, Prilly -mengenakan kimono handuknya- berdiri dan berkacak pinggang di lemari.
"Prill," panggil Anna. "Lo udah pake celana dalem kan?" kata Anna.
"Gak ada pertanyaan yang lebih bermutu, apa? Ya udah, lah," kata Prilly kesal. Ia mengacak-acak isi lemarinya, memilah-milah.
"Peraturan pertama, jangan pake kaos," kata Anna saat Prilly ingin mengeluarkan kaos kebanggaannya.
"Tapi kaos yang mau gue ambil ini kaos teradem sepanjang masa," kata Prilly.
"Mau sepanas, sedingin apapun, kalo lo berdua sama Ali juga adem mulu bawaannya. Ngaku aja deh. Kan?" goda Anna.
Tawa Anna berderai ketika kedua pipi Prilly memerah.
"Bisa aja lo," kata Prilly malu-malu.
"Peraturan kedua, jangan pake hot pants," kata Anna.
Prilly tertawa, "gue gak punya hot pants, Anna sayang."
"Peraturan ketiga, cari baju yang pas buat kemana pun. Secara lo gatau diajak kemana," kata Anna lalu berdiri di sebelah Prilly, membantunya memilih baju.
Tangan Anna terulur untuk mengambil dress bermodel kemeja yang kasual, berwarna biru jins. Ia menatap Prilly dan baju itu bergantian, "cocok juga."
Prilly membelalakkan matanya. "Lo gila? Ini pendek! Cuma sampe tiga jari di atas lutut gue. Lo mau gue diperkosa Ali!?"
"Percaya sama gue, this looks good. Lo cocok pake ini. Jangan lupa pake celana pendek yang biasa lo pake ke sekolah," kata Anna.
Prilly membawa baju itu ke kamar mandi dan memakainya. Ia berdiri di depan cermin, menatap bayangan dirinya.
Ia lalu keluar dengan percaya diri.
"Tuh, kan. Cantik. Sekarang, lo duduk di bangku ini," kata Anna, menunjuk bangku di hadapannya.
Prilly menurutinya.
Anna mengulurkan tangannya untuk melepas ikatan di rambut Prilly, membiarkan rambut bagus Prilly terurai.
Anna memperhatikan Prilly, "lo udah cantik. Udah putih. Pake make up tipis aja, ya."
Anna mulai mengambil bedak make upnya lalu memolesnya tipis di wajah Prilly. Ia memberikan sedikit blush on di pipi Prilly. Ia memakaikan maskara di bulu mata Prilly.
"Segitu aja. Lo mau pake lipstick atau lipgloss atau lipbutter atau lip-"
"Lipbalm," jawab Prilly.
Anna mengangguk dan menyerahkan lip balm kepada Prilly, "pake sendiri, gue mau ngurus rambut lo."
Anna mengambil catok rambut miliknya lalu mulai membentuk ikalan-ikalan cantik di ujung rambut Prilly.
"Sempurna," kata Anna ketika Prilly selesai.
"Udah?" tanya Prilly yang dijawab dengan anggukan kepala Prilly.
Prilly berdiri, lalu berjalan menuju kaca besar di lemarinya. Ia berdiri di sana, memutar-mutar di depannya.
"Makasih, Ann! Lo emang paling bisa diandelin soal dandan-me-dandan!" kata Prilly girang. Ia memberi Anna sebuah pelukan singkat sebagai tanda terima kasih.
"Sekarang jam berapa?" tanya Prilly.
Anna melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Tiga kurang... Li- Tiga menit," kata Anna.
Prilly langsung menyambar tas dan mengisinya dengan pakaian dalam dan baju dan celananya, menenteng ponselnya, lalu berlari ke lantai bawah, menuju ruang sepatu di rumahnya.
Ia menyambar alas kaki kesukaannya yang tampak lucu, berwarna krem agak kecoklatan.
Ia mendengar bunyi klakson mobil dari luar, "Ali."
Prilly berlari secepat mungkin ke luar, naik ke mobil Ali, mencium pipi Ali lalu berkata, "ngobrolnya nanti dulu, aku belom pake sepatu."
Ali hanya bisa bergumam pelan lalu menjalankan mobilnya.
《《》》《《》》
Di mulmed ada baju, sepatu, sama tas yang dipake Prilly. Yang lainnya abaikan aja.
Votes & comments? <3
KAMU SEDANG MEMBACA
B S R
FanfictionSatu sekolah, pacaran, lulus, beda sekolah. Gimana, tuh? Untungnya, mereka saling percaya. Tapi kalau begitu, konfliknya apa?