Prilly baru saja mengganti pakaiannya ketika seseorang mengetuk pintunya. Prilly yang baru saja ingin merebahkan dirinya di kasur langsung menggerutu.
"Eh, Papa. Mama. Kenapa? Kangen, ya, sama Prilly?" tanya Prilly ketika melihat kedua orangtuanya berdiri di depan pintu.
"Ye! Mana ada sejarahnya Mama kangen sama kamu! Mimpi buruk apa Mama semalem Mama kangen sama kamu?"
"Papa sama Mama mau ngomong. Di kamar kamu aja, ya, tapi?" kata Rizal akhirnya dengan pelan. Prilly mengangguk, lalu membiarkan kedua orangtuanya masuk dan duduk di kasur, Prilly di tengah-tengah mereka.
"Mau ngomong apa?" tanya Prilly.
Prilly dan kedua orangtua-nya cukup dekat. Namun Prilly tau, saat ini pasti akan ada sesuatu yang tidak beres, karena jarang sekali kedua orangtuanya ingin berbicara dengannya hanya 6 mata.
"Kamu... Em... Kamu...." ucap Rizal. Rizal melirik Ully kebingungan, meminya bantuan.
Ullu menghela nafas.
"Kamu dijodohin," ucap Ully akhirnya.
"Hah?" tanya Prilly, belum mengerti.
"Iya. Kamu dijodohin. Tuh, sama Papa kamu," kata Ully kesal. Ia sudah berkali-kali bilang pada Rizal, jangan menjodohkan anak mereka.
"Dijodohin!?" seru Prilly kencang. Prilly menatap tajam Papa-nya, Rizal, yang tersenyum maklum padanya.
"Mau Papa, tuh, apaan, sih!? Prilly gak ngerti lagi! Cukup waktu itu Papa larang Prilly sama Ali, sekarang Prilly dijodohin? Ha! How cool! Prilly mendingan ngejauhin Ali daripada dijodohin kaya gini, tau, gak!?" seru Prilly kesal.
"Tapi, Prill. Ini, tuh, demi kebaikan kam-"
"Demi kebaikan aku atau kebaikan Papa!? Please, Pa. Hidup Prilly tuh bukan di cerita Wattpad, di novel, atau di film! Gak perlu dijodohin! Prilly bisa cari pendamping hidup Prilly sendiri! Bahkan Prilly udah nemu orangnya!" teriak Prilly. Prilly tau itu sama sekali tidak sopan, tapi Prilly benar-benar tidak tahan. Ia kehilangan kendali.
"Prilly?" kata Ully pelan. Ia mengelus punggung putri-nya itu dengan lembut.
Prilly menarik nafas dalam, "kenapa?"
"Wattpad itu apa, ya?"
Jika saja mood Prilly sedang tidak buruk, mungkin ia akan tertawa terbahak-bahak dan menceritakannya pada Ali malam nanti saat mereka Skype. Namun tidak. Prilly hanya menghela nafas gusar, tak berniat tertawa sama sekali.
"Aplikasi buat baca gitu. Mama download aja. Terus baca cerita bikinan Prilly, ya. Jangan lupa akun Prilly difollow, cerita Prilly dikomen, sama divote. Komen-nya jangan aneh-aneh, ya," kata Prilly sedikit tidak niat.
"Kamu ini, malah promosi!" ledek Ully. "Tapi Mama jadi penasaran, download-in, dong, di HP Mama. Polow-in akun kamu juga, sekalian. Pot sama komen-in juga," kata Ully.
Prilly tertawa kecil. Seenggaknya, Mama-nya itu selalu bisa menghibur Prilly. Tidak seperti Papa-nya.
"Kalian ini! Malah ngomongin binatang peliharaan! Kamu mau, Prill, dijodohin sama anjing!?" kata Papa-nya.
"Apaan, sih? Siapa juga yang ngomongin peliharaan. Lagian, Ali kaya anjing, kok. Prilly mau-mau aja dijodohin sama Ali," kata Prilly santai.
"Kamu ini! Ngatain anak orang aja bisanya!" ucap Ully, memukul lengan Prilly pelan.
"Bentar lagi jadi anak mantu Mama," kata Prilly.
Begitulah keluarga Prilly. Mereka bertiga dekat, walaupun yang paling dekat adalah Prilly dan Ully. Mereka bertiga, Prilly terutama, gak akan bisa marah pada kedua orangtuanya. Begitu pun yang lain.
"Aamiin," kata Ully.
"Tuh, kan! Mama aja mau-nya Prilly sama Ali! Masa Papa tega jodohin Prilly sama cowo-antah-berantah yang Prilly sama sekali gak tau asal-usulnya dari sperma siapa dari sel telur siapa?" seru Prilly, mengeluarka jurus puppy-eyes-nya.
"Heh, kamu ini! Bawa-bawa sperma sama sel telur. Cewe juga kamu," kata Rizal. "Lagian, dia jelas, kok. Dari sperma sama sel telur Mama-Papanya."
"Kirain dari sperma Papa," kata Prilly.
Ully dengan spontan menjitak putri-nya itu.
"Aduh! Prilly salah apa, sih?"
"Banyak! Kalo ngomong, tuh, dijaga! Sama Papa kamu lagi ngomongnya. Kaya ngomong sama Ali aja, santai gitu."
"Iya, lah, sama Papa sendiri. Masa sama Papa-nya kucing." Prilly memutar bola matanya jengah.
Kadang, Prilly bingung, sebenarnya sifat dia, tuh, kayak apa, sih? Di depan Ali dia berbeda, di depan kedua orangtuanya berbeda, di sekolah pun berbeda.
Untungnya, pacar Prilly cuma satu. Bukan banyak kayak sifatnya.
《《》》《《》》
AKU TAU INI PENDEK TAPI GAPAPA YA!?!?!?!?
Yang puasa semangat, ya! Aku yang puasa aja semangat mikir buat lanjutin cerita, masa kalian engga?:)

KAMU SEDANG MEMBACA
B S R
FanfictionSatu sekolah, pacaran, lulus, beda sekolah. Gimana, tuh? Untungnya, mereka saling percaya. Tapi kalau begitu, konfliknya apa?