Prilly menatap langit-langit kamarnya. Sudah seminggu sejak kepindahan Ali, dan beruntung, mereka tidak pernah putus kontak. Prilly tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila mereka tidak pernah berhubungan lagi.
Dan Prilly juga merasa sangat beruntung karena Ali pindah ke Australia, bukan negara yang sangat jauh seperti Amerika.
Karena kau tau, timezone sucks.
Ali pasti sedang bekerja sekarang. Iya, Ali bekerja menjadi seorang barista. Begitu mendengar kabar itu, Prilly langsung marah-marah tidak jelas.
"Terus sekolah kamu gimana Li? Lanjut di sana?"
"Enggak. Gue gak lanjut sekolah di sini. Gue kerja, jadi barista gak jelas gitu deh."
"Ih Ali! Kan sayang! Kamu udah mau lulus juga! Tau gitu kamu mendingan selesaiin sekolah di sini dulu baru nyusul ke sana!"
Ali mengangkat kedua bahunya. "Gapapa lah, daripada gue bosen kan?"
"Terserah kamu deh."
Ali terkekeh. Ia ingin sekali mengacak-acak rambut Prilly dan mencubit pipinya gemas.
Prilly menutup matanya dan tersenyum. Ia tidak sabar akan menelfon Ali.
Sebentar lagi, Ali pasti akan menghubungi Prilly melalui Skype, Prilly yakin. Prilly sudah hafal kapan Ali berangkat, pulang, tidur, dan lainnya.
Namun tidak dengan hari ini.
Sudah lebih dari 10 menit dari jam Ali akan online Skype, tetapi belum ada tanda-tanda Ali sedang online. Prilly mengernyit dan mengambil ponselnya secepat kilat. Ia membuka aplikasi WhatsApp, dan mengirim Ali pesan.
Prilly : ayi dimana?
Prilly lalu membuka galeri ponselnya. Terdapat banyak foto Prilly dan Ali bersama, dari saat mereka pertama kali jadian (bahkan video Ali menembak Prilly pun ada. Lengkap, dari awal Prilly datang sampai Ali dan Prilly keluar bersema), saat mereka wisuda SMP, saat mereka sama-sama menjalani kegiatan MOS dan berpakaian aneh-aneh, saat pertama kali masuk SMA, saat mereka pertama kali jalan berdua, dan banyak lagi. Semuanya Prilly simpan dalam folder bernama "AP".
Tanpa Prilly rasa, ia menangis. Ia rindu hari-harinya bersama Ali. Ia rindu ditemani bergadang oleh Ali setiap malam Sabtu. Ia rindu menginap di rumah Ali. Ia rindu Ali.
Prilly mengambil bantalnya dan memeluknya erat, membayangkan bahwa itu Ali berada di dekapannya, memeluknya erat.
Seminggu semenjak Ali pergi, baru sekali Prilly sesedih ini. Membayangkan apa yang sedang Ali lakukan, sendiri atau bersama perempuan lain, dimana ia berada... Semuanya membuat Prilly merasa sedih.
....
Tryin' to figure out the timezones makin' me crazyYou said goodmorning
When it's midnight
Going out of my head
Alone in this bedI wake up
to your sunset
And it's driving me mad
I miss you so badAnd my heart, heart, heart is so jet-lagged
Heart, heart, heart is so jet-lagged
Heart, heart, heart is so jet-lagged, is so jet-laggedPrilly baru menghapus air mata yang keluar dari kedua pipinya ketika seseorang mengetuk pintu.
"Sebentar," kata Prilly dengan suara yang serak. Ia bangkit dan membereskan pakaiannya. Ia menguncir rambutnya yang berantakan, lalu pergi membuka pintu dengan mata yang sembab.
Dan pemandangan di depannya sukses membuatnya menangis lagu. Ali, berdiri di sana, dengan gitar di tangannya. Tadi, Prilly kira lagu yang melantun itu berasal dari ringtone ponselnya, ternyata dari penghuni surga di depannya ini.
Prilly suka memenggil Ali penghuni surga jika sedang iseng. Dan Ali akan menegurnya karena katanya, itu terlalu aneh untuk didengar.
"Prill? Kamu kenapa? Kamu nangis? Siapa yang nyakitin kamu? Biar saya hajar!"
Tunggu.
Sejak kapan Ali berbicara sesopan itu?
Prilly menggelengkan kepalanya dan mendongak. Ia menghapus air mata di kedua pipinya dan tersenyum yang dipaksakan ke arah Dimas.
Dimas, anak dari teman Rizal yang katanya, akan menjadi calon tunangan Prilly. Tidak ada gitar dan nyanyian.
"Gapapa. Gue masuk dulu."
Namun tiba-tiba, sebuah pertanyaan terlintas di benak Prilly.
"Eh. Tunggu. Lo kenapa bisa di sini?"
"Saya disuruh Om Rizal jemput kamu buat ke rumah saya, Om Rizal sudah tiba di rumah saya sejak setengah jam yang lalu."
"Kok gue gatau?"
"Mereka ingin mengkonfirmasi tentang perjodohan kita."
"Terus kenapa lo di sini? Seharusnya lo bantuin gue buat nolak perjodohan itu!"
"Saya sayang Ayah saya, gak mungkin saya nolak gitu aja walau sejujurnya, saya gak mau."
"Lo cowok kan!? Lo tuh harusnya kalo mau nolak, ya nolak! Jangan jadi anak manja! Sekarang ayo ke rumah lo! Gue mau batalin perjodohan gak jelas kita!"
Dan, misi dimulai.
《《》》《《》》
Halo! Sepertinya mulai sekarang, aku bakal jarang on. Aku baru masuk SMA, dan SMA aku pulang jam 3 sore. Ditambah, setiap Selasa Kamis aku ada les jam 5. Jadi kemungkinan besar, aku cuma bisa on Sabtu-Minggu.
Jadi dimohon pengertiannya.
Dan omong-omong, cerita ini dua part lagi tamat. Coba tebak, endingnya gimana? :3
KAMU SEDANG MEMBACA
B S R
FanfictionSatu sekolah, pacaran, lulus, beda sekolah. Gimana, tuh? Untungnya, mereka saling percaya. Tapi kalau begitu, konfliknya apa?