Familiar Voice

137 12 0
                                    


Kepalaku sesekali menengok kanan-kiri jalan siapa tahu melihat mobil yang ditumpangi empat lelaki idiot itu atau setidaknya melihat mereka sedang jalan-jalan di trotoar. Kak Lianna juga melakukan hal yang sama sepertiku, sedangkan Harry dengan anteng menjalankan mobil dan fokus pada jalanan depan.

"Kita mau berkeliling Bali?" tanya saudara sepupuku itu. Aku berpikir sejenak.

Ah iya!

Dikira Bali sekecil kue bolu apa?

Yakali lihat di atlas kecil banget pulaunya.

Bali itu gede banget kalau dibuat sekedar keliling pulau doang.

Duh! Jadi gimana ya?

Aku mengusap wajahku kasar seperti orang frustasi tingkat atas. "Aku nggak tahu. Terus gimana dong? Kan sayang ke Bali kalau nggak ketemu mereka." Ucapku dengan suara serak. Yaelah, kenapa jadi cengeng coba?

"Memangnya 5SOS pake mobil sewaan jenis apa sih?" Harry menatapku sejenak lalu fokus kembali ke depan.

"Toyota Alphard hitam." Singkatku masih dengan suara yang sama. Dia mengangguk kecil dan tidak membalas lagi.

"Hmm-begini deh. Harry, bagaimana kalau kamu ajak kita ke lokasi wisata yang banyak wisatawan asingnya? Siapa tahu aja kan mereka ke sana. Secara gitu 5SOS nggak tahu daerah Bali. Mereka pasti ngikutin apa kata tour guide." Kak Lianna yang tadi diam akhirnya mengeluarkan suara emasnya.

"Anjir! Bilang dong daritadi! Tahu tujuan gitu kan nggak perlu kehilangan bensin banyak. Ahelah.." sungut Harry menatap sebal aku dan kak Lianna bergantian sembari memutar arah. Kuberi dia cengiran khas anak sekolah menengah atas pertanda isyarat damai.

Maafkan saudara sepupumu ini, abang...

Omong-omong kak Lianna pikirannya cerdas banget!

Aku aja mikirnya nggak sampai ke sana.

"Oh ya, Harry kamu sudah punya kekasih?" tanya kak Lianna. Aku membiarkan dua orang itu berbicara karena aku pun menyibukkan diri untuk terus browsing mencari keberadaan empat cowok Australia tersebut. Duh! Rela deh demi mereka paketan data habis yang penting bisa ketemu. Doakan ya kawan-kawan!

"Gimana aku mau punya kekasih kalau cewek di sebelahku aja terus menginterogasi cewek yang bakal kujadiin gebetan lewat sosial media." Sungut Harry melirik sinis kepadaku. Loh? Kenapa aku yang disalahin? Gebetannya aja matre, cuma mau uang Harry doang. Jelaslah aku nggak terima.

"Your crush likes a bitch, Harry.." sahutku membuatnya diam. Harry memang sudah tahu kalau sifatku seperti ini dari kami usia sekolah dasar dulu. Aku bakalan melindungi siapapun orang yang kusayang, termasuk dirinya. So sweet banget kedengarannya..

"Oh, benarkah?" Harry mengangguk. Aku tersenyum menyeringai ke arah kak Lianna yang duduk di job belakang. Ku lanjutkan aktivitas browsing sembari mencomot cheetos yang ada di pahaku.

Mobil Harry memasuki kawasan wisata. Aku tidak tahu tempat ini sebelumnya. Setelah memarkirkan mobil, kami turun bersama. Aku berlari semakin mendekati pantai yang terpampang jelas di hadapan mataku.

"Kita sedang di mana sih?" tanya kak Lianna. Dia kebetulan memang belum pernah ke Pulau Dewata jadi wajar aja sih dengan pertanyaan yang dia berikan untuk kami.

"Ini Tanah Lot. Serius kamu nggak tahu, Li? Bopung banget deh!" jawab Harry membuat kak Lianna meninju lengan kekarnya. Mereka baru kemarin kenal dan bertemu sudah dekat banget.

"Ya aku kan baru pertama kali ke sini."

"Harry, jujur aku juga baru pertama kali ke sini." jawabku. Harry malah kini tertawa. Ya ampun! Apa salahnya sih? Walaupun aku baru sekali ke Bali dulu, kunjungan dari study tourkan bukan ke Tanah Lot. Ah, ya sepertinya aku protes saja waktu itu. Tapi sudahlah, nggak perlu diingat lagi. Toh itu sudah masa lalu.

Tour Guide (5SOS in Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang