Harry's Opinion

87 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku mengantarkan empat buah kelapa muda untuk keempat bule Australia yang sayangnya menjadi idolaku semenjak mereka derping tahun 2011. Bah! Aku kan hanya seorang tour guide, bukan pembantu atau asisten yang seenaknya bisa disuruh-suruh. Oke, memang aku beruntung memiliki koneksi dekat dengan mereka. Tetapi tetap saja! Disuruh ini itu tidak menyenangkan sama sekali. Di satu sisi aku bahagia dan di sisi lain aku pun merasa kesal mengapa harus menjadi tour guide. Beruntunglah setidaknya otakku masih ingat dengan jelas jalanan Bali, meski tidak semuanya.

"Ini uang kamu." Aku mengangkat alis memandang Michael bingung. Ngapain pake ngasih uang segala coba? Dan baku banget bahasa Indonesianya. Haha.

"For what?", jawabku. Dia mendengus.

"I know you had used your money to buy this coconut tree. Don't be stupid, please?" ah! Iya sih emang aku pakai uangku buat bayar kelapa muda mereka. Yakali Michael tapi nggak harus ngeganti uang pakai dollar Australia juga! Kalau ngasihnya sepuluh lembar sih ga apa-apa. Nah ini hanya selembar doang bank umum mana mau -__-

"Nope! Save your money for the next destination." Aku berkata seperti ini kali aja mereka nanti ingin beli sesuatu darurat.

"Really?!" pekiknya. Tuhkan! Dia memang nggak bisa diam barang dikit saja. Untung ganteng.

Aku mengangguk pasrah. Calum menepuk pundakku seolah memberi penyemangat mengahadapi tingkah laku sahabatnya. Kalau aku tidak mengidolakan mereka, mungkin mereka sudah aku usir dari Bali.

"Where are we going to for the next trip?" tanya Luke. Dia baru mengeluarkan suara setelah puas menghabiskan kelapa muda yang tadi kubawa. Aku melihat kak Lianna meminta saran. Dia menggeleng. Kupikir setelah mengantar keempat bule ini ke villa mereka menginap, aku akan berdiskusi bersama Harry. Tahu sajalah dia yang paling jago dalam urusan pariwisata.

"It's secret. Hurry up! Let's go home!" Aku menarik tangan kak Lianna meninggalkan keempat bule itu menuju mobil yang telah menunggu anggun sejak tadi.



***


Begitu sampai rumah, Harry tampak memangku kedua lengannya. Dia menatap tajam ke arahku dan kak Lianna. Duh! Aku yakin dia bakalan tanya macam-macam setelah ini.

"Dari mana aja sih?! Dibilangin kalau jalan-jalan nggak perlu jauh-jauh! Kalian nggak tahu apa kalau aku khawatir dari tadi? Ingatkan kalau Bali ini bebas? Aku bisa digantung hidup-hidup sama orang tua kalian kalau kalian kenapa-napa! Untung aja ayah sama ibu belum pulang." Tuhkan? Baru sampai aja udah nyerocos aja deh Harry.

"Maaf tadi aku niatnya mau ngabari kamu, tapi aku nggak punya nomor kamu." Jawab kak Lianna takut-takut. Aku mendengus kesekian kalinya. Ahelah...baru aja mood balik dan sekarang mesti hilang lagi. Memang sih aku lagi tidak PMS, tapi ya siapa sih yang nggak kesel kalau digituin.

Tour Guide (5SOS in Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang