Monkey Forest

62 9 0
                                    

Luke langsung membekap kedua mulut kami—aku dan kak Lianna—dan menyeret kami berdua masuk ke kamar mereka. Ah! Entahlah! Aku tidak tahu pria blonde ini sekamar dengan siapa karena di kasurnya hanya tinggal bantal dan guling. Tapi aku mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi. Kalau kalian berpikiran aku dan kak Lianna senang atas insiden yang lumayan memalukan ini, maka jawabannya ada dua. Ya, karena aku semakin dekat dengan mereka dan tidak, karena gila aja ngelihat cowok cuma pakai boxer doang dan kami yang notabenenya perempuan malah disuruh masuk ke wilayah terlarang mereka. Emang sih di luar negeri hal seperti ini merupakan sesuatu yang biasa dan bahkan sangat jarang yang menganggapnya sebagai masalah. Tapi ingat hey! Ini Indonesia. Jangan lupakan adat negara kita sangat kental. Bisa-bisa satu kampung dibawa kesini lagi buat menyeret kami berenam.

"Calum is taking a bath and we just got woken up!", Luke membawakan aku dan kak Lianna dua sloki dan sebotol minuman yang kuyakin itu adalah arak atau apapun jenisnya yang jelas aku tidak kenal.

"Uhm—sorry, but we don't drink." Ucap kak Lianna dan aku membenarkannya. Luke awalnya terkejut namun akhirnya dia mengangguk paham lantas mengganti barang keparat yang dibawanya dengan dua buah cangkir dan satu teko berukuran sedang.

Aku mengernyit memandang teko yang dibawa Luke. "Calm, Sha! It's only juice." Nafasku berhembus lega.

"By the way, Ashton said that we had to wait you guys at lobby then we did it for fucking few minutes and you four did not come at all. How annoying!" cerocos kak Lianna mengeluarkan segala uneg-unegnya. Luke hanya memandang kami dengan anteng sampai kak Lianna selesai dengan pernyataannya barusan

"So?"

Serius!

Kak Lianna ngomong panjang lebar dan jawabannya cuma dua kata?

Ahelah! Pingin nimpuk kepala nih bule pirang!

"What the hell?! You only say 'so' ?" jawabku yang kini gantian mulai tersulut emosi.

"Ash did not tell me anything." Sergahnya. Ya ampun! Aku dan kak Lianna marah-marah gini tapi Luke tetep jawab lembut dengan suaranya yang lunak.

Ah! Suami idaman banget ga sih dia?

Rasanya pingin bawa pulang Luke ke Jawa.

Itu sih kalo dibolehin sama mom Liz secara kan dia anak mami.

Kami tidak berbicara apapun sampai terdengar bunyi pintu kamar mandi yang terbuka. Tampak seorang Calum Thomas Hood sedang mengenyampirkan handuknya di pundak tanpa baju yang menutupi tubuh sixpacknya. Aku meneguk air liur memandang Calum yang tengah memilih baju di dalam lemari. Dia masih fokus berkutat dengan aktivitasnya hingga tidak mengetahui kalau aku memandangnya dari kursi ini.

"He looks so hot, right?" suara bisikan itu menyentak lamunanku. Aku memekik begitu tahu wajah Luke hanya berjarak lima centimeter. Astaga! orang ini mau bikin aku pingsan apa ya?

"Oh My God! Hey, Luke! Why do not you tell me if Shasha and Lianna are in our room?! Fuck you!" Calum berlari terbirit-birit kembali ke kamar mandi sambil membawa bajunya yang kurasa dia ambil sembarang karena sudah mengetahui keberadaan dua perempuan di dalam kamar mereka.

Luke kembali mendekatkan bibirnya ke telingaku, "I can help you to get him.." sontak kurasa kedua pipiku layaknya kepiting rebus untuk saat ini. Kampret! Luke sialan!



***


Tour Guide (5SOS in Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang