Aku dan kak Lianna sekarang berada dalam jarak kurang lebih tiga puluh meter dari penginapan 5 Seconds of Summer. Pagi-pagi sekali tiba-tiba handphoneku berdering tanpa henti dimana Luke mengatakan bahwa villa mereka sedang dipenuhi banyak penggemar. Mereka panik, kalang-kabut, dan tidak tahu harus berbuat apa, pasalnya niat mereka ke Bali hanya untuk menghabiskan waktu break dari sela-sela aktivitas yang padat.
Akhirnya dengan susah payah aku bangun—lantaran masih mengantuk karena semalam aku dan Harry habis begadang menonton DVD konser Coldplay di televisi—dan bangkit tergesa-gesa membangunkan kak Lianna menyuruhnya agar segera bersiap menuju villa keempat bule Australia kebanggaan kami itu.
Ini terhitung sudah setengah jam kami berdua diam duduk memandangi sekitar dua puluh fans yang sibuk berteriak memanggil nama Luke, Ashton, Calum, serta Michael. Kak Lianna sedari tadi menghembuskan nafas panjang, sedangkan aku memutar otak. Serius. Handphoneku hingga saat ini tidak berhenti berdering dengan reff lagu Castaway. Lupakan perihal dering lagu tersebut. Aku akan menggantinya nanti.
Kugeser layar handphoneku yang memunculkan nama Luke di sana. "Ha—"
"Oh Gosh! Seriously! It is been thirty times I am calling you!! Where the hell are you fucking now?!"
"Hey! Don't swear!" sentakku. Ini orang satu kenapa tidak sopan sekali.
"I don't care! Just coming up faster and help us to get out of this villa! We are get stressed out you know!"
"I am about thirty meters out of there. Calm down. Listen, I have an idea. Maybe, this is insane."
"Tell me!" teriak Luke tidak sabaran dengan suara melengkingnya hingga membuatku sempat menjauhkan handphone sejenak dari telinga dan menggerutu kesal. Kak Lianna yang duduk di sebelahku pun ikut terkejut mendengar suara panik Luke.
"You four go check out from there then ask receptionist where the back door is. I am going to pick you up as soon as possible." Jawabku seenak jidat.
"Heh, Sha, kamu serius mau nyusul mereka?! Nanti kalau kamu sampai ketahuan sama fans lain gimana? Inget, foto kita di berbagai sosial media udah kesebar loh ya?! Kamu mau cari mati apa!!"
"Duh! Kak, ini mereka gawat banget! Kita nggak bisa biarin mereka kejebak di sana seharian kan? Aku pikir cara satu-satunya nyuruh mereka check out segera terus lari dari pintu belakang villa. Aku yakin fans lain nggak ada di sana. Kak Lianna lebih baik duduk diam di sini sambil nungguin aku sama mereka datang. Waktu kita nggak banyak dan aku kira ini cara terbaik. Kalau kak Lianna ada ide lebih normal sih gapapa."
"Aku nggak ada juga sih. Ya udah, kamu hati-hati. Aku bakalan pantau terus dari sini. Nanti aku telepon kamu kalau fans-fans itu ada yang mencurigakan."
"Ok. Aku pergi dulu." Ucapku langsung membuka pintu mobil setelah memakai kacamata hitam memasang tudung hoodie hitam ke kepalaku jaga-jaga agar mereka tidak menyadari keberadaanku di sini.
Aku berjalan santai sembari menunduk hingga hilang di gang kecil sebelah villa. Sebenarnya aku baru mengetahui jika ada pintu belakang dari villa tersebut ketika selesai bermain water-ball waktu itu.
Aku membuka pintu besi yang agak mulai berkarat ini dan seketika tubuhku hampir terjungkal ke belakang kala menabrak dada seseorang kalau saja tidak ada tangan lain yang berhasil mencegah jatuhnya tubuhku ini.
Kuusap keningku sembari mendongak memandang seseorang di depanku.
Bagus.
Ashton Fletcher Irwin.
"Sorry, I didn't mean to make you hurt. Are you alright?" tanyanya khawatir. Aku mengangguk dan tersenyum sekilas.
"We had already checked out." Ucap Michael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tour Guide (5SOS in Bali)
FanfictionShasha, seorang remaja high-school beserta sahabat internetnya yang bernama Lianna justru menghabiskan masa liburan mereka dengan berusaha menemukan empat cowok Australia yang berwisata ke Bali. Beruntunglah Shasha karena Harry, saudara sepupu yang...