New Idea

49 6 0
                                    


Aku memasang pendengaran lebar-lebar mencoba memahami maksud perkataan Luke barusan setelah menyesap cappuchino yang sebelumnya telah kupesan lantaran tersedak. Oksigen di sekitar entah mengapa mendadak terasa panas ketika kuhirup sampai ke paru-paru seolah memberi sinyal bahwa kondisi sedang tidak beres. Mataku terus memandang Luke yang tampak santai dan dia bisa seenaknya bertingkah seperti saat ini dimana aku yang jadi kalang-kabut.

"I know you are not serious." Sergahku. Luke mengaduk-aduk kopinya kembali memasang ekspresi keukehannya. Oh sialan. Rasanya aku ingin menampar wajah tampannya itu. Mengapa dia tidak bisa membuatku sekali saja merasa tenang sih?

"No, I am not! I have told you that I ever had used your phone, Sha. But, do not think it so hard. It does not matter anyway. I promise I will not tell the boys especially Calum if you do not mind to help me." Luke memasang smirknya untukku. Sungguh! Seandainya aku menunjuknya sebagai anggota band yang sangat kugemari, mungkin aku sudah jatuh pingsan dari tadi. Luke ini menyenangkan sekaligus menyebal di waktu yang bersamaan jika kau tahu bagaimana karakter sebenarnya. Kukira sebelumnya dia orang yang paling pendiam, tapi setelah kuperhatikan lagi ternyata tidak.

"What kind of shit that I could help you?" tanyaku tajam. Luke berdehem sembari menjentikkan jari telunjuk, "Easy way. Make Lianna being my girlfriend before me and the lads are back to Aussie." Aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang kemudian mengangguk begitu tahu permintaannya tidak aneh-aneh. Oh baiklah, masalah mendekatkan mereka itu urusan sangat mudah. Bahkan kak Lianna saja sudah jatuh cinta sama cowok bule di hadapanku ini. Tapi apakah Luke tidak mengetahui hal bahwa kak Lianna menyukai dia?

"Ok, you only have two weeks and the project will be started tomorrow!" aku melebarkan kedua bola mata. Apa-apaan dia seenaknya memberikanku tenggang waktu?! Dia pikir dia siapa?

"Who do you think you are, Luke! It is even not fair for me!"

"Do it or they know." Aku hanya bisa memijat kening yang mendadak terasa ngilu. Ah sialan mah gini caranya. Mau gimana lagi kak Lianna mesti jadian sama Luke sebelum 5 Seconds of Summer balik ke Australia buat mempersiapkan tur Sounds Live Feels Live yang bentar lagi bakalan berjalan secepatnya dan aku hanya memiliki waktu dua minggu untuk itu. Ini kenapa aku jadi mak comblang sih?

Aku mengerucutkan bibir kesal menerima kenyataan bahwa saat itu sangatlah ceroboh. Kuharap hanya Luke saja yang mengetahui jika aku dan kak Lianna adalah penggemar bandnya. Jangan sampai yang lainnya tahu. Aku tidak mau menerima resiko yang datang lebih hebat lagi. Tidak untuk menatap wajah kecewa yang mungkin bisa saja datang dari Michael, Ashton, atau bahkan dari Calum sendiri. Oke, untuk saat ini aku berharap banyak supaya Luke membungkam mulut seksinya itu. Dia lebih bagus tidak membongkarnya. "Can we go now?" tanyaku lirih tidak bersemangat. Luke mengangguk lantas meletakkan uang selembar seratus ribu di meja sebelum kami meninggalkan cafe. Yang kutakutkan sekarang bukanlah rencana itu, tapi lebih kepada ketiga teman-teman bandnya.



Aku memberhentikan mobil di depan villa tempat dia menginap. Luke memberikanku tawaran untuk singgah sebentar namun kutolak dengan alasan bahwa Harry ingin mobilnya segera kembali karena akan dia pakai. Beruntungnya dia percaya dan membiarkanku pergi segera mungkin. Aku terpaksa berbohong karena tidak ingin bertemu dengan ketiga temannya, setidaknya untuk hari ini. Entahlah. Aku merasa seperti pengkhianat. Aku tidak jujur kepada mereka. Rasanya aku ingin menangis, menangisi segala kebodohan dan kecerobohanku.

Begitu sampai aku langsung meletakkan kunci mobil di atas meja kemudian berlari menuju kamar. Kutelungkupkan kepalaku menangis sejadi-jadinya di sana. Aku bahkan tidak peduli jika bantal yang menjadi topanganku berlendir akibat ingusku yang menempel. Aku tidak pernah merasa sekecewa ini sebelumnya pada diri sendiri

"Kamu kenapa kok nangis gitu?" suara lembut Harry pun terdengar. Dia terkadang bisa menjadi orang yang paling peduli terhadap masalahku sejak kami masih kecil. Kurasakan tangannya mengelus rambutku yang sudah dua hari belum kukeramas. Aku masih mendiamkannya tidak berani menjawab, takut jika dia marah.

"Ya sudah kalau mau belum jawab nggak apa-apa kok aku nggak maksa. Yang penting sekarang kamu tenangin diri aja dulu. Ada kalanya kita memang butuh menangis." Jelasnya membuatku jadi semakin terharu lantas bangkit memeluknya erat dan terisak di dekapan hangatnya. Haruskah aku cerita?

"Kak Harry mau dengerin ceritaku? Tapi janji jangan marah ya?" dia mengangguk tersenyum.

"Aku tadi ketemu Luke. Dia bilang kalau dia sudah tahu kalau aku sama kak Lianna adalah penggemar band mereka lalu dia ngasih ancaman kalau aku nggak turutin rencananya dia bakal bongkar sebenarnya. Aku nggak mau yang lain marah sama aku, marah sama kak Lianna juga."

"Kok si bule pirang itu sampe ngancem segala sih?! Emang rencana apa yang mau kamu lakuin?"

"Bikin kak Lianna jadi pacarnya sebelum mereka balik ke Australia."

"APA?!" sontak aku menjauhkan diri dari Harry dengan mengusap-usap telinga berulang kali lantaran mendengar teriakannya itu.

"Serius dia ngancem gitu ke kamu? Wah! Nggak gentle banget sih! Usaha sendiri kan bisa." Kata kak Harry yang tampaknya jadi ikutan kesal dan tidak terima. Aku mendengus sebal karena Luke dihina oleh saudara sepupuku ini tapi jauh dalam hati aku pun ikut membenarkan perkataan tersebut.

"Tolong jangan bilang kak Lianna ya? Aku usahain rencananya berhasil. Lagipula kak Lianna dari dulu juga sudah suka sama Luke kok. Kak Harry tenang saja. Aku bisa atasin sendiri."

"Oke itu terserah kamu. Tapi kalau ada apa-apa atau si bule pirang itu makin kurang ajar lagi, kamu lapor aja ke aku biar aku nasehatin dia jadi anak baik, kalau perlu aku telpon mami dia sekalian biar dijemput ke sini terus bawa pulang langsung." Aku tersenyum geli membayangkan bagaimana jika seandainya itu benar terjadi. Seorang lelaki yang mengaku dirinya punk-rock tapi saat mendapati ibunya marah dia berubah seratus delapan puluh derajat menjadi manusia super penurut serta paling anteng. Ya ampun! Aku sungguh akan tertawa keras jika memang menjadi kenyataan, apalagi saat kejadiannya tepat di depan mataku sendiri. Well, aku akan memasukkannya ke kategori peristiwa langka.

"—omong-omong kamu sama Lianna mau ngajak mereka kemana lagi besok?" sambungnya membuat aku kini terpaksa memutar otak berpikir tempat wisata apa yang patut keempat bule itu kunjungi di Pulau Dewata. Aku mencoret destinasi yang menggosok kocek. Aku menatap kak Harry meminta saran. Dia menjitak kepalaku membuatku mendengus sebal.

"Kamu pernah ke green school sebelumnya?" aku menggeleng sekali.

Kak Harry berjingkat dari ranjang senang memberiku tatapan yang mengandung penuh arti diikuti seringaian dari bibir merahnya seolah mentransfer ide gila yang sudah menggerogoti kepalanya kepadaku selaku pemandu wisata keempat bule tersebut. "Nah! Besok kamu ajak mereka ke sana. Sumpah! Itu sekolah alam paling bagus di sini. Kebetulan aku pernah ke sana dulu bareng teman-teman kampus buat penelitian. Sekali-kali kamu kasih pelajaran buat mereka buat masuk pelosok pakai jalan kaki. Jangan cumanya naik-turun mobil aja. Gimana?" aku berpikir ulang sekali lagi menimbang-nimbang. Dengan lekas kuambil handphoneku yang ada di nakas lantas melakukan pencarian di google tentang sekolah alam di pulau ini. Kak Harry benar. Kapan lagi mereka keluar-masuk desa kan? Ya. Sekolah itu letaknya lumayan terpelosok. Ini akan semakin menyenangkan sekaligus pengalaman yang tak terlupakan seumur hidup. Menyenangkan untukku, kak Harry, dan kak Lianna serta tidak terlupakan bagi keempat cowok tampan dari negeri seberang. Astaga! Aku bahkan tidak sabar menanti besok tiba. Rasanya aku ingin menetap di sini lebih lama dan tidak ingin kembali ke Pulau Jawa lagi.




=====================


A/N : I dont wanna say goodbye to another night and watch you walk awaayyyy *apa banget abaikan karena cuma nyanyi doang* :v ohya hari pertama puasa nih ciiiieeee semoga lancar sampe akhir ya kawan-kawan! Aing minta maap kalo ada salah :) Ramadan Mubarak eperiwaaannn!!




Tour Guide (5SOS in Bali)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang