Kami memasuki kawasan Pantai Kuta kemudian aku memarkirkan mobil di tempat yang memang telah disediakan di sini. Kau hanya perlu membayar biaya parkir saja ketika berkunjung ke Pantai Kuta karena untuk ke lokasinya sendiri tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Memang tempat ini salah satu lokasi yang murah selain Tanah Lot dan Nusa Dua.
"Do we arrive?" tanya Luke sambil mengambil snapback berlogo "bintang" yang tercetak sangat jelas. Sebenarnya aku ingin tertawa melihat bule sepertinya memakai sesuatu yang berbau Indonesia. Aku tidak mengerti dia memang tahu arti atau sok ingin bergaya.
"Ya. This is Kuta Beach. Surfer love this beach so much." Ucapku melepas seat-belt lantas keluar menyusul kak Lianna yang telah melakukannya terlebih dahulu. Dia bahkan tidak menunggu. Luke tertawa. Eh? Perasaan aku tidak membawa lelucon ke dalam perbincangan ini. Kuharap sih dia masih waras.
"What a pity I am! No one of us can surf. We just a little boy from Sydney who can play instrument." Luke terkeukeh dengan jawaban yang telak mengakibatkanku melongo tidak percaya.
Sungguh?
Wah! Nggak asyik nih!
Masa sih bule kayak mereka nggak ada yang bisa surfing?
Terus ngapain juga aku ngajak mereka ke sini?
Yah..sayang dong! Padahal kan pingin ngelihat mereka shirtless.
Tapi nggak apa-apa deh, lagipula ke sini nggak bayar juga.
"Really?!" pekikku. Luke mengangguk. Kami berduapun menyusul kak Lianna, Ashton, Michael, dan Calum yang menghilang dengan cepat. Duh! Mati. Mereka semua kan belum pernah ke Bali sama sekali. Seandainya nyasar bisa panjang nih urusannya!
"Luke, do you see your mates and Lianna? Why did not they wait us?!" Luke menggaruk kepalanya dengan kedua iris biru yang berpendar ke setiap sudut pantai tanpa melangkah. Oke, aku sangat terpesona dengan warna mata miliknya. Tapi meskipun begitu kesayanganku tetaplah Calum seorang.
"They are over there, Sha!" tunjuk Luke membuatku mengikuti kemana arah telunjuknya. Kuhembuskan nafas lega mendapati mereka sedang bermain air. Tidak. Yang bermain air hanya Michael dan Calum, sedangkan Ashton dan kak Lianna malah membangun istana dari pasir. Oh baiklah, apakah sekarang jiwa mereka kembali ke masa delapan tahun lalu?
"Ayo kita susul, Luke."
"Sorry, what? Please do not talk with Indonesian." Sesal Luke tidak mengerti perkataanku. Aku menepuk kening, lupa menyadari yang sedang bersamaku adalah turis mancanegara.
"Ok, come with me." Luke mengangguk dan kami berlari menyusul mereka yang tengah menikmati kesenangan di pasir.
***
Aku duduk menikmati es kelapa muda langsung dari buahnya. Ah! Ini sangatlah menyegarkan kerongkonganku yang sempat kering karena ketika menyusul 5 Seconds of Summer, aku dan kak Lianna tidak membawa air mineral. Kubiarkan keempat bule itu bermain sepuasnya di sini.
Handphoneku bergetar menandakan adanya pesan masuk. Satu pesan dari Harry. Aku bahkan lupa mengabari bahwa kini aku dan kak Lianna menjadi tour guide idola kami. Semoga Harry tidak marah dan dia mengerti dengan posisi kami. Akan kujambak rambut keritingnya kalau sampai dia tidak memahami posisiku dan kak Lianna.
From : Harry
Kau dan Lianna dimana, huh? Sedari tadi kuhubungi tapi nomormu nggak aktif!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tour Guide (5SOS in Bali)
FanfictionShasha, seorang remaja high-school beserta sahabat internetnya yang bernama Lianna justru menghabiskan masa liburan mereka dengan berusaha menemukan empat cowok Australia yang berwisata ke Bali. Beruntunglah Shasha karena Harry, saudara sepupu yang...