"Riooooo! Balikin buku gue!" kata Tisya sambil ngejar Rio yang baru aja berhasil ngerampas buku PR Matematikanya.
Oh iya, mereka berdua itu sahabat gue sejak kelas X SMA. Ada juga sahabat gue yang lain, yaitu Tasya—kembarannya Tisya— dan Arif. Sejak kelas X gue sama keempat sahabat gue itu nggak pernah pisah kelas, karena itu kita berlima udah tau betul seluk-beluk kehidupan masing-masing.
Oke, gue kenalkan satu-persatu.
Rio, nama lengkapnya Rio Abrisam Ahlam—jangan tanya artinya apa. Sebenernya Rio itu ganteng, cuman agak pecicilan, dan jailnya itu parah banget. Dia suka banget makan—tapi badannya cungkring— dia suka ngopi juga, dan dia anak basket, dan diantata kami berlima Rio lah yang paling tinggi.
Tisya, nama lengkapnya Tisya Zaila Syahmina. Dia punya kembaran yang namanya Tasya. Tisya ini suka banget koleksi barang apapun yang bertemakan keropi, bahkan dia dulu pernah punya gebetan yang dia kasih nama samaran "keropi sayang". Tisya sekarang lagi naksir berat sama seorang barista baru di cafe langganan kami, namanya Bara. Bisa dipastikan, Tisya bakalan antusias banget kalo diajak ke cafe itu.
Selanjutnya Tasya, ya, kembarannya Tisya. Nama lengkap Tasya Zaila Syahmina, punya wajah yang identik sama Tisya, dan perbedaannya cuma terletak di tahi lalat kecil di hidung Tasya yang tidak dimiliki oleh Tisya. Berbeda dengan Tisya, si Tasya ini malah lebih suka nabung. Tabungannya biasanya dibuka 6 bulan sekali buat dia borong beli baju dan novel.
Daaaan yang terakhir, ada Arif. Nama lengkapnya Arif Arjuna Pradipta. Arif ini anak terpintar diantara kami berlima, sering banget Arif jadi korbannya Rio buat contek menyontek waktu ujian. Oh iya, Arif, dia cowok yang gue suka sejak kelas X SMA, dan sampai detik inipun gue masih belum bisa move on. Sebenernya otak gue nyuruh buat move on, ya iyalah, siapa sih yang mau terjebak friendzone selama 3 tahun? Tapi hati gue kaya nggak ikhlas gitu kalo gue move on, hati gue kaya ngerasa bakal kehilangan Arif kalo seandainya gue kekeh buat move on. Aneh. Iya.
Kami berlima punya kebiasaan kalo udah kumpul suka lupa waktu, kadang seharian nggak pulang, dan pasti gue yang ditelpon sama 4 macem orang tua yang lagi nyari anak-anaknya. Kalo bokap sama nyokap gue sih bodo amat sama gue kayaknya ya, yang penting gue udah bilang mau jalan sama 4 makhluk aneh itu, ya udah nggak akan dicari-cari, toh mereka sibuk juga sih.
***
KRINGGG! KRINGGGG! KRINGGGG!
Dering bel sebanyak tiga kali itu sontak bikin suasana kelas yang awalnya penuh mimpi karena Bu Emi sang guru Kimia itu nggak masuk jadi suasana gaduh nggak karuan. Gue dan keempat temen gue itupun akhirnya langsung menyerbu kantin.
Suasana kantin waktu itu udah kaya pasar loak, ada yang teriak-teriak lah, ada yang ketawa-ketawa lah, ada juga yang udah melahap baksonya sambil ditemenin pacar, yaelah.
"Gimana tuh Rif? Lo jadi nembak Adel?" kata Rio sambil meniup-niup baksonya.
"Hah?"
----
HALLOOOO, GUE BALIK LAGI SAMA "BROKEN" YANG SUDAH MULAI GUE REVISI PELAN-PELAN INI YAAAA.
MAAF KALO PART INI PENDEK BANGET BANGET BANGET YAAAA, KARENA EMANG SEGITU YANG ADA DI KERANGKA CERITA GUE BUAT PART 1, HEHE.
KASIH AJA KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN SEBANYAK-BANYAKNYA, JANGAN LUPA KASIH GUE SEMANGAT BIAR BISA NGERJAIN REVISI INI TERUS MENERUS.
KALO MASIH NEMU TYPO, JANGAN SEGAN, JANGAN MALU, JANGAN M A L E S, POKOKNYA KASIH AJA KOMENNYA YAAAA.
GUE NGGAK BERANI JANJI CERITA INI MAU UPDATE SETIAP BERAPA HARI, ATAU SETIAP HARI APA, TAPI GUE TARGETKAN SEBELUM GUE AKTIF KULIAH LAGI REVISI CERITA INI BAKALAN KELAR.
OH IYA, YANG DIMULMED ANGGEP AJA ITU NANANYA, OKE?
SEKIAN SALAM PEMBUKA GUE, DOAIN AJA CEPET SELESAU REVISINYA YAAA. BYEEEEEE 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
B R O K E N
Teen FictionCinta, belum ada kalimat yang bisa menjelaskan kepada Nana apa definisinya. Setelah jatuh cinta diam-diam, dipatahkan hatinya secara terang-terangan, lalu mendapat cinta yang lain, kemudian dipatahkan lagi, barulah Nana sadari, bahwa cinta tidak pe...