5

9.7K 427 2
                                    

"Bang Zillo! Anterin gue sekolah yuks!" Ujar Noura dengan manja pada Zillo. Zillo yang melihat Noura bertindak manja dengannya segera mendorong bahu Noura.

Noura berdecak sebal dan mengerucutkan bibirnya. "Abang kenapa sih?! Dari kemaren tau nggak sih!"

Zillo hanya diam dan melanjutkan bermain Xbox. Noura membanting tubuhnya ke sofa dan menatap Zillo jengah. Mulutnya tidak berhenti meluncurkan sumpah serapah.

"GUE GEDEG AMA LO BANG!" teriak Noura dan berjalan keluar rumah dengan menghentak-hentakan kakinya.

Bi Yuli yang melihat Noura menhentakkan kakinya hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Sudah diketahui kalau Noura sedang kesal dengan Zillo.

"Noura berangkat bi!" Ujar Noura dan berjalan menuju ke halte depan komplek perumahannya.

- - -

"Lama! Bete! Gue! Bete!" Ujar Noura dengan kesal. Noura duduk di halte dan menunggu.

"ANJIR! LAMA!" Umpatnya lagi. Padahal baru semenit yang lalu ia berkata bete, tapi udah mengeluarkan kata itu lagi.

Karena sudah saking lamanya menunggu, dia berjalan kaki menuju ke sekolahnya. Sepanjang perjalanan pun mulutnya tak bisa berhenti bergerak. Sumpah serapah terus keluar dari mulutnya.

TINNNN

"Bego tuh mobil!"

"Tolol!"

"Kesel anjir!"

TINNNN

"Gue sumpah in tuh mobil ketabrak! Mampus!" Ujar Noura.

"Lagi, berisik banget! Kayak Anjing!"

Mobil yang berada di belakang Noura sekarang sudah berada didepannya. Noura semakin kesal karena mobil itu sudah membuang waktunya untuk ke sekolah. Ditambah Noura tidak tau siapa pemilik mobil itu.

Noura bersedekap saat pemilik mobil itu keluar dan berjalan ke arahnya.

"Daniel?" tanya Noura tak percaya saat melihat orang pemilik mobil itu. Cowok itu menyeringai kepada Noura yang membuat Noura semakin ketakutan. Setau Noura, Daniel sudah beda alam dengannya. Sejak 2 tahun yang lalu.

"Gue bukan Daniel, Noura."

"Trus? Kalo lo bukan Daniel, lo siapa? dan kenapa muka lo berdua mirip?"

Cowok itu tersenyum kecil, "Gue Darryl, saudara kembarnya Daniel."

Noura sempat terkejut dengan pernyataan itu. Noura tidak mengetahui kalau Daniel memiliki saudara kembar. Padahal Noura sangat dekat dengan Daniel, tapi bagaimana bisa Noura tidak mengetahui kalau sahabatnya itu memiliki saudara kembar?

"Gak mungkin! lo bukan kembarannya, mungkin aja... cuma kebetulan lo punya wajah yang mirip banget sama Daniel."

"Apa lo lupa waktu Daniel ngenalin lo sama gue, dan pada waktu itu lo deket banget sama dia?"

"Nggak tau! Gue nggak mau bahas itu!" setelah Noura mengucapkan itu, Noura segera berjalan meninggalkan cowok yang bernama Darryl itu.

"Jangan kabur dari gue, Noura! Hidup lo nggak bakal setenang dulu!" Teriaknya yang terdengar berdengung di telinga Noura. Noura hanya mengangkat tangannya dan mengerakkannya ke kanan dan kiri.

Noura berjalan semakin jauh dari Darryl. Tapi, perasaannya amat sangat mengganggu. Ditambah lagi pikirannya yang melayang-layang beberapa tahun yang lalu.

Flashback

Aku berhasil kabur dari rumah kedua orangtuaku, tapi tidak dengan abangku. Dia masih berargumen dengan papa bahkan aku sendiri tidak mau menyebutnya papa. Anggap saja 'si tua brengsek' atau nggak 'anjing brengsek'. Aku saja tidak tau apa anjing ada yang brengsek.

Aku berlari menuju ke rumah sahabatku sekaligus cinta pertamaku, siapa lagi kalau bukan Daniel. Cowok kedua selain abangku yang selalu ada disaat aku membutuhkannya.

Aku berlari dengan mata yang berlinang air mata. Tidak tahan dengan perlakuan mereka terhadap ku dan bang Zillo. Hanya karena masalah orang dewasa yang aku dan bang Zillo sendiri tidak boleh mengetahuinya, dan aku dan abang yang malah kena dampaknya. Kami berdua yang selalu dipukuli, dihukum entah karena apa, disuruh ini-itu, bahkan wanita jalang itu hampir menjualku. Menyedihkan.

Flashback off~

Lamunan Noura buyar karena suara pak satpam sekolah yang botak dan berkumis tebal itu menyapanya. Diluar memang kelihatan menyeramkan, tapi kalau udah tau aslinya juga pasti akan berpendapat beda.

Noura mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk untuk membalas sapaan pak satpam. Bukan suara riang seperti biasa, malah suara orang seperti sehabis menangis yang terdengar. Pak satpam yang merasa berbeda dengan sikap Noura hanya menggeleng.

Noura berjalan ke kelasnya dengan tangan menggenggam satu sama lain. Valen yang sedari tadi sudah menunggu Noura di depan kelas Noura langsung merangkul pundaknya. Noura melepas rangkulannya dan menuju ke mejanya dan meletakkan bokongnya ke bangku.

"Lo kenapa?" Tanya Valen yang memandang Noura dengan tatapan bertanya. Bahkan ada nada khawatir di dalam suaranya.

"Sedih, pengen nangis, galau, baper, salah nggak sih?" Ujarnya yang membuat Valen menatap Valen dengan perasaan simpati. Noura yang menyadari tatapan itu langsung memukul lengan Valen.

"Nggak usah natap gue kek gitu, gue bukan orang yang butuh simpati dari siapa pun. Termasuk lo." Ujarnya.

Valen hanya mengangguk pasrah dan menarik tangan Noura menuju ke rooftop sekolah. Ini bukan pertama atau kedua kalinya Valen kesini, tapi ini baru pertama kalinya buat Noura. Dia sendiri saja baru tahu ada tangga yang membawa mereka ke tempat itu.

"Lo ngapain ngajak gue kesini?" Tanya Noura yang masih terkaget karena tarikan mendadak dari Valen dan ditambah lagi anak tangga menuju rooftop yang banyaknya minta ampun.

"Biar perasaan lo membaik, walaupun dikit." Ujarnya sambil duduk di pinggir pembatas rooftop dengan rokok yang ia keluarkan dari saku celananya.

"Tadinya gue mau minta lo buat nyoba ngerokok, cuma kayaknya lo nggak suka. Jadi ya nggak jadi." Ujarnya dengan kekehan dan kembali memasukkan rokoknya ke dalam saku celananya.

Noura menahan tangan Valen yang baru saja ingin memasukkan rokoknya. Valen menatap Noura bingung. Noura ingin mencobanya tapi ia mengingat orangtuanya pernah melarangnya, dulu. Baru saja ia ingin mengurungkan niatnya itu, tapi dia berfikir buat apa mengingat orangtuanya yang sekarang aja sudah tak memperdulikannya.

Haihaihai....
Lama nggak publish.. tapi publish juga..

Vote + Comment ya!!

My Trouble is BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang