23

3.8K 206 4
                                    

"Noura!" panggil Valen saat melihat Noura berjalan ke arah kelasnya sendirian. Biasanya kan berdua sama Valen. Noura menoleh ke belakang dan melihat Valen dengan tas di punggungnya.

"Valen?" Noura membulatkan matanya tak percaya dengan sosok yang sedang berjalan mendekat itu. Senyum lebar tak bisa hilang dari wajah keduanya.

"Aih, gue kangen banget sama lo." ujar Valen lalu memeluk Noura. Noura membalasnya. Tersadar akan lokasi, mereka melepas pelukannya dan tersenyum satu sama lain. "Lo nggak kangen gue?"

"Sayangnya enggak," ujar Noura sambil tertawa kecil. "Emang lo kemana? Seminggu lo ngilang tanpa kabar gitu."

"Urusan penting, biasalah orang sibuk."

"Dih, najis."

"Eh, temenin gue ke kelas yok." Valen menarik tangan Noura menuju kelasnya. Mereka berlari melewati koridor agar cepat sampai di kelas Valen.

Saat sampai di depan pintu kelas Valen, Valen langsung diteriaki dengan berbagai kalimat. Seperti;

"Val, seminggu lho!"

"Bolos ae kerjaan lo!"

"Kalo bolos mah ngajak-ngajak kali!"

"Tugas numpuk di loker lho! Kerjain!"

"Val, kangen lho sama lo!"

"Eh mulutnya! Ada pacar nya bego!"

"Biarin, Valen cakep ini!"

Noura yang mendengar perkataan teman sekelas Valen yang terakhir hanya tersenyum. Tapi tak urung matanya mencari dua sosok perempuan yang sedang membicarakan Valen. Noura penasaran dengan cewe yang mengatakan secara blak-blakan kalau dirinya merindukan Valen. Udah gitu dibilang cakep lagi.

"Temen lo ada yang kangen sama lo." Noura tersenyum kecil ingin melihat reaksi yang ditunjukan Valen.

"Oh."

"Oh doang?"

Valen mengangguk, "Iya, kan temen gue. Kalo lo yang kangen sama gue, beda cerita." Valen mengedipkan Matanya genit pada Noura. Noura memutar bola matanya dengan senyum yang mengembang.

"Lo ngilang malah bikin lo jadi stres. Kapan warasnya?" Noura terkekeh geli.

"Kalo gue nikah sama lo baru gue waras, tapi nggak sepenuhnya." ujar Valen dengan senyum mesum.

"Muka lu njir, serem." Noura bergidik ngeri melihat ekspresi yang ditunjukan oleh Valen.

"Serem-serem demen kan lo?" Valen mengelus puncak kepala Noura membuat pipi Noura memerah. Lalu tanpa Noura sadari kedua telapak tangan Valen sudah berada di pipinya dan wajah Valen sangat dekat dengan Noura.

"Em, eng-gak. Gue nggak demen sama lo." Noura mendorong wajah Valen menjauh lalu dengan cepat Noura membuang mukanya untuk menghilangkan merah di pipinya. Dia nggak mau Valen melihat pipinya yang merah karena blushing. Tapi namanya bukan Valen kalau tidak bisa melihat warna merah itu.

"Duh, gemes sama pipinya. Jadi pengen cium bibirnya." ujar Valen membuat Noura semakin memerah bahkan leher hingga wajahnya memanas.

My Trouble is BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang