2

13.4K 601 2
                                    

Second meet

Noura berjalan menuju ke taman belakang sekolah. Untuk beberapa hari sebelumnya sudah tidak ada suara motor beserta para pemiliknya itu. Noura kembali merasa damai tanpa kehadiran suara-suara motor pengganggu itu. Kembali seperti sebelumnya, tapi kali ini Noura melepas sepatunya dan menggantungnya di batang pohon yang lumayan besar. Tidak, Noura tidak akan bunuh diri, jika iya pun dia juga tidak akan bunuh diri disini.

"Selesai." Noura menepuk telapak tangannya agar rasa sakit di telapak tangannya sedikit berkurang. Merah di tangannya disebabkan oleh Noura yang sembarangan manjat pohon orang.

"Eits! Ngapain lo Ngambil sepatu gue lagi?" Tanya Noura. Dia sedikit marah karena sepatu yang dia ikat diambil sama orang lagi. Noura sudah capek-capek ngiket itu sepatu di pohon, eh malah dilepas iketannya sama itu orang. Muncul dari mana juga nggak tahu.

"Eh? Ini sepatu lo?" Tanyanya sambil menunjuk sepatu yang dia pegang. Noura mengangguk.

"Iya, balik in ke atas! Cepet." Noura menunjuk nunjuk batang pohon tempat dia menggantung sepatu nya. Cowok itu berganti gantian melihat sepatu yang ia pegang dan Noura.

"Lo ngapain coba? Sepatu pake diiket di pohon kek gitu." Katanya dengan tawa kecil yang membuat lesung pipit di wajahnya. Noura sempat terkejut melihat senyum itu. Senyum seperti miliknya. Bagaimana kabar orang itu? Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul dalam benaknya.

"Gue bosen aja. Udah ah, sini in Sepatu nya gue mau pulang." Noura berusaha untuk mengambil sepatu itu dari tangan si cowok itu, tapi karena cowok itu lebih tinggi dari Noura jadi Noura susah untuk mendapatkannya.

"Lo mau sepatu ini?" Tanya cowok itu sambil duduk dibawah pohon dengan kaki yang dilipat. Noura mengangguk dan melihat apa yang akan dilakukan oleh cowok didepannya ini. Noura jadi ilfeel duluan sama tuh cowok. Sifat cowok itu berbeda dari orang itu.

"Duduk dulu napa! Gue nggak bakal ngapa-ngapain lo juga." Cowok itu menepuk tanah berumput disebelah nya. Noura duduk di sebelah cowok itu tapi jaraknya lumayan jauh. Cowok itu memberi tatapan -Duduknya jangan jauh-jauh, deketan.- kepada Noura. Noura yang mengerti maksud dari tatapan itu cowok hanya menghela napas kasar dan mendekat.

"Okey, sekarang balik in itu sepatu ke gue! Udah sore dan gue mau pulang." Kata Noura sambil menunjuk sepatunya.

"Lo mau? Kenalan dulu sama gue." Kata cowok itu sambil menyeringai. Noura memutar bola matanya malas dan berdecak.

Apa semua cowok gini?

"Okey, kenalan, balik in sepatu gue, dan gue nggak mau ketemu sama lo lagi. Deal?"

"Deal! Tapi kalau kita ketemu lagi nih ya, berarti kita emang udah jodoh." Noura memandang cowok itu dari atas sampai bawah. Lalu dia menggeleng.

"Gue nggak mau berjodoh sama lo ya!"

Cowok itu mengendikan bahu, "Nggak ada yang tahu."

"Gue Noura. Udah, balik in sepatu gue dan jangan pernah ketemu sama gue lagi." Kata Noura dengan penekanan di kata lagi.

"Gue Valen. Kalau udah takdir, terima aja." Kata Valen dengan seringai nya dan dia pergi.

* * *

Noura dan Zillo pergi ke supermarket untuk sekedar membeli kebutuhan mereka berdua. Kalau untuk keperluan rumah, itu urusannya bibi. Noura berjalan mengelilingi supermarket itu dan tanpa sengaja dia melihat cowok itu sedang berada di tempat rokok. Noura tidak memperdulikan cowok itu. Mau cowok itu beli rokok sebanyak apapun juga bukan urusan Noura. Menurut Noura itu benar-benar tidak penting.

Selesai Noura mencari apa yang ia butuhkan, Noura menuju ke kasir untuk membayar belanjaan nya. Selesai membayar, Noura kaget melihat cowok itu berada di belakangnya. Tapi Noura cepat-cepat mengubah ekspresinya menjadi datar. Noura tidak mau ketahuan kalau dia kaget.

"Eits, bentar. Lo cewek yang kemaren minta ditabrak itu kan?" Tanya cowok itu sambil memegang lengan Noura. Rokoknya berada di tangan kirinya. Cowok itu ngerokok di dalam supermarket? Bukannya ada aturan untuk tidak merokok di dalam? Cowok satu ini melanggar peraturan itu? Ck!

"Mbak, bukannya ada aturan untuk tidak merokok di dalam?" Tanya Noura kepada mbak-mbak kasir. Kasir itu hanya mengangguk takut dan kembali menyibukkan diri dengan membuang sampah kecil ke tong sampah.

"Eh? Lo ke ganggu sama asep rokok gue? Gimana kalau lo ikut nyoba ngerokok? Rokoknya gue kasih deh." Kata cowok itu sambil memperlihatkan kotak rokok yang akan dibelinya. Noura jadi kesal sendiri melihat kelakuan itu cowok.

"Eh? Malah kabur lo. Gue belom selesai ngomong sama lo." Kata cowok itu. Tapi Noura tidak mendengarnya karena Noura sudah masuk ke dalam mobil abangnya. Abangnya tidak ada di dalam mobil. Noura jadi kesal sendiri. Ah!

Noura keluar dari mobil dan mencari sosok abangnya itu, tapi karena sudah malam ia tidak begitu jelas untuk melihat dimana keberadaan abangnya. Zillo sendiri memakai sweater warna hitam, tambah nggak kelihatan.

"Lah nih orang malah ngerokok. Pulang atau gue tinggal?" Noura bersedekap sambil menatap abangnya.

"Lagi lo nya lama. Bosen tau nggak gue nungguin lo." Katanya sambil menginjak bekas rokoknya. "Ya udah, ayo pulang."

Noura dan abangnya masuk ke mobil. Noura sibuk melihat keluar jendela dari pada meladeni omongan abangnya. Tapi setelah abangnya menanyakan soal cowok di supermarket itu, Noura menengok.

"Bang! Ngapain sih ngomongin itu cowok? Nggak ada yang lebih penting apa?" Tanya Noura kesal. Zillo tertawa kecil melihat adiknya jadi suka ngambekan. Berbeda jauh dari Noura yang dulu.

"Adek kesayangan gue jadi anak kecil lagi ya? Kerjaannya ngambekan mulu sih?" Ledek Zillo sambil sesekali ngelirik kaca spion di tengah.

"Ih abang mah! Rese tau nggak sih!"

"Eh, ada yang ngikutin kita dari belakang tuh. Tapi kayaknya lebih ngikutin lo sih dari pada gue." Kata Zillo. Noura melihat ke belakang dan benar saja, ada satu orang dengan motor ninja yang mengikuti mereka dari belakang.

Nggak lagi! Jangan dia lagi!

My Trouble is BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang