16

5.2K 247 1
                                    

"Dede!"

"What?!! Berisik woi!"

"Tumben nyaut dipanggil Dede? Demen ya gue panggil Dede? Ngaku deh."

"Ngga sih, males debat ame lo."

"Temenin gue ke makamnya Daniel, mau?" Diva berkata pelan takut Darryl merasa sedih lagi jika menyangkut soal Daniel. Diva ini kakak tirinya Darryl, tapi ngga pernah Diva dianggap saudara tiri. Mereka berdua selalu menganggap Diva adalah kakak cewe terbaik yang mereka punya.

"Mau, udah lama gue ngga nengokin kembaran gue." Diva yang mendengar suara Daniel yang mendadak berubah hanya tersenyum kecil. Walaupun sebenarnya Darryl masih menyimpan rasa sakit dan kenangan yang mereka semua perbuat.

Darryl membeli sebuket mawar putih yang selalu dia lakukan jika ingin menjenguk makam sodaranya. Diva yang melihat Darryl benar-benar menyangi saudaranya itu membuatnya terharu.

"Eh, Dede udah ketemu sama Noura?"

Darryl mengangguk tanpa ekspresi. Diva tau kalau itu adalah pertanyaan yang akan membuat Darryl marah bercampur sedih. Marah karena membahas tentang Noura dan sedih karena mengingat kembarannya.

"Lo ngga bener-bener bakal ngehancurin dia kan?" Belum sempat menjawab Diva sudah melanjutkan perkatannya. "Gue tau lo gabakal ngelakuin hal macem itu. Lo sayang sama Daniel, dan gue rasa lo gabakal nyakitin sedikitpun si Noura.

"Mungkin lo blom nyadarin hal ini, tapi sebenernya lo itu udah sayang banget sama Noura."

"Apaan! Kaga ilah!"

"Terserah, gue cuma ngasih tau doang. Tapi kalo lo sampe telat nyadarin itu perasaan, lo bakal nyesel. Gue gamau hal sama yang menimpa Daniel juga menimpa lo. Lo satu-satunya adek yang gue punya."

"Kak, gue tau kalo lo sayang banget sama gue. Tapi bukan berarti apa yang lo katakan itu adalah hal yang benar. Siapa tau itu hanya analisis kakak? Ya kan?

"Tetep gue bakal sedikit menyakiti Noura, walaupun mungkin itu ga berpengaruh banyak untuk kehidupan dia."

Diva menghela napas berat dan Darryl menjalankan mobilnya ke makam Daniel. Mereka hanya diam tak ada yang mau berbicara. Mereka asik dengan duniannya sendiri sampai-sampai Diva tidak tahu bahwa mereka sudah sampai di makam.

o0O0o

Noura menatap jalanan di depannya. Dia malas untuk pulang ke rumah dan memilih untuk duduk di halte dekat rumahnya. Sudah dua jam dia duduk disana tanpa melakukan apapun.

Noura kangen dengan Daniel. Sosok Daniel selalu berada dipikirannya. Cowo yang mempunyai wajah persis dengan Darryl tapi beda sifat selalu membuatnya bertanya-tanya.

Apa benar mereka berdua saudara kembar? Setau Noura, Daniel hanya memiliki kakak bernama Diva dan tidak mempunyai adik ataupun kembaran. Juka punya pun pasti Daniel akan mengenalinya dengan mereka.

"Daniel Aedo Rifgata, sahabat sekaligus cinta pertama gue." ujar Noura pelan. Kepalanya dia sandarkan pada tiang halte dab kakinya ia goyang-goyangkan. Matanya terpejam dan ia menghirup oksigen sebanyak mungkin, dadanya sesak.

"Siapa?" Noura terkejut dan matanya terbuka dengan lebar. Dia mengenali suara itu.

"va-valen?" Noura melebarkan matanya dan menatap Valen tidak percaya. "Lo ngapain disini?"

"Siapa sahabat sekaligus cinta pertama lo?" tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Noura. Valen langsung menanyakan apa yang baru saja dia dengar tanpa sengaja.

"Hah?" Noura masih dalam keadaan kaget. Noura mengatur napasnya terlebih dahulu dan menatap Valen. Valen membalas tatapan Noura dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Noura. Saat dirinya mencari tahu lewat mata Noura, yang ditemukan hanya keraguan.

"Daniel Rifgata."

Tebakan Valen benar bahwa Noura pernah mengenal bahkan ada suatu hubungan diantara mereka. Tapi tang sekarang menjadi permasalahan adalah Darryl. Cowo itu pasti akan melakukan sesuatu yang tak terduga oleh Valen maupun Noura sendiri. Valen tak mau terjadi sesuatu pada Noura.

Valen kembali menatap Noura karena dirinya sempat mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ditatapnya Noura dan cewe di depannya ini bukanlah sosok Noura yang cuek melainkan sosok Noura yang ketakutan. Sisi lain dari Noura yang jarang Valen lihat.

"Gausah takut. Sekarang gue mau nanya sama lo." Valen meletakkan kedua tangannya pada bahu Noura dan matanya menatap dengan lembut. Jantung Noura berdetak dengan cepat tapi dia tidak bisa menahan bunyi detak jantungnya yang pasti terdengar oleh Valen.

"Lo kenal Darryl sejak kapan?"

Noura memejamkan matanya beberapa detik untuk mengingat kapan pertama kali Noura mengenal Darryl. Walaupun tak banyak yang dirinya ingat mengenai cowo itu.

Darryl benar-benar dilupakan oleh Noura.

"Yang gue ingat cuma waktu gue mau berangkat sekolah. Itu juga gue ga ngenalin dia sama sekali." matanya menerawang jauh pada hari itu, dimana cowo itu mengenalkan dirinya sebagai kembaran dari Daniel. "Yang ada dipikiran gue cuma Daniel waktu itu."

"Selama lo ada hubungan dengan Daniel, lo ga kenal dia?"

"Ga. Gue cuma ketemu sekali sama dia. Jadi, gue ga banyak hapal sama mukanya." Noura menggeleng dan menatap Valen.

Valen mengangguk lalu tersenyum, tapi sedetik kemudian senyumnya hilang digantikan dengan dahi berkerut. "Apa lo masih ada rasa sama Daniel?"

"Entahlah, gue gatau. Lagian itu kejadian udah lama banget. Jadi gue rasa udah engga ada, sedikitpun." ujar Noura dengan kekehan untuk mencairkan suasana tegang yang mereka berdua ciptakan.

"Oh syukur deh, gue gamau lo masih ada rasa sama dia." ujar Valen pelan,  sangat pelan.  Noura sendiri tidak yakin jika tadi Valen mengucapkan sesuatu.

"Lo ngomong hah?"

"Ah engga, udah yuk gue anter ke rumah." Valen menautkan jarinya pada jari Noura dan menggandengnya untuk menuju ke motor Valen.

"Bentar."

"Apalagi?"

"Kenapa lo ga pulang ke rumah dan malah asik ngelamun di halte? Ga ada kerjaan lagi?"

"Gue males pulang ke rumah. Abang gue palingan belum nyampe rumah. Sepi rumah noh berasa kek kuburan." Noura mengerucutkan bibirnya membuat Valen mencubit bibir Noura. Noura memutar bola matanya malas lalu mendesah kecil.

"Ayo pulang! Tapi lo temenin gue ya."

"Iya, semenit doang tapi."

"Pulang aja sono!" Noura memasang wajah kesal karena saat Valen mengatakan hal itu, Valen menunjukkan wajah innocent nya. Pengen dicipok bibirnya. Becanda deng ya.

"Becanda kali, gue temenin sampe abang lo pulang."

My Trouble is BadboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang