6. Hampir Aja Kena

825 55 5
                                    

Maafkeun, lama postnya. Gegara watty sering error dan hengpon sempet masuk bengkel. Hiks :(

Baiklah, met baca yes. Dont forget to vote n comment. And thanks for always reading this story :)

***

Aku membuka pintu rumah yang terlihat sepi. Seperti biasa aku pasti pulang sampai rumah selalu duluan. Sebab Dante masih sibuk dengan kegiatannya di sekolah yang mungkin baru kelar setelah maghrib tiba. Orang tuaku jam segini pastinya masih sibuk di kantor mereka. Entah sibuk meeting, visit to vendor, atau visit to client untuk mengembangkan bisnis sampingan mereka dan biasanya selalu pulang malam.

Siang nan cerah. Seperti biasa aku berniat menunggu sore di perpustakaan. Membaca ulang beberapa novel sampai ketiduran. Sambil berharap kejadian menyeramkan seperti saat itu tidak lagi terjadi padaku. Walaupun aku tau, hantu itu telah memberitahu bahwa perpustakaan pribadiku adalah "rumah"nya.

Ya... ya... ya... Lebih tepatnya, saat ini aku sedang bersikap sok berani.

Aku berjalan ke kamarku. Kuletakkan tas selempangku dan membuka lemari pakaian. Sibuk memilih baju santai yang akan kukenakan. Kuputuskan untuk memakai kaos gombrong tanpa lengan dan celana hotpants. Toh ini cuma di dalam rumah. Mau telanjang pun aku rasa tidak masalah.

Usai mengganti baju, aku beranjak ke wastafel untuk mencuci muka. Sedikit segar sekarang mengingat tadi waktu di kelas saat kuliah Akuntansi Pajak aku merasa sangat mengantuk. Cara mengajar sang dosen benar-benar sukses menghipnotis penghuni kelas untuk segera tertidur. Suaranya yang lembut mendayu bukannya membuat para mahasiswa semangat belajar malah justru membuat mereka semangat tidur.

Aku jadi berpikir, jika setiap dosen pajak cara mengajarnya terus seperti itu, maka tidak heran banyak terjadi penyimpangan dan pengemplangan pajak yang berakibat pada kerugian negara. Apalagi jam kuliahnya dimulai saat akan makan siang. Sungguh kombinasi yang pas, bukan? Dalam keadaan perut sudah lapar, belajar pajak dengan cara mengajar yang seperti itu, wah yang ada itu materinya tidak ada yang menyangkut di otak saking sudah mengantuk dan laparnya. Bawaannya ingin cepat ke kantin ataupun langsung pulang dan tidur.

Selesai cuci muka, aku pergi ke dapur untuk membuat minuman dingin. Segelas besar es jeruk sepertinya sangat menyegarkan di siang yang terlalu cerah ini. Dan pastinya akan tambah semangat saat membaca novel. Aku makin berbinar saat kutemukan cheesecake di dalam kulkas. Mungkin itu milik Dante. Kadang aku merasa geli saat ada lelaki kegemarannya makan cheesecake. Aku merasa aneh saja.

Hmm.. Minta dikit bisa kali, pikirku licik saat tanganku memotong cheesecake dengan potongan besar dan meletakkannya di piring kue sambil tersenyum jahil.

Aku menutup pintu kulkas. Lantas memegang cheesecake di tangan kanan dan es jeruk ukuran jumbo di tangan kiri serta membawanya ke perpustakaan.

Aku meletakkan bawaanku di meja. Lalu berjalan ke rak dan sibuk mencari novel yang hendak kubaca.

Sreett...

Aku tertegun. Seperti melihat sekelebatan bayangan. Tapi saat mengedarkan pandang, aku malah tak melihat apa-apa. Mungkin saja itu cuma halusinasiku, pikirku sambil meneruskan memilih novel di rak.

Sreett... Seett...

Kali ini jantungku mulai bertalu cepat. Bayangan itu melintas lagi.

Ya ampun, saat ini apalagi yang akan terjadi? Pikirku geram karena mulai diserang hal-hal yang berbau horor.

Aku meletakkan novel ke rak semula. Tidak jadi membaca. Aku malah sibuk memikirkan dan mengamati bayangan yang tadi melintas. Aku menghela nafas, mencoba menguatkan diri sekaligus sibuk mengusir pikiran-pikiran horor yang terlintas di otakku.

Penghuni LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang