#4

3.4K 129 1
                                    

***

Jam sudah menunjukkan pukul 10.30.

Tapi, belum juga ada kabar dari Arya pada Alea.

Berkali-kali Alea berusaha menghubungi cowok itu. Dan, berkali-kali itu pula hanya rasa kecewa yang ia dapat.

10.32

Alea; lo dimana?

10.35

Alea; Ya, lo dimana?

10.40

Alea; lo masuk sekolah apa gimana?

10.45

Alea; Ya, bales. Are u ok? Kenapa hp mati?

10.50

Alea; Ya, please bales. Gue khawatir.

11.00

Alea; Ya, call me! Urgent.

Sudah berkali-kali Alea mengirimkan pesan LINE pada Arya, tapi tidak satu pun dibalas.

Sudah berkali-kali Alea mencoba menelfon, tapi tidak satu pun nada terhubung berbunyi.

Sudah berkali-kali Alea menunggu Arya, tapi tidak sekali pun cowok itu menembaknya.

Menunggu.

Arya selalu membuat Alea terus menunggu.

Dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun yang sudah tak terhitung.

Tapi, selama itu juga tidak satu pun Arya berkata bahwa; ia menyayangi Alea.

Tidak sekali pun.

Aku benci menunggu. Tapi, sejauh ini aku rela menunggu. Alasannya adalah karenamu.



TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang