#11

2.5K 95 0
                                    

***

"LEA!"

Dengan sigap, ia menarik tubuh cewek itu ke dalam pelukannya.

Dijatuhkannya tongkat besi yang sudah ia pegang.

Kini, ia hanya memeluk sahabatnya itu dengan penuh rasa lega dan khawatir yang bercampur menjadi satu deruan nafas.

"Ya, g-gue gak..bisa na-fas," ucap Alea dengan terbata-bata saat tubuh kekar cowok itu memeluknya dengan erat.

"Hehe, sorry-sorry."

Alea dapat bernafas lega saat dua tangan yang erat itu lepas dari tubuhnya.

"Gue khawatir, Lea," ucap Arya dengan lirih.

Ia bahkan tidak berani menatap kedua mata sahabatnya itu saat ini. Yang ia rasakan hanya rasa bersalah membuat Alea terlibat dalam masalahnya.

"Maaf."

Alea mengembangkan senyumnya dan menyeringai,"Santai, my bro."

Alea melingkarkan tangan kanannya pada leher cowok itu dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Arya merangkul bahu cewek itu.

Arya membalas senyuman Alea. Sejurus kemudian, ia menjitak kepala sahabatnya itu,"Motor gua mana? Motor kesayangan gua itu. Jangan-jangan lo jual, ya? Buat naik gojek balik kesini."

Alea berdecak kesal.

"Astaghfirullah, sobatnya dateng, tetep aja yang ditanya motornya. Lo pacaran aja sana sama motor kesayangan lo," ujar Alea sambil mempercepat langkah kakinya masuk ke dalam rumah.

Meninggalkan Arya tertinggal di belakangnya.

"BUNDAAA!"

Sepersekian detik kemudian, ia mendengar suara lengkingan keras dari sahabatnya itu.

Melihat keakraban antara cewek itu juga dengan wanita yang paling ia sayang di dunia ini.

Mata Arya berbinar. Rasa gelisah yang sejak tadi mengusiknya pun menghilang seketika.

Ternyata, bahagia itu sederhana.




TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang