#30

1.6K 55 0
                                    

***

Rani masih tak henti-hentinya menangis. Isakkan tangisnya bahkan tak sanggup ia redam sendirian.

Dengan tangan bergetar, ia meraih foto dua jagoannya yang masih terlihat bersama beberapa tahun lalu.

Ia memeluk bingkai foto tersebut.

Ia terus memanggil nama kedua anaknya. Berharap akan ada keajaiban yang ia dapatkan.

Ia merindukan kehangatan perhatian kedua anak laki-lakinya.

"Arya.. Adrian.. Bunda kangen kalian, Nak."

Rentetan kalimat sendu pun keluar dari mulut wanita yang tengah duduk dipinggir tempat tidurnya.

Sayatan dihatinya semakin terluka. Bukan perpisahan dengan sang suami yang ia sesalkan. Tapi, perpisahan antara kedua anak kesayangannya.

"Bunda kangen, Nak."

Dari balik pintu kamar Rani, ada hati yang mendengar dan merintih sakit.

Ada hati yang hanya dapat menyimpan rindu dalam diam dibalut luka.

Ada hati yang hanya dapat menitipkan salam sayangnya melalui angin yang berbisik.

Ada hati yang sangat merindukan Adiknya sendiri. Namun, ia pun tak mungkin melangkahkan kaki melanggar janji yang telah ia sumpah.

Janji untuk tidak lagi menyentuh garis kehidupan Adiknya, juga Ayahnya.


TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang