#16

2.2K 86 0
                                    

***

Jam terus berdetak. Menghantarkan Alea pada kegelisahan hatinya yang sudah tak dapat lagi ia pendam.

Alea meraih ponsel diatas nakas disamping tempat tidurnya.

Matanya berfokus pada layar yang terus mencari nama Adrian di kontak ponselnya.

Dengan ragu, ia memencet tombol hijau di ponselnya.

Calling Adrian..

Terdengar nada sambung dua kali, namun tak juga diangkat oleh sang pemilik.

3 detik kemudian.

Akhirnya, telfon pun diangkat.

Hallo? Suara disebrang sana terdengar begitu berat.

Hallo, Ian?

Alea?

Iya.

Kenapa, Lea? Tumben nelfon.

Lagi apa? Sibuk gak?

Nggak. Kenapa?

Gue mau ketemu, Adrian.

-

"...mungkin memang ku cinta, mungkin memang ku sesali, pernah tak hiraukan rasamu, dulu..."

"...Aku hanya ingkari kata hatiku saja. Tapi, mengapa cinta datang terlambat."

Laju mobil yang dikendarain Adrian berkecepatan tidak terlalu kencang. Berjalan dengan pelan, membuat Alea dapat menikmati indahnya kelap-kelip lampu malam yang menyala.

Terdengar suara alunan lagu dari salah satu stasiun Radio dari mobil Adrian.

"Ternyata lo masih suka lagu itu?" tanya Adrian memecah suara alunan lagu yang bergema.

Alea mengangguk pelan, seraya berkata,"Pas kan buat lo."

Seketika, Adrian terdiam. Ia kembali menatap jalanan yang kosong dan memacu kendaraannya dengan tenang.

Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang tengah duduk anteng sambil terus bergeming mengikuti lirik-lirik lagu yang terdengar.

"Lea, gue mau tanya."

"Hmm?"

"Apa lo masih ada rasa sama gue? Apa mungkin kita bisa bersama lagi kayak dulu?"

Lea menoleh. Mengembangkan senyum simpulnya sesaat. Kemudian, kembali bergeming dibalik lirik lagu.

Membiarkan pertanyaan barusan tanpa jawaban pasti. Membiarkan Adrian tenggelam dalam pertanyaan yang ia buat sendiri.


TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang