#43

4.5K 91 15
                                    

                  

*** 

Arya duduk bersimpuh disamping nisan yang bertuliskan ALEA CANDRAWINATA.

Ia mengusap batu nisan dan menggenggam erat tanah merah yang belum kering.

Matanya kembali memancarkan kepedihan.

Berbagai macam cara ia coba untuk menepikan perasaan itu. Perasaan kehilangan yang amat luar biasa ia rasakan.

Alea adalah segalanya.

Meski ia menjadi sosok nomer dua setelah Bundanya.

"I can't do this without you, Lea."

Arya terus bergeming. Bergumam sendiri. Mengeluarkan segala ungkapan hatinya yang belum sempat ia sampaikan.

"I can't lose you. Because if i ever did, i'd have lost my best friend, my soul mate, my smile, my laugh, my everything."

"Arya, udah. Biarin Alea beristirahat dengan tenang."

"Arya, pulang yuk."

Arya menoleh ke arah sumber suara yang sejak tadi berusaha mengajaknya berbicara.

Kini, ia dapat melihat keluarganya yang utuh seperti dulu.

Bunda, Papa.

Juga, Adrian.

Sebuah hadiah yang patut ia syukuri. Namun, ia sesali dalam waktu bersamaan.

"Ya, maaf. Gara-gara kehadiran gue, semua berantakan. Gue balikin semua kebahagiaan yang seharusnya lo dapetin. Gue balikin Bunda dan Papa kedalam kehidupan lo secara utuh. Kalo lo gak mengharapkan gue, gak apa-apa."

Arya bangkit dari posisinya, ia menatap nanar mata Adiknya, Adrian.

"Thanks. Lo emang balikin semuanya. Tapi, lo Cuma berhasil balikin 2. Yang lo rebut adalah 3, Ian. Lo berhasil balikin Bunda juga Papa. Tapi, lo gak berhasil balikin Alea."

Arya bergegas meninggalkan pemakaman.

Meninggalkan Adrian berdiri terpaku dengan perasaan penuh rasa bersalahnya.

Bisik dedaunan yang berbicara membuat hari Arya semakin teriris. Didalam keramaian sekali pun, ia tetap merasakan sunyi.

Bayang-bayang sosok Alea masih tidak dapat lepas dari benaknya.

Kebahagiaannya kini memang utuh. Keluarganya kembali.

Tapi, seiring dengan kembalinya kebahagiaannya. Ia pun harus kehilangan Alea.

Yang juga merupakan kebahagiaan hidupnya.

-

Ada suatu saat dimana kita tidak dapat menerima, kapan orang yang kita sayangi akan pergi.

Ada suatu saat dimana kita terlambat untuk menyadari arti penting kehadirannya.

Ada suatu saat dimana penyesalan begitu terasa sakit dan menyesakkan jiwa.

Selagi ada waktu, ungkapkan apa yang ingin diungkapkan.

Jangan menunggu waktu merenggutnya. Kemudian, baru merasakan betapa berharganya dia.

Ada satu hal berharga yang tidak mungkin kembali. Pun, dibeli.

Waktu.

Ada keterlambatan yang masih bisa diperbaiki. Ada juga yang tidak dapat direnggut kembali.

Take your time; now or never.

Only know you love her when you let her go   Passenger – Let Her Go

TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang