#23

1.8K 67 0
                                    

***

Alea berjalan kembali memasuki ruangan rawat inap dimana Arya dirawat. Dengan langkah gontainya, ia mencoba untuk mengembangkan senyumnya.

"Darimana sih, Lea?"

Alea berjalan mendekati tubuh cowok itu yang masih terbaring lemas,"Bawel. Gak usah ngerasa kehilangan gitu, sih."

"Yee pede banget."

"Sepik."

Arya menyibukkan dirinya dengan memainkan ponselnya yang sudah berisikan banyak ucapan,"Get Well Soon."

"Lea, mau apel dong," ucap Arya dengan nada begitu manja.

"Nih," Alea menyodorkan sebuah apel utuh pada Arya yang langsung dengan mentah-mentah ditolak.

"Dikupasin kek elah. Gak peka banget sih jadi orang."

Lalu, dengan senang hati Alea mengupas bungkusan kulit apel merah itu dengan hati-hati. Kemudian, menyuapinya pada Arya.

"Lo kali yang jadi cowok gak peka," celetuknya asal dengan nada sedikit pelan. Meski dengan begitu suaranya barusan tetap dapat terdengar ditelinga sahabatnya.

-

Dan, dari balik celah pintu yang terbuka. Ada hati yang teriris pilu melihat kedekatan mereka.

Hati yang kini mengakui arti pentingnya kehadiran sosok Alea yang pernah ia sia-siakan dulu.

Hati yang sampai saat ini masih terus berharap bahwa ia akan memiliki gadis itu lagi.

Tidak hanya gadis itu, begitu pun sang Bundanya.

Ia berharap kedua perempuan itu dapat kembali dihidupnya. Yang kini hanya bertemankan hampa dan kesunyian.




TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang