#31

1.6K 62 0
                                    

***

"Bi Ima, Arya mana?"

"Den Arya udah berangkat pagi-pagi tadi, Non. Dia juga udah lepas perban di tangannya."

-

Arya melepas jaket almamater SMA Angkasa, mengenakan jaket kulit dark brown untuk menutupi seragam SMA Angkasa.

Tak lupa, ia juga memakai topi dan kacamata. Agar murid-murid Gemilang tidak tahu akan kehadirannya.

Ya, Arya kini berada di lingkungan SMA Gemilang.

Dengan berani, ia melawan hati. Melanggar janji. Memberanikan diri.

"Eh, lo siapa?" tiba-tiba datang salah satu siswa SMA Gemilang yang langsung menghampiri dirinya.

Sontak, ia terkejut.

Memang sial yang sedang ia hadapi, alih-alih menyamar, tapi malah ketahuan.

"Gu-gue.."

"Lo anak Angkasa, ya?"

"Mau ngapain lo?" sahut temannya yang lain menyergap.

"Eh, tenang-tenang. Gue kesini gak mau cari ribut, kok."

"Halah. Banyak bacot. Hajar!"

Arya pun tak dapat mengelakkan dirinya dari hantaman-hantaman matang siswa SMA Gemilang.

Satu pukulan tepat diperutnya.

Satu pukulan tepat didahinya.

Pukulan lain tepat mengenai sudut bibirnya.

Sampai, sosok laki-laki itu datang menolongnya. menyeretnya keluar dari keroyokkan siswa Gemilang.

"Lo kenapa belain dia sih, Ian?"

"Dia kakak gue, bro."

Mendengar ucapan Adrian yang membingungkan barusan, beberapa siswa Gemilang pun menjauh.

Dari balik luka, Arya mencoba bangkit dan menatap Adrian.

"Ian."

Akhirnya, panggilan satu nama itu pun dapat lolos dengan mudah setelah bertahun lamanya tidak pernah ia ucapkan.




TAKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang