Chapter 1. Winter is (not) His Secret Desire

850 68 4
                                    

Jl. Priestley, Sheffield.
( 07:52 AM )

Rupanya burung-burung penghuni taman lelaki itu mulai enggan untuk keluar dari tempat hangat, tempat dimana mereka tinggal. Serpihan kecil vanila berbentuk padat yang terus berjatuhan membuat mereka memutuskan untuk berdiam diri di dalam sarangnya. Kedua mata lelaki tersebut tak luput dari handphone dan buku catatan hariannya. Terus berharap dan berharap agar keinginannya terbalaskan.

Hampir setengah jam telah berlalu, namun pesan itu tidak kunjung ia dapatkan. Secangkir espresso con panna buatannya sendiri pun sudah habis beberapa menit yang lalu sebelum ia mengecek kembali notifikasi yang tertera di handphone miliknya. Hanya pemberitahuan tentang aplikasi game yang harus segera diperbarui.

Ia sedang duduk di jendela seraya memegangi buku dan pulpen, serta menulis kata-kata sesuatu. Handphone-nya disimpan ke dalam saku kemeja, kemudian kembali menatap tulisan yang telah ditulisnya.

1. Mendapatkan izin cuti
2. Meluangkan waktu sejenak untuk menikmati salju
3. Menemui Soojung
4. Membuatnya bahagia (oh, mungkin yang gue maksud membuat kita sama-sama bahagia.)

Sehun merenungi dua nomor terakhir dari catatannya. Nomor pertama, sudah terjalani. Ia mendapat izin cuti dari pekerjaannya sebagai barista. Ya, Sehun meminta waktu selama seminggu, karena sebelumnya ia tak pernah menggunakan jatahnya sama sekali. Yang kedua, ia baru saja menjalaninya selama dua hari, menghabiskan waktu cutinya.

Ia pun mencoret-coret sekeliling nomor tiga dan empat, membentuk sebuah pola lingkaran. Tinggal dua lagi, tapi dia belum juga bales whatsapp dari gue. Last seen today at 02:29 AM.. Tapi dari tadi gue telponin gak diangkat-angkat. Ngapain aja itu bocah?, batin Sehun. Pandangannya menuju luar, ke arah jalan-jalan yang mulai diselimuti salju.

05:01 ) Good morning, jenong.
05:01 ) Lo hari ini ada kegiatan?
05:18 ) Jawab dong
05:30 ) Soojung?
05:42 ) Jenoong, terkirim tapi lo gak respon. Fast rep dong. Masa lo kalah sama olshop
06:03 ) Gue lagi cuti nih
06:03 ) Jalan yuk.
06:17 ) Mau gak?
06:18 ) PING!!!
06:19 ) Eh bego, gue lupa ini bukan BBM
06:25 ) Gue jemput lo deh?
06:27 ) Tapi ongkos bensin bayarin, ya. Kan gue belum jadi pacar lo. Hehehe.

"Okelah kalau itu mau lo. Gue mau coba hubungin lo sekali lagi dan gue gak nunggu persetujuan lo, Sooj." mengambil handphone yang berada di saku kemejanya. Mencari kontak Soojung, kemudian menekan tombol call yang tertera.

Terdengar bunyi nada panggil yang membuatnya resah tiap suara itu keluar dalam selang waktu.

Dan akhirnya terhubung.

"Hal-"

"Lo tuh kenapa sih ga bisa nunggu sebentar apa, hah? Ga tau hari ini hari apa? Minggu! Harusnya lo ngerti dan biarin orang-orang ini luangin waktu liburnya!" teriak si penelepon tanpa mendengar sapaan Sehun terlebih dahulu. Kok suara lo beda?

"Oh, sorry-sorry. Gue gak tau. Maaf gue mengganggu -- kalian," Sehun meneguk salivanya, "Kalau gue boleh tau, ini siapanya Soojung, ya?" tanyanya seraya berjalan ke dapur, meletakkan secangkir minumannya tadi ke dalam bak cuci.

"Kakaknya!" ujarnya penuh emosi. Dia punya saudara?

"Pantesan.."

"Pantes kenapa?!" mungkin kesabarannya sudah habis akibat waktu tidurnya berkurang.

"Pantesan galaknya tuh ngalahin Soojung. Tau-tau, dia belajar dari kakaknya," ucap Sehun. Menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal.

"Sialan lo!! Gue matiin juga nih telepon!"

"Wait!! Tunggu mbak. Eh neng. Eh -- kak. Soojung kemana emangnya? Handphone dia kok gak kebawa?" tanyanya terburu-buru. Sehun berlari menuju ruang tamunya, memakai puffer-nya yang tergeletak di kursi sofa. Ia bersiap-siap untuk menemui masa depannya.

"Winter Garden. Udah, mau gue terusin tidur gue dulu. Oh iya, nama gue Jessie. Awas aja lo kalo manggil gue kaya gitu lagi!"

"Oke, makas.."

Telepon terputus.

"Ih," Sehun menaikkan kedua pipinya, menyipitkan matanya memandangi layar handphone. Menyimpannya kembali ke dalam saku, mengenakan kaus kaki, serta sepatu yang berada di rak.

"Kayanya ada yang salah.." Sehun terdiam setelah ia mengunci pintu rumahnya. Pikirannya mulai mengingat-ingat sesuatu yang beberapa menit yang lalu masuk ke dalam otaknya.

Dilaporkan secara langsung dari Winter Garden, Sheffield, Yorkshire Selatan. Terjadi baku tembak antara pihak kepolisian dengan sekelompok orang tak dikenal selama hampir setengah jam. Sejumlah pengunjung yang sedang menikmati libur akhir pekan menjadi korban. Mereka tak hanya membawa senjata canggih seperti atchisson yang dapat mengeluarkan 300 peluru permenit tanpa macet, namun...

Dari Alivy Kiee, melaporkan.

"SOOJUNG!"

Teriakan Sehun membuat kedua kakinya berlari dengan cukup kencang. Ia segera meninggalkan rumahnya menuju tempat Soojung berada, menerobos derasnya salju.

• Love & War •

Sekian dulu buat bab pertama, ya! Aku harap ada yang meninggalkan jejak biar aku tau salahnya dimana dan apa yang masih kurang :D


Created: Jan 4th 2016

Love,
Arcleo '^'

Love and War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang