Chapter 9. The Worst Lies From Her

215 23 0
                                    

Kinder Scout, Derbyshire.
( 10:03 AM )

Tenda-tenda mulai terlihat sepi, dikarenakan orang-orang telah selesai menghabiskan supnya dan berjalan mendatangi tempat di mana pelatihan revolver di selenggarakan secara kecil-kecilan. Mereka berpikir, mereka harus dapat merangkap kecakapannya seperti mengendalikan revolver, senjata api kecil dan pendek itu.

Rambut depannya yang hampir menusuk matanya tertiup hembusan angin yang bergerak menelusuri indahnya dataran tinggi ini. Dengan sabar, ia terus berdiam diri di sana menanti sesuatu.

Menunggu, Kai duduk dengan meluruskan kakinya di hamparan salju sembari menjaga pandangannya ke arah Soojung yang terlihat di balik tenda tersebut. Pasti ada suatu kesalahan hingga membuat tatapan itu terasa menyeramkan. Tanpa menunggu lama, Soojung pun memalingkan pandangan ke Sehun, tersenyum.

Sulli sedang meminta izin kepada anggota militer yang sedang bersiaga untuk meminjamkan salah satu revolver yang hendak mereka gunakan sebentar lagi. Akses keringanan didapatkan olehnya dengan mudah karena ia termasuk intelijen.

Mereka segera menyelesaikan supnya, diiringi dengan lelucon yang Sehun berikan. Kemudian, Sehun beranjak pergi menggenggam tangan Soojung keluar tenda menuju tempat di belakang Kai duduk. Bukannya lelaki itu tidak menyadarinya, tetapi ia lebih memilih untuk diam dan mencoba untuk menangkap suara mereka yang terbawa angin di samping telinganya.

Sehun merebahkan tubuhnya di permukaan vanila padat tersebut, memandangi punggung Soojung yang berada di samping kirinya. Sedangkan wanita itu masih kikuk, melirik Kai sesekali, lalu menunduk.

"Hari ini, Erick gak ngasih tugas rancangan buat lo? Kenapa lo pagi-pagi ke Winter Garden? Gue dibilangin sama kakak lo, kalau lo ke sana, tapi handphone-nya ketinggalan." tanya Sehun bertubi-tubi, melipatkan tangan, lalu menaruh kedua tangannya ke bawah kepala untuk bersandar.

"Belum. Mungkin Erick lagi liburan," jawab Soojung seadanya. Sehun menyipitkan matanya. Usaha Kai meluluhkan perasaan Soojung tidak sia-sia. Gadis yang terkenal dingin itu hanya menunjukkan kehangatannya kepada Kai. "Gue harap Erick gak berulah lagi."

"Lo belum jawab pertanyaan gue yang satu lagi, Soojung," ucap Sehun dengan penekanan pada akhir kalimat. Soojung memutar kepalanya, menghadap lelaki tersebut. Kai tetap mengandalkan indera pendengarannya untuk situasi seperti ini. "Lo tuh ya."

"Apa?"

Oh, tentu. Tidak ada yang mengatakan bahwa Soojung adalah orang yang 'sangat' ramah seperti guru kesenian Kai yang murah senyum, ataupun seperti Cinderella yang sifatnya sangat diidam-idamkan oleh seluruh kaum Adam.

"Lo pergi ke Winter Garden bareng siapa?"

Blam. Ini tidak mungkin di jawab olehnya. Jika ia berkata sebenarnya, Sehun akan membencinya. Bukan ini yang Soojung maksudkan. Gadis itu sudah mengingatkan Sehun berkali-kali agar menjaga jaraknya, namun perintah itu tidak pernah diturutinya.

Mungkin situasi ini adalah situasi tersial yang pernah Soojung alami. Ia terjebak. Sehun bukanlah seorang lelaki yang begitu seseorang sedang berkata padanya tentang suatu hal, ia akan sekedar mengangguk dan menjawab 'oh'. Namun, lelaki tersebut akan mencari pangkalnya atau bahkan ujung masalah itu berasal.

"Tadi pertanyaan lo gak gitu," bantah Soojung. Ia berusaha menghelak. "Kenapa lo tadi pagi ke Winter Garden. Itu."

Kai merasakan ada hal menyimpang di sini. Soojung benar-benar membungkam hubungannya. Buktinya, Sehun tidak mengetahui jika Kai adalah kekasihnya. Apakah Soojung malu, sehingga ia berusaha menjaga rahasia itu?

Seorang lelaki berpakaian dark blue puffer coat itu pun segera beranjak berdiri dan hendak mengakui apa yang sebenarnya terjadi. Sehun harus menjaga jaraknya agar tak ada kejadian-kejadian yang di luar dugaannya terjadi.

Sesudah Kai menengok, terdengarlah suara orang di sana menyebut namanya. Otomatis, rencananya gagal. Derap langkah kaki itu semakin dekat dengannya, hingga -- sebuah tepukan mampu membuatnya tersadar.

"Sorry, gue kelamaan. Yuk, jadi latihannya, 'kan?" ujarnya dengan nada riang. Tanpa sadar, tangan kanan Sulli sudah melingkar tepat di pergelangan tangan Kai -- membuat mata Soojung mengarah kepada pemandangan itu. Sulli sukses membuat gadis tersebut nyaris menyulutkan emosinya.

Sehun terdengar sedang berceloteh tentang game kesukaannya yang tak sengaja ter-format tanpa memerhatikan Soojung menatap mereka berdua kaku. Kai pun melepas tangan Sulli perlahan, kemudian mengangguk, grogi.

Sulli berjalan mendahului Kai tanpa melihat kembali ke belakang sesudah gadis itu memintanya untuk mengikutinya. Kai pun melangkahkan kedua kaki dengan enggan meski ia tidak ingin menjauh dari Soojung.

Sehun segera menyudahi percakapannya yang tidak karuan, lalu menatap Soojung dengan heran, "Lo juga pengen gue pegang-pegang?" candanya, memperlihatkan senyuman yang menggelikan menurut Soojung.

"Gak! Sorry, gue gak demen yang keputihan."

• Love & War •


'Gue gak demen yang keputihan' xD
Tipe Soojung emang ketat banget.
Kai diajak Sulli main tembak-tembakan, tapi bakalan ke tembak hatinya gak, ya(?)

Gimana reaksi kalian kalau kalian jadi Soojung? :"D

Okay, sampai di sini dulu ch ke 9.
Makasih yg udah mau baca ^^

[ Thanks for voting!~~ lee-jungjung, bunitkai, rianur02 ]

Created: 20th Jan 2016

Love and War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang