Chapter 17. His Sweetest Downfall

338 19 2
                                    

York Moors Utara, Yorkshire bagian utara.
( 01:57 PM )

Pria berseragam militer bermata cokelat tua itu sibuk memeriksa layar hologram yang memetakan tempat terbukanya pintu Hawk III secara darurat. Ia ditemani oleh rekannya yang masih mengendalikan yoke -- pengontrol arah pesawat, untuk membantu Soojung. Pikiran mereka sedang tertuju pada lokasi terakhir pencuri pesawat.

Terbukanya pintu darurat adalah salah satu alasan mengapa Dave mengirimkan beberapa personelnya untuk menyelidiki situasi di Hutan Sneaton. Setiap pintu Hawk III yang terbuka secara darurat, segala informasi akan terkirim langsung ke seluruh Hawk.

"Pernahkah kalian memiliki masalah yang belum terselesaikan dengan para penjahat?" tanya Soojung, "Mereka terlalu banyak untuk diberantas. Terakhir kali, sinyal mereka mengirimkan bahwa telah terjadi panggilan selama lima kali di beberapa negara." gadis itu berujar. Mereka berdua melirik Soojung dengan sekilas.

"Mereka dijaga dengan ketat di dalam sel. Tidak mungkin mereka dapat meloloskan diri dengan mudah. Itu mustahil," jawab Max. "Mungkin ada baiknya jika setelah penerbangan kembali ke Alpha-Whale, aku meminta keterangan tahanan yang berada di sel secara keseluruhan kepada penjaga." Sean menyarankan.

Soojung mengangguk setuju, "Baiklah."

Berbeda dengan Sehun yang masih menikmati vanila yang bertaburan di atas pepohonan melalui kaca, Soojung justru menyibukkan dirinya untuk mengontrol sistem keamanan pada Hawk III melalui layar laptop yang telah disediakan oleh pihak Dave.

Termasuk meretas CCTV yang terakhir kali beroperasi kembali setelah terhenti beberapa saat.

Gadis itu kerap kali mengacuhkan obrolan Sehun tentang betapa manisnya alam Inggris sampai hamparan vanila yang menawan.

"Sean, aku telah menemukan tempat pendaratan yang cukup aman," ujar Max, pengendali yoke pesawat sekaligus kapal selam Great-White I. Sean menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu menekan tombol-tombol pesawat untuk mendarat. "Radius 800 meter, dengan suhu perkiraan mencapai 10 derajat Celcius, positif untuk mendarat menggunakan mode autoland."

Great-White I merupakan dua perpaduan alat transportasi, yakni pesawat dan kapal, yang berguna untuk keadaan darurat seperti ini. Ada tempat penyimpanan senjata pada bagian bawah Great-White I. Teknologi canggih mulai terpasang pada seluruh bagian.

"Kedua sayap G-W I akan menekuk dalam waktu enam puluh detik lagi. Kuperingatkan kau untuk meminta temanmu agar menempati tempat duduk yang telat tersedia, Soojung," ia berujar, melirik Sehun sekilas sebelum mendorong yoke tersebut ke bawah. Sehun segera duduk saat Soojung berdehem, memperingati. "Ya ya." Sehun mencibir.

"Terimakasih," Max mengangguk. Sehun menyipitkan matanya memandang Soojung yang sudah berada di sampingnya.

Soojung menyudahi pekerjaannya untuk memeriksa seluruh sistem Hawk III, kemudian menyimpan laptop tersebut ke dalam tempat kecil di samping kursi pesawat. Ia sangat menyukai teknologi yang belum pernah dicoba olehnya.

Sehun menghela napas cukup panjang setelah merasa bosan dengan pemandangan di luar sana. ia merasa gugup.

Mungkin ini kesalahannya, mengejar orang yang sama sekali tidak mencintai -- bahkan menyukainya pun tidak. Usahanya terbilang sia-sia. Takdir sudah benar-benar bulat. Tetapi, inilah kisahnya. Ia seharusnya tidak perlu mempedulikan Soojung. Meskipun Sehun terluka. Sangat. Ia mencoba untuk tetap mengejar bayangannya yang mulai menjauhi dirinya.

Love and War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang