Kinder Scout, Derbyshire.
( 10:47 AM )Lelaki berpakaian dark blue puffer itu berjalan dengan arah yang tak menentu. Terkadang melangkahkan kakinya dengan pelan, kemudian mengamati keadaan dengan teliti. Terkadang pula ia berlari menerobos hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Entah sejak kapan ia memutuskan untuk berlari secepat ini. Teman yang sedari tadi bersamanya tak lagi menemaninya.
Sulli sudah menawarkan dirinya untuk membantu Kai, tetapi hanya sebuah penolakan yang diterimanya. Ia tidak memerlukan gadis itu untuk mencari Soojung. Pelatihan sudah selesai. Keadaan dianggap sudah aman. Orang-orang akan segera dialihkan menuju tempat semula. Tidak mungkin jika Soojung sudah diangkut dengan helikopter atau kapal udara tanpa memberitahu lelaki itu.
Hampir seluruh daerah dengan radius 1000 meter dari pos keamanan di dekat tenda telah Kai lewati dengan memutar. Semangatnya nyaris mendekati habis. Mungkin sedikit lagi ia akan tertinggal oleh helikopter terakhir. Keadaan juga ikut bersimpati. Dipastikan bahwa badai salju menghampirinya sebentar lagi.
"Berhenti! Sorry, gue gak bisa maksain perasaan gue sendiri. Dan inget, gue gak pernah ngasih lo kebahagiaan apa pun, Hun. Lepasin tangan gue!"
Pekikan di arah sana membuat Kai berhenti berlari sekilas dan melanjutkan langkahnya menuju suara teriakan orang yang ia cari.
Hun? Apa itu Sehun?
Angin-angin tersebut membawa suaranya pergi. Hingga Kai melihat sebuah kenyataan yang pahit, lelaki itu pun mempercepat langkahnya, kemudian melayangkan sebuah pukulan ke wajah Sehun sampai lelaki itu terjatuh. Kai berhasil melepaskan cekalan Sehun dari Soojung. Emosinya terluapkan sekarang.
Dengan geram, Kai berjalan mendekati Sehun yang terkapar di tanah, menarik kerah bajunya dengan paksa hingga lelaki itu berdiri. "Apa yang lu lakuin ke cewe gua, hah? Jawab!" tanya Kai. Napasnya memburu. Ia seperti akan mencabik-cabik musuhnya sekarang juga. Ia sudah muak dengan semua permainan ini.
Sehun hanya membalasnya dengan senyuman menyeringainya, meludahkan darah dari dalam bibirnya ke tanah. Soojung tertunduk lesu, ia seolah-olah kehilangan jiwanya sendiri. Awal bencana akan di mulai dari sekarang. Cairan bening itu pun akhirnya menetes dan membasahi pipi gadis tersebut.
Kai pasti akan marah besar. Usahanya sia-sia. Ia tidak akan membiarkan Kai hidup dengan tenang, seperti kata-kata Sehun tadi. Sebentar lagi Soojung akan menghadapi perubahan yang begitu getir. Tidak akan ada lagi putri es yang hangat.
"Cuma gara-gara pertahanin cowo ini, lo nolak gue? Iya?" Sehun melirik Soojung tanpa menjawah Kai, "Gue bahkan jauh lebih bisa ngelakuin apa pun yang lebih baik dari berandalan sampah ini, Soo," cibirnya. Soojung segera berjalan mendekati Kai. Ini bukanlah hal yang biasa. Kai bisa terseret ke dalam permasalahan sepele kembali jika ia tidak dapat mengendalikan emosinya.
"Sehun, cukup!" teriak Soojung.
Kai seperti mendapat tamparan keras dari sebutan Sehun. Lelaki itu segera mendorong Sehun menjauh dari hadapannya, kemudian berbalik arah menuju Soojung. Ia sudah menyumpahi dirinya sendiri di dalam batinnya. Geraman itu terlihat jelas pada rahangnya. Bahkan ia menatap gadisnya sendiri dengan tatapan membunuh, sehingga tangan Soojung bergemetar saat Kai menggenggamnya dengan penuh amarah.
"Ikut aku!" teriak Kai di hadapannya. Soojung mengangguk cepat setelah kedua matanya bertemu dengan kedua mata Sehun.
Genggaman Kai semakin lama semakin merenggang. Soojung menyadarinya betul. Lelaki itu mencoba untuk mengatur napasnya ketika sudah melihat orang-orang membentuk sebuah barisan untuk memasuki kapal udara yang cukup besar.
Kilas balik dari peristiwa tadi, cincin itu benar-benar dilemparkan Soojung ke sembarang arah. Ia tidak mungkin menerima permintaan Sehun. Soojung masih memiliki perasaan yang murni. Bagi Sehun, cincin tersebut tidak sebanding dengan senyum dan tawa gadis yang ia cintai. Perjuangannya tidak berhenti sampai di sini. Masih ada jalan lain yang dapat ia tempuh untuk Soojung.
Keempat kaki pesawat berbentuk hexagonal itu menyentuh permukaan tanah. Tangga-tangga tersebut keluar dari sisi-sisi kapal udara. Titanium yang melapisi seluruh permukaan luar kapal udara selalu unggul dalam hal ini. Bahannya yang ringan, mengkilau, serta tahan korosi. Titanium juga memiliki kekuatan setara dengan baja, namun sekitar 45 persen lebih ringan.
Perhatiannya sekarang tertuju ke tubuh Kai yang tampak lemas. Soojung mencuri pandangannya dari samping. Lelaki itu tak lagi mengeluarkan suara-suaranya sejak pesawat itu terbang dan berada di lapisan atmosfer. Meskipun cuaca tidak memungkinkan untuk penerbangan, perlengkapan-perlengkapan canggih mampu mendukung kondisi ini. Seperti penangkal petir ataupun alat untuk menstabilkan posisi benda raksasa ini di udara.
Kedua kelopak mata Kai nyaris tak berkedip sama sekali. Ia benar-benar mematung. Pandangannya ke arah lantai kabin terlihat kosong. Setelah sekian tahun lamanya, emosi itu kembali menjenguknya. Kai baru saja melanggar perjanjiannya tentang perkelahian.
Ia merasa sangat bodoh. Tidak memiliki belas kasih sedikit pun terhadap orang terdekatnya. Bahkan tadi Soojung memperlihatkan rasa takutnya yang di luar batas saat ia menarik tangannya dengan -- kasar?
"Soojung?" bisiknya. Kai mencoba untuk menghirup dan menyimpan oksigen itu di dalam paru-parunya setelah Soojung menyadari panggilan itu, menoleh ke arah Kai. Sorot matanya masih sama. Takut. Ia sangat takut menghadapi keadaan selanjutnya yang akan ia terima. Kai mengutuk dirinya sendiri untuk ke sekian kalinya. Karena berkat ulahnya, ia berhasil membuat Soojung berselimut ketakutan walaupun gadis itu menampakkan senyum kecilnya.
"Apa rasa sayang kamu ke aku masih ada?" tanyanya, "Kenapa kamu memutuskan untuk pertahankan aku?"
Salah. Itu tidak termasuk kata-kata maaf yang sedang dipikirkan oleh Kai. Ia sedang menanyakan pemikiran hatinya sendiri. Namun, rasanya seperti sebuah pisau menancap tepat di jantung Soojung ketika ucapan itu terdengar memasuki telinganya.
"Apa yang selama ini kamu lakukan saat aku tidak menemanimu di Inggris?"
• Love & War •
Makasih buat bunitkai, rianur02, lee-jungjung, anchovy_star15, buat vote ataupun commentnya ^^
Jongin akhirnya ragu ke Soojung. Dia gak mungkin dong, nerusin hubungannya gitu aja kalau setiap masalah harus dihadapi pakai urat?
Makin ke sini aku makin ngawur aja ya--
Wkwkwk, sekian dulu bab 11.See you in next chap!~ ^^
Created: 25th Jan 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and War
Novela JuvenilPerang pada umumnya telah berganti menjadi perang modern, dimana hanya orang-orang yang memiliki naluri dan percaya tentang intelijen yang bisa memahami akan situasi dan kondisi ini. Setelah perang benar-benar berada di titik puncaknya, akibat yang...