You don't know me

65 25 1
                                    

"Bang, kentang goreng satu. Pake pedes yang banyak." Ujar Nikita pada penjual ketang goreng di kantin sekolahnya.

"Ekhem.. Ekhem.. Sendirian aja?" Sapa Sulthan yang tiba-tiba berada di sebelah Nikita.

"Woy, kalo disapa nyaut, kek!" Ucap Sulthan.

Nikita menengok ke sebelah kiri, di mana cowok 'yang amat sangat mengganggu' berdiri. "Ke gue?"

"Ya iya, lah! Emang lu pikir ke siapa lagi?!" Sewot Sulthan yang suaranya naik satu oktaf dari sebelumnya.

"Ini kentangnya." Ucap penjual kentang goreng pada Nikita sambil menyerahkan kentangnya yang lalu Nikita membayarnya.

Lalu, Nikita pergi meninggalkan Sulthan dan Hafizh tanpa berucap sepatah kata pun.

Sulthan memandang ke arah Nikita pergi, lalu berkata, "gila, ya, tuh cewek! Kerasukan setan apaan, deh! Dingin gitu kelakuannya."

Hafizh menepuk-nepuk punggung sahabatnya. "Sabar, mending lu ikutin dia, deh, sekarang."

Sulthan melipat tangannya di depan dada, lalu berkata, "dih, ngapain, ah! Gue capek, mau istirahat aja. Kapan-kapan aja, deh, ngintilin dianya."

"Lu mending ikutin dia ke parkiran sekarang. Percaya sama gue." Ujar Hafizh meyakinkan.

Sulthan memandang sebentar ke arah sahabatnya yang sedang memasang senyum miring untuk 'meyakinkan' Sulthan.

Sulthan pun pergi menyusul Nikita.

Nikita berjalan ke arah parkiran yang disusul oleh Sulthan, lalu Nikita berhenti tepat di sebelah mobilnya.

Kok berhenti di depan mobil gue? Batinnya.

Sulthan mengintip Nikita dari salah satu mobil yang parkir agak jauh dari mobilnya. Ia memerhatikan gerak-gerik Nikita.

Nikita bergeming. Ia lihat ke-empat ban mobilnya kempes, dan ada bekas sayatan di sana.

Sulthan menghampiri Nikita yang terlihat bingung, lalu berkata, "kenapa, Nik?"

"Ban mobil gue kempes, nih. Ada yang jail, deh, kayaknya."

"Oh, yaudah, lu pulang bareng gue aja." Tawar Sulthan.

"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri."

Tanpa berpikir panjang, Sulthan memegang tangan Nikita, menariknya sampai masuk ke dalam mobilnya di sebelah kursi kemudi. Lalu, Sulthan berlari memutari mobil depannya dan masuk ke dalam mobil di kursi kemudi.

"Lo tuh apa-apaan, sih?! Udah gue bilang 'kan gue bisa pulang sendiri!" Ucap Nikita.

"Udahlah, Nik. Ini udah sore, lu pulang sendiri naik apa? Lu gak takut diperkosa atau diculik?"

Nikita hanya diam, dan Sulthan mulai menjalankan mobilnya.

Dalam perjalanan, mereka hanya terdiam. Nikita yang malas untuk mengobrol dan hanya memainkan handphone nya, dan Sulthan yang takut untuk memulai pembicaraan.

Tapi, Sulthan mengumpulkan niat dan keberaniannya untuk bicara dengan Nikita.

"Eum, Nik. Mobil kamu gimana? Mau di sekolah sampai kapan?" Tanya Sulthan berbasa-basi.

"Udah diurus sama bokap gue." Jawab Nikita tanpa mengalihkan pandangannya.

"Oh, iya, baguslah."

Suasana menjadi sunyi lagi. Sulthan bingung membuka pembicaraan lagi dengan apa, karena ia tahu seberapa pun ia usaha, Nikita membalasnya dengan dingin, karena memang orangnya begitu.

"Nik, gue mau nanya sesu-"

"Gue tau lo mau nanya apaan." Ujar Nikita, memotong pembicaraan Sulthan. "Tapi, please, gue males bahas ini, oke?"

"Tapi gue penasaran kenapa lo selalu menyikapi orang-orang kayak gini."

"Banyak hal yang gak perlu elo tau." Jawab Nikita.

"Tapi siapa tau dengan lo cerita ke gue, gue bisa membantu masalah lo. Atau minimal lo lega dan bisa jadi diri lo yang dulu."

Nikita tertawa sarkastis. "Apa lo bilang? 'Jadi diri gue yang dulu'? Emang lo tau apa tentang gue?"

Sulthan hanya bisa diam.

"Dengar baik-baik," ujar Nikita saat mobil berhenti tepat di depan rumahnya. "Terserah, lo dan teman-teman lo itu mau mandang gue dengan cara apa. Yang penting, semua orang di dunia ini, bahkan elo, gak akan tau apa-apa tentang gue. Ngerti?"

Nikita lalu turun dari mobil, padahal rumah Nikita mungkin saja masih jauh. Nikita langsung memberhentikan taxi dan langsung meninggalkan Sulthan sendirian.

.....

"Lo kok bisa tau mobil Nikita bannya kempes?" Tanya Sulthan pada Hafizh lewat telepon.

"Gue denger-denger, sih, ada orang yang sengaja nyayat tuh ban mobil si Nikita, tapi gue gak tau pasti, sih, siapa yang ngelakuin itu." Balas Hafizh.

"Oh yaudah, lah. Thanks ya, Fizh. Gue jadi bisa balik bareng tuh cewek ngeselin."

"Hahaha, ngeselin tapi dikejar gitu." Ejek Hafizh.

BlackstripsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang