Tear

24 4 1
                                    

Haidar:
Aku juga selalu megang janji itu, kok.

Deg, balasan yang memang tak bisa di duga duga oleh Nikita. Antara senang dan tidak, senang bahwa ia bisa berbicara seperti itu, tidak karena tak ada buktinya

Nikita A:
Apa buktinya?

Haidar:
Aku sekarang kembali ke kamu. Kembali ke hadapan kamu lagi.

Melihat balasan ini, Tak terasa air menyerodot dari matanya membasahi pipi chubby Nikita.

Tapi Nikita tak mau terlihat sebagai cewek cengeng yang lemah. Ia ingin terlihat kuat di depan semua orang, meskipun di dalam aplikasi chatting sekalipun.

Nikita A:
Terus, dulu kamu ke mana? Melupakan janji itu lalu bersenang-senang dengan Caecilia SAMPAI SEKARANG?
Nikita A:
Aku selalu bertahan dari dulu. Selalu aku yang berjuang. Susah payah aku berjuang tapi kamu seenaknya pergi.

. . .
Nikita meletakkan handphonenya di pinggirnya. Ia melanjutkan tangisannya. Ia menangis menjadi jadi. Rasa galau dan sakit hati tercampur menjadi satu.

Kenapa? Kenapa dia ninggalin aku dengan cara kayak gini? Hah? Emang aku salah apa? Kurang apa perjuangan aku selama ini? Batin Nikita sambil menonjok nonjok guling yang ia ibaratkan sebagai Haidar

Lalu Nikita menangis sambil memeluk guling yang ia imajinasikan sebagai Haidar. Ia mencengkram guling itu dengan kuat, seakan tidak ada yang boleh melepaskannya.

Handphone Nikita berdering tanda ada satu panggilan masuk, yaaa, kalian benar, itu dari Sulthan.

Nikita sedikit terbatuk untuk mengembalikan suaranya supaya tidak terdengar habis menangis.

"Yaa? Ngapain lu nelpon jam 8 malem? Kangen?" Omong Nikita membuka obrolan

Ih baru di telpon aja udah ngamuk ngamuk, iya gue kangen, mau apalo?

"Aduuuh dikangenin Sulthan ahahaha"

Eh bentar - bentar, suara lu kok agak  berbeda ya, agak serek gitu

"Yaterus? Kan kedengeranya sexy kalo serek"

Engga, ini bukan serak sexy. Ceritain apa yang terjadi? Abis nangis kan lu?

Nikita harus kuat supaya tangisannya tak pecah saat Sulthan meneleponnya

"Engga ih sotau, kata siapa nangis? Sotau sih" jawab Nikita sambil menyeka air matanya

Lo jujur ke gue apa yang abis terjadi? Lo kenapa Niki?! Cepet kasih tau!

"Engga kook.... Gue baik baik aja.... Hiks... Hiks..." Tangis Nikita yang mulai terdengar

Lo diem disana, setengah jam lagi gue nyampe ke rumah lo, gue bakalan bikin lo bahagia, toh besok juga libur. Kalo lo gadibolehin keluar, gue yang bakalan langsung minta izin ke bokap lo.... Kata Sulthan sambil terdengar suara mesin mobil di hidupkan

BlackstripsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang