Meet

44 17 2
                                    

Hafizh yang baru datang langsung ditoyor kepalanya oleh Sulthan. "Ape, sih, lu. Ganggu aja."

Kringg.. Kringg..

Bel masuk berbunyi. Semua orang di kelas sibuk kembali ke tempat duduknya, menunggu Bu Hailey datang dengan milyaran sejarah Indonesia yang ada di kepalanya.

...

"Nik, mau ke kantin?" Tanya Sulthan menyusul Nikita yang sudah di ambang pintu.

"Iya, kenapa?"

"Bareng, yuk?" Tanya Sulthan yang dibalas anggukan kepala oleh Nikita.

Mereka pun berjalan beriringan melewati beberapa koridor. Saat sudah dekat ruang guru, ada seseorang yang memanggil Nikita dari arah ruang guru. Rupanya Hafizh.

"Lu dipanggil Pak Wendra. Katanya lu belum ngumpulin tiga tugas dan belum susulan dua ulangan."

"Ebuset! Kok banyak amat?! Setau gue gak sebanyak itu, deh!" Gerutu Nikita.

"Ya gak tau, lah, gue. Lu tanya aja sama pak Wendranya." Jawab Hafizh sambil berlalu.

Sulthan menggelengkan kepalanya seraya berkata, "makanya, jangan suka mabal sekolah. Jadi numpuk, kan, tugasnya."

"Ya udah, deh, gue ke Pak Wendra dulu. Lu beliin makanan buat gue, ya! Nasi ayam sayur sama aqua satu yang dingin. Daaahhh!" Nikita berlari meninggalkan Sulthan.

Alhasil Sulthan berjalan sendirian menuju kantin.

"Bu, nasi ayam sayur dua bungkus, ya! Aqua dinginnya juga dua." Ucap Sulthan pada pedagang kantin.

"Bentar, ya!" Si Ibu pedagang dengan sigap menyiapkan pesanan Sulthan.

"Ini." Ibu pedagang memberikan makanan pesanan Sulthan yang sudah dibungkus, dan lalu Sulthan membayar.

Saat Sulthan membalikkan badan, tak sengaja dia menyenggol minuman yang sedang dibawa seseorang. Alhasil, minuman itu tumpah dan kena baju sang pemilik.

Dengan wajah panik, Sulthan menaruh makanannya di meja dan berkata, "eh, aduh.. Sorry banget, ya. Sorryyyy bangetttt. Gue gak sengaja, gue gak liat, maaf banget, ya!"

Orang itu hanya tersenyum, lalu mengambil tissue dari saku celananya. "Gak apa-apa. Santai aja."

Sulthan memerhatikan orang itu. Ia tak pernah melihat orang itu sebelumnya.

"Lo murid baru?" Tanya Sulthan.

"Iya, pindahan dari SMA Mutiara Bakti."

Oh! Mutiara Bakti!

Siapa yang tidak tahu dengan sekolah itu? Sekolah yang sangat terkenal dengan anak-anak yang pintar dan juga sangat ramah. Pantas saja orang itu tidak memarahi Sulthan karena bajunya ketumpahan minuman.

"Kenalin, gue Haidar." Orang itu menjulurkan tangannya.

"Oh, iya. Gue Sulthan." Sulthan membalas uluran tangan Haidar.

"Gue ke ruangan kepala sekolah dulu, ya."

"Eh, iya, Dar. Sorry, ya, yang tadi." Ujar Sulthan. Haidar hanya mengangguk pelan sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan Sulthan.

BlackstripsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang