FRIENDZONE

20.4K 549 21
                                    

Verena's POV~

Kring kring kring

"Iihhh..berisik bangettt!!" geramku sambil meraba-raba nakas bermaksud untuk mematikan jam weker tersebut.

Tak lama kemudian..

"Verena sayang, bangun nak. Nanti kamu kesiangan." ujar mama yang berusaha membangunkan aku dengan suara lembut nan teduh nya itu.

"Ahh, nanti dulu maa.." balasku dengan manja.

"Buruan bangun, sayang. Sudah jam 6.45" ujar mama (lagi).

"WHAT?! Aduh kesiangan" seketika aku panik, dan saat itu juga aku loncat dari tempat tidur kemudian mandi. Selesai mandi, aku langsung bergegas ke sekolah.

Oh iya, kita belum kenalan nih. Nama gue Verena Sindy Bramantyo, gue sekolah di SMA Harapan Bangsa kelas 12G. Gue lahir dari pasangan Sindy Almena dan Jonas Bramantyo. Gue tinggal bersama kedua orang tua gue di perumahan Golden residence jl.flamboyan no.52.
Oke segitu aja kenalannya, back to story~

"Pak! Pak Ujang!" teriak ku lembut pada supir mobil di rumah ku.

"Iya non, ada apa?" tanya pak Ujang.

"Anterin saya ke sekolah ya pak, udah kesiangan nih" kataku sambil melihat ke arah jam tangan.

"Aduh non maaf, anu non.. Ban mobil nya pecah, jadi ada di bengkel" jawab pak Ujang tak enak hati.

"Yahhh... Yaudah deh pak, saya berangkat dulu yaa" ujarku sedikit kecewa. Kemudian segera bergegas berlari.

Dan akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki setengah berlari hingga depan perumahan dan setelah itu mencari kendaraan apapun yang lewat.

"Udah jam 7.20 lagi. Huffttt.. Gue naik apa ya? Jam segini kan taksi lagi penuh-penuhnya. Mana macet lagi! Lagipula mana mungkin ada yang lewat terus berhenti di depan gue?" ujarku dalam hati.

Tiba-tiba...

"Woy Ver, ngapain disitu? Mau bareng gak?" ajak Albert dingin.

Kenalin, ini Albert Zein temen sekelas gue, dia tinggal di perumahan ini juga tapi beda jalan dan blok sama gue. Dia lahir dari pasangan Christine dan Abraham Zein.

"Lagi nyariin botol buat gua pungut. " jawab ku ketus.

"Dih cakep-cakep kok mungutinnya botol" balas Albert yang terlihat menahan tawa.

"Menurut lo?" balasku dengan nada malas.

"Buat nambahin penghasilan? Hahaha.." ledek Albert.
Sial, dia malah meledekku.

"Buat gue lempar ke muka lo." balasku ketus.

"Yaelah dalem amat ngomongnya. Buruan. Mau bareng gak? Kalo enggak, gue tinggalin nih." ujar Albert dengan nada sedikit menyebalkan.

"Terpaksa siih ya. Ini karena gaada kendaraan aja." ujarku sok jual mahal sambil menaiki motor milik Albert.

"Nih pake helm nya. Bisa kan?" ujar Albert lembut namun tetap saja bagiku ketus seraya memberiku helm.
"Oh, God. Kenapa gue jadi deg-degan gini pas dia ngomong lembut? Apa gue suka sama dia? No, no, no.. Cowok sok ganteng kayak dia. Ish ogah." racauku dalam hati.
Aku tidak sadar kalau sedari tadi, aku melamun.

"Woy! Dia malah bengong. Nih." ujar Albert memberiku helm yang sukses membuyarkan lamunanku.

"Eh iya." jawabku singkat.

"Udah siap?" tanya Albert memastikan.
Aku hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Okey, pegangan yang kenceng ya. Gue gamau lo kenapa-napa"

Belum sempat aku berkata, Albert sudah menyalakan mesin motornya dan segera melaju bersamaku dengan cepat.

"Oh, God. Kenapa kata-kata dia bikin gue melayang gini? Fiks ini mah bikin gue jantungan." ujarku dalam hati.

Tanpa sadar, aku memeluk tubuh gagahnya dari belakang. Dan disitu, aku merasa nyaman.

Sesampainya di sekolah...

Ting ting ting
Pas banget bel bunyi, untung saja aku dan Albert sudah sampai.

Saat di kelas...

"Ehem ehem, ada yang barengan nih" ujar James asal ceplos yang langsung kuhadiahi toyoran di kepalanya.

"Adawww.. Selaw aje kali, sist." ujar James kesakitan sambil mengelus kepalanya.

Kenalin, namanya James Abraham sahabat baik gue.

Tak lama kemudian, guru masuk ke kelas.

Dan...





Just info for my readers..
Disini sikap tokoh Verena rada gue ubah dikit ya. Biar terkesan lebih ngena aja gitu.

Oke lah, pokoknya mah jangan lupa vomment.

Happy reading 😘

With love,

SDMP :*

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang