EMPATPULUHSATU

1.8K 78 0
                                    

Keesokan harinya saat di kantin sekolah...

"Ver, ada yang mau aku omongin sama kamu. Ini serius." ujar Albert. Tidak biasanya ia seserius ini.

"Yaudah, Al. Ngomong aja." balas Verena singkat. Ya ampun, Ver. Udah jadian juga, masih cuek aja.

"Hmm, tapi aku bingung mulai darimana."

"Emangnya kamu mau ngomongin masalah apa, Al?" tanya Verena.

"Hmm, jadi gini Ver.. Semalem, mantan aku waktu smp ngehubungin aku lagi, namanya Devi. Dia minta balikan sama aku. Dan aku bingung harus ngeresponnya kayak gimana." ujar Albert

Deggg...

Pernyataan itu sontak menusuk hati Verena seketika. Memang mereka belum apa-apa, tetapi entah mengapa Verena merasa hati kecilnya terluka.

"Yaa kamu nya masih ada rasa gak sama dia? Kalo ada, terima aja sih. Tapi kalo enggak, ya tinggal tolak. Gampang kan? Gitu aja kok repot" jawab Verena jutek.

"Masalahnya iya, Ver." jawab Albert enteng.

"WHATT?! Dengan segampang itu kamu bilang iya, Al? Aku disini, di depan kamu. Aku pacar kamu, kamu bilang kayak gitu? Maksudnya apa, Al? Baru aja kemaren kamu hibur aku, masa iya aku harus sakit lagi? Siapa yang gila sih, Al? Aku yang cinta mati sama kamu, atau kamu yang selalu menggerayangi pikiran aku?" racau Verena dalam hatinya.

"Ver.. Aku ngomong sama kamu lohh(?)" ucap Albert sambil berusaha menyadarkan Verena dari lamunannya. Jujur saja, ia tak tega mengatakan semua ini padanya. Pada sang kekasih.

"Verenaa..." panggil Albert (lagi).

"Hmm, eh iya kenapa, Al?" jawab Verena.

"Jadi menurut kamu gimana?" tanya Albert (lagi).

"Yaa kamu denger kan omongan aku tadi? Kalo misalkan kamu emang masih ada rasa sama dia, yaudah terima dia aja. Gampang kan?" ujar Verena yang berusaha menegarkan hatinya sendiri. Hatinya yang seketika rapuh kembali.

"Terus kamu? Aku gak mungkin ninggalin kamu, Ver." ujar Albert labil.

"Aku? Ngapain sih kamu mikirin aku? Emangnya aku masih penting buat kamu? Kalo iya, kamu gamungkin susah move on dari mantan kamu itu. Mau gak mau yaa kita putus lah, Al. Buat apa juga dipertahanin?" ujar Verena panjang lebar. Tanpa sadar, air mata mulai menggenangi mata coklat cantik milik wanita bergigi kelinci itu.

"Kamu jangan ngomong gitu, Ver. Maafin aku, kita putus ya."

"Al, dengan segampang itu kamu bilang putus? Dengan segampang itu kamu milih mantan kamu dibanding aku? Dengan segampang itu kamu ninggalin aku? Aku gak ngerti sama pikiran kamu, Al. Baru aja kemaren kamu ajak aku terbang tinggi ke langit, eh sekarang(?) kamu malah hempasin aku ke bumi gitu aja. Sakit, Al. Sakitnya lebih dari apa pun. Andai kamu ngerti perasaan aku sekarang ini." racau Verena (lagi)  dalam hatinya.

"Okey, gue terima mau lo."

Ting ting ting..

Dan setelah itu, bel masuk berbunyi. Verena segera meninggalkan Albert di kantin tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Saat di kelas..

"Tumben kalian diem-dieman gitu, Al. Ada apaan?" tanya Zidan penasaran pada Albert.

"Ada deh, tar juga lu tau" jawab Albert. Semuanya seperti puzzle. Menjadi sulit untuk ditebak. Rasanya, hanya Albert dan Tuhan yang mengetahui rencana ini.

"Yailah, gimana gua mau tau kalo lu nya aja gak ngasih tau gua? Rada geser lu, Al."

"Berisik lu ah. Mending kantin lagi aja yok. Masih laper gua"

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang