EMPATPULUH

1.9K 85 0
                                    

"Gue punya ide, biar gue bisa mastiin kelanjutan hubungan gue ama Albert." seru Verena (jan gitu napa Ver, gua juga kan naksir Albert :v #authorngarep)

Padahal sebenarnya, Verena sangat tidak ingin jauh apalagi sampai berpisah dengan Albert. Namun apa daya? Orang tua Albert, khususnya sang papa tidak menginginkan mereka bersama. Dan Verena, tak kuasa menentang hal itu.

"Al, gue udah tulis nama lo yang guedeee di karton ungu, kenapa karton ungu? Lo pasti tau, karena gue suka warna ungu. Kalo emang lo jodoh gue, nih karton bakal balik ke gue sebelum besok pagi. Tapi kalo enggak, yaa lo pasti tau apa yang bakal terjadi." ujar Verena yang berbicara sendiri sambil menjatuhkan kertas karton berwarna ungu ke depan jendela kamar lalu segera menutupnya. Jujur saja, Verena sangat berharap kertas itu dapat kembali di tangannya sebelum besok pagi. Hal itu untuk meyakinkan Verena bahwa Albert adalah jodohnya.

Tok tok tok..
(suara ketukan jendela kamar Verena)

"Kayak ada yang ketok-ketok jendela, siapa yaa? Ish udah malem gini lagi, eanjirrr.. Bodo ah, gua gamau buka. Takutnya pas gua buka bukan orang lagii" racau Verena. Ia mengira bahwa suara ketukan jendela tersebut berasal dari hantu 👻 atau semacamnya.

Tok tok tok...

"HUAAA, MAMAAAAAA..." seru Verena. Ia pun sangat ketakutan dengan suara ketukan jendela yang misterius tersebut. Akhirnya ia segera bersembunyi dibalik selimut di kasurnya yang berwarna ungu. (Ungu lagi, ungu terus, ungu mulu. Yaelah:v)

"Tetaplah bersamaku, jadi teman hidupku. Bersama kita hadapi dunia. Kau milikKUmilikmu, kita satu kan tuju. Bersama arungi derasnya waktu.
Bila di depan nantiiiii.. Banyak cobaan untuk kisah cinta kita, jangan cepat menyeraaahh.. Kau punyaku, ku punya kamu. Selamanya akan begituu"

"Bentar-bentar, itu suara kayak gua kenal yaa.. Coba dah buka dulu jendelanya" ujar Verena yang langsung membuka jendela dan akhirnya ia tau sosok misterius di balik kejadian barusan..

"A all allbeerrrttt? Jjaaadiii dddaaarrriiitttaaadiii iituu kkaamu?" tanya Verena dengan terbata-bata.

"Iya, Ver. Aku sengaja kesini untuk balikin karton yang kamu buang tadi ke bawah" jawab Albert sambil meletakkan gitar kemudian memberikan karton ungu yang tadi sengaja dijatuhkan oleh Verena.

"Oh, iya. Hmm, makasih" jawab Verena singkat.

"Btw, gimana caranya kamu bisa ke jendela kamar aku? Ini kan tinggi, udah gitu gaada tangganya lagi(?)" lanjutnya bertanya-tanya.

"Ver, aku kan udah pernah bilang ke kamu. Cinta itu gabisa kita duga. Kadang hati kamu manggil dan yakinin hati aku buat pertahanin hubungan ini. Dan kadang juga sebaliknya. Cinta itu saling melengkapi, Ver. Jadi kalo kamu nyerah karena papa aku gak setuju sama hubungan kita, itu salah. Karena cinta itu butuh perjuangan, yaa seperti aku yang butuh kamu" ujar Albert yang langsung memegang kedua tangan Verena dan mengelus rambut panjang kekasihnya itu.

Verena tak bisa berbicara satu katapun, karena ia tidak menyangka jikalau Albert dapat melakukan semua ini. Ia hanya bisa menangis, entah menangis karena sedih atau karena bahagia. Ia sendiri pun masih bertanya-tanya dalam hati kecilnya.

"Ver, udah dong jangan nangis lagi. Aku janji, aku bakal selalu berusaha buat bahagiain kamu. Karena aku yakin, Tuhan mempertemukan kita karena sebuah alasan." ujar Albert sambil menghapus air mata di kedua pipi Verena dengan lembut.

Dan akhirnya, Verena berbicara..

"Al, aku gatau Tuhan nyiptain hati kamu dari apa. Karena aku kagum sama kamu yang bisa setegar ini. Maafin aku kalo sikap aku tadi bikin kamu sakit hati, Al." ujar Verena.

"Kamu gausah minta maaf Ver, aku tau kamu kayak gini karena apa. Aku berusaha buat maklumin kamu, karena aku tau kalo kamu itu gak mungkin kayak gini tanpa alesan yang jelas" balas Albert.

"Al, aku mau kamu bilang sesuatu ke aku."

"Bilang apa, Ver?"

"Hmm, ituu loh, Al.." ucap Verena sambil memainkan wajahnya tak jelas. *koker itu mah euy =v

Bukannya mengerti dengan ucapan Verena, Albert justru malah kebingungan. Ia tak mengerti sama sekali dengan permintaan Verena yang satu ini.

"Itu apa, Ver?" tanya Albert dengan wajah kebingungan.

"Ish, ituuuu.." balas Verena, keknya Verena mulai bad mood karena Albert gak peka ama kodenya :v

"Apa, Ver? Ih aku gak ngerti apa mau kamu."

"Ck, maksud aku itu.. Kamu gak mau bilang I love you gitu?" akhirnya Verena to the point.

"Oh, I love you too, Ver." jawab Albert polos.

"Ish, kok jadi aku yang bilang duluan? Kan harusnya kamuu.." protes Verena kesal.

"Ya kan kamu yang bilang I love you duluan, bukan aku." balas Albert.

"Hm, I love you too, Al. Akhirnya kamu bilang duluan juga" balas Verena dengan terseyum manis.

"Ya Tuhan, kamu nih ada-ada aja." ujar Albert kemudian mencubit hidung Verena.

"Abisnya sih kamu, bikin aku bt teruss"

"Maafin aku deh.. Udah dong cueknya, nanti cantkk nya ilang lohh"

"Tuh kan kamuu, gombal terus siih, Al."

"Yaa selagi gombalnya cuma ke pacar sendiri emang kenapa sih, Ver? Gapapa donggg"

"Iya iyaa, awas aja kalo ke cewek lain." ancam Verena.

"Yaa kalo itu mah beda lagi" ucap Albert pelan, namun masih terdengar di telinga Verena.

"APA KAMU BILANG? ISSHHHH..." teriak Verena yang langsung mencubit perut Albert berkali-kali.

"Eh, enggak, Ver. Bercanda, aw aduh iyaa aku minta maaf aw. Udah donggg cantikkkk" rayu Albert.

"Ish kamu, tau aja sih aku tuh langsung meleleh kalo digombalin"

Dan selang beberapa menit kemudian, Albert pulang ke rumahnya karena sudah hampir larut malam. Malam Verena kali ini terasa lebih indah dibanding malam-malam sebelumnya karena dihibur oleh sang pangeran. Begitu juga Albert, malamnya kali ini terasa lebih indah dibanding malam-malam sebelumnya karena melihat senyum sang bidadari.. Mereka berdua berharap agar bisa terus tersenyum seperti malam ini..






Happy reading my readers...

Butuh komen penyemangat niihh :"v butuh bintang banyakk :"v

Ditunggu vommentnya guys...

Don't be silent readers 😶



With love,

SDMP :*

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang