Kay: "Rin... apa kau memikirkan sesuatu?"
Rin: "Mmh.. aku memikirkan Ibuku"
Kay: "Kenapa? Bukankah kau pernah bilang padaku kalo Ibumu masih hidup karena Tim penyelamat membawanya ke tempat evakuasi?"
Rin: "Ya.. memang begitu, tapi.. seketika perasaanku mengatakan kalo sesuatu telah terjadi"
Kay: Ia tersenyum tenang dan memegang kedua bahu Rin "Yakinlah Rin, pasti Ibumu akan baik baik saja"
Rin: "Tapi.. Ayahku yang masih diluar kota bagaimana? Aku nggak pernah mendapat kabar setelah wabah menyebar"
Kay: "Begitu pula Ayahmu, dia juga pasti akan baik baik saja. Sekarang kau hanya perlu tenang, ku lihat kau sangat tertekan"
Rin: Ia mengangguk kecil dan tersenyum tipis "Kau tau Kay? aku merasa nyaman di dekatmu karena kau mampu membuatku tenang"~≠~
Jambi, pukul 12:03
Disiang yang terik ini, Rin membuka kedua kelopak matanya karena cahaya matahari sudah berhasil menembus awan dan mengetuk matanya untuk segera bangun, ia merasakan angin angin menerbangkan rambut panjangnya yang hitam ke udara. Benar, ia tertidur di atas sepeda motor. Dan asal kalian tau saja, yang membawa motor itu adalah Key (Author: Aaaaa.. co cweet! Bang Key, Author mau jg dong) /plak/ *digampar Rin~ Rin menegakkan tubuhnya yang bersandar ke bahu Key, jujur pipinya sedang merona saat ini.
Key: "Rin? Udah bangun?" Tanya Key yang sesekali menengok ke belakang.
Rin: "Eh? Iya.. aku udah bangun. Hehe" jawab Rin dengan pipi yang masih merah merona.
Key: "Kau tertidur hanya sebentar, tidurlah lagi jika kau mau. Maaf karna aku sedikit ngebut jadi membuatmu nggak nyaman"
Rin: langsung membulatkan matanya kaget "Eeh! Nggak usah Key! Aku nggak ngantuk lagi kok, hehe.. lagian ini bukan karena kau ngebut, aku nya saja yang terganggu karena cahaya matahari menyilaukan mataku. Sungguh, aku nggak ngantuk lagi" ucap Rin panjang lebar.
Key: "Kenapa menjelaskannya detail sekali?"
Rin: "Ah, nggak apa apa" ia membuang pandangannya.
Key: "Oh iya, Vicky bilang kita akan kerumah mu"
Rin: "Ha? Rumah ku? Kenapa?"
Key: "Ntahlah.. coba kau tanyakan pada temanmu"
Rin: Mengangguk "Yasudah, ayo kerumah ku, aku tunjukkan jalannya"'aku merasa nyaman di dekatmu karena kau mampu membuatku tenang'
Jambi, pukul 12:38
4 sepeda motor sudah berhenti disebuah rumah minimalis, itu adalah rumah Rin. Dan ia langsung turun karena melihat pintu rumahnya yang terbuka lebar, ia berlari memasuki pagar dan masuk ke dalam rumah, Ia memanggil manggil Ibunya.
Rin: "Ibu!!!" Teriaknya saat menginjakkan kakinya di ruang keluarga "Ibu dimana? Ini aku Rin! Aku pulang bu!"Tak ada jawaban sama sekali.
Rin: Dengan senyumannya yang pudar ia kembali memanggil Ibunya "Ibu? Ibu dimana? Aku pulang bu.." Ucap Rin sedikit menahan air matanya.
*Outside
Vicky: "Kenapa kita nggak masuk aja sih? Takutnya Rin kenapa-napa didalam"
Gissele: "Kita tuh harus nunggu dia dulu, dia kan lagi nyari Ibunya"
Bella: "Tapi dari tadi nggak ada tanda tanda Rin mau keluar, apa dia baik baik aja?"
Key: "Iya juga ya? Apa kita harus nyusul Rin?"
Vicky: "Aku setuju, ayo!"
Gissele: "Kalian nggak sopan banget sih, aku disini aja"
Vicky: "Yaudah kalo nggak mau masuk, kita nggak maksa kok. Tapi awas.. ntar ada Zombie~ kkkk" Ucap Vicky menakuti Gissele
Gissele: ia hanya menggembungkan pipinya "Iya, baiklah! Aku ikut!"
Vicky: "Hihi~ takut ya?" Goda Vicky
Gissele: "Apaan sih!"
Key: "Sudahlah. Ayo masuk.." Ajak Key yang berjalan di depan menuju pintu masuk.Saat mereka semua sudah masuk ke dalam rumah Rin, mereka melihat Rin tengah berdiri didepan sebuah pintu kamar bercat putih, dan terdapat sebuah tulisan juga disana.
"Wanita jalang didalam adalah wanita yang menentangku yang akhirnya aku biarkan dia menjadi mangsa kedua makhluk lapar"
Tulisan itu dari darah, dan sepertinya baru kemarin itu ditulis. Rin yang melihat tulisan itu merasa sangat terpukul dan ia hanya terdiam dengan air mata yang bercucuran, dan tiba-tiba Key menghampirinya lalu menepuk bahunya pelan.
Puk
Key: "Rin..?" Panggil Key sedikit ragu
Rin: "......" tak ada jawaban.
Key: "Rin, aku tau perasaanmu. Tenanglah"Grrkk~
Seketika kedua tangan Rin mengepal dan menatap Key dengan wajah yang dipenuhi oleh air mata.
Rin: "Bukan tim penyelamat, kan yang melakukannya?" Ucapnya pelan.
Key: Ia menggeleng "Jika itu tim penyelamat, mereka pasti akan memberi tanda di dinding"
Rin: "Lalu.. siapa? Ha? Siapa Key?!" Tangisan Rin mulai pecah "Orang ini sudah membunuh Ibuku! Mereka membunuh Ibuku Key.. hiks"
Key: "Sstt.. Rin, tenanglah.." Rin: "Aku nggak bisa! Selama ini firasatku benar! Ibuku nggak selamat! Ia justru disiksa oleh para bajingan itu!!" Tangis Rin makin menjadi jadi.
Key: Ia membawa Rin ke pelukannya "Rin, tenang.. okey? Jangan menangis, Ibumu akan sedih jika tau putrinya sedang menangis"
Rin: "Hiks... IBUUU!!!" Teriaknya "Maafkan aku bu, aku terlambat. Aku janji akan membalas dendam Ibu pada bajingan itu!" Batinnya.'Setelah aku kehilangan orang yang bisa membuatku tenang, sekarang aku sudah kehilangan bidadari yang aku sayangi'
'Selamat jalan Ibu, semoga Ibu tenang'
'Dan aku... akan membalaskan semuanya'
-To Be Continued...
~~~~~
•Hai! Chap 8 nya udah up nih! Gimana? Kurang ya feel nya? Atau emang nggak ada sama sekali? Yasudahlah biarkan:" Author kayaknya belum ahli bikin adegan mewe mewe nya(?) Oke, seperti biasa Author ingin kritik dan saran kalian, juga Vote nya! Yang banyak ya. See you di Chap 9! Bye~ #SalamBbuing!
