Jambi, pukul 14:09
Cklek~
Rin membuka sebuah pintu yang tidak terkunci itu, ia mendapati 1 mayat dan 2 Zombie disana. Kedua Zombie itu berjalan kearah Rin hendak ingin menggigitnya, tapi Rin langsung menghindar dan...
CRAK
satu tancapan pisau berhasil Rin tusukan pada salah satu Zombie itu, dan tinggal satu lagi. Rin cukup kesulitan melawannya karena postur badan Zombie itu yang kekar dan besar, membuatnya harus menahan beban itu untuk sebentar. Jika kalian bertanya tanya dimana Key dan teman teman Rin sekarang? Mereka sedang berada dilantai 2, sedang mencari barang barang yang mungkin bisa digunakan atau dibawa, Rin tak memberitau teman temannya termasuk Key soal ini, karena ia tau kalau mereka akan melarangnya dengan alasan 'terlalu berbahaya'. Tapi Rin, tetap saja membantah dan bersikeras untuk tetap membuka pintu kamar tempat Ibunya tewas karena menjadi mangsa 2 Zombie, ia tak bisa diam saja. Setelah beradu dengan Zombie kekar itu, Rin pun langsung meninju rahang Zombie itu dan menendang dadanya, dengan cara itu Zombie kekar dihadapannya sekarang ini sedikit memundurkan langkahnya, dan ini lah kesempatan Rin.
"Kyaaaaaa!!" Teriaknya sambil melompat kearah Zombie itu dan...
CRAK
BUG
sekali lagi Rin berhasil membunuh Zombie itu dengan tangannya sendiri, ia terengah engah dan mengalihkan pandangannya pada mayat dengan tulang rusuk yang menonjol keluar juga dilumuri belatung dan lalat hijau yang tergeletak dipojok kamar, ia melihat mayat itu dengan tatapan penuh rasa bersalah juga penyesalan, Rin bangkit dari posisi duduknya menghampiri mayat yang ia panggil dengan sebutan 'Ibu' itu. Tubuhnya lemas seketika melihat keadaan Ibunya yang mengenaskan dan mengerikan, jujur Rin tak sanggup melihat pemandangan seperti ini, hatinya remuk, pikirannya kacau, ntah siapa orang yang tega berbuat kejam seperti ini pada Ibunya. Rin berjanji akan melakukan hal yang sama jika pelakunya ditemukan. Dan sekarang Rin meraih sebuah kain putih yang panjang dan lebar, ia membentangkan kain itu dan menutupi tubuh Ibunya yang sudah tidak utuh itu, ia menangis seraya mengusap kepala Ibunya yang tertutup kain.
Rin: "Ibu.. apa ibu sudah merasa lebih baik? Aku takut kalo Ibu merasa kesakitan lagi, maafin Rin ya bu, Rin terlambat untuk menyelamatkan Ibu, Rin benar benar menyesal, hiks.. Rin harap Ibu tenang diatas sana" Air matanya menetes begitu saja dipipi mulusnya, dan tak lupa pula sebelum ia meninggalkan kamar itu, setangkai bunga lily diletakkannya diatas jasad Ibunya, guna sebagai hadiah terakhir dari Rin untuk Ibunya tercinta.'Bidadari yang selama ini telah menjaga dan membesarkan ku sudah merasa aman sekarang, karena Tuhan sedang menjaganya lebih baik dari pada aku yang menjaganya. Ibu.. dampingilah aku hingga seterusnya'
Rin keluar dari kamar itu dan mengambil kain basah didapur, ia menghapus tulisan dari darah di pintu itu yang menurutnya sangat membuatnya semakin ingin mencari dan membunuh pelakunya. Ia menghapus tulisan itu dengan tangan yang mengepal juga mimik wajah yang benar benar menujukkan ekspresi kemarahannya saat ini, dan tak lama sebuah kain basah datang dan menempel disebelah kain basah milik Rin.
Key: "Mau ku bantu menghapusnya?" Ucap Key tersenyum ramah pada Rin.
Rin: "Makasih.." balas Rin singkat
Key: "Dengar.. aku tau apa yang kau rasakan, setelah tau kalo Ibumu meninggal dengan keadaan yang mengenaskan. Aku benar benar prihatin, belum lagi dengan keadaan orang tua kami semua, siapa yang tau? Aku bahkan nggak tau sekarang Ibuku lagi apa dan bersama siapa? Dan teman teman mu juga merasa begitu. Tapi mereka nggak begitu larut dalam kesedihan, kau harus kuat Rin! Jangan biarkan masalah ini menghentikan mu disini, percayalah.. kami berada dibelakang mu"
Rin: "Key..." ia menatap Key dengan mata yang berkaca kaca
Key: "Tenang saja, kita pasti akan menemukan pelakunya! Aku juga ingin sekali menonjok wajahnya karena telah membuatmu menangis seperti ini"BLUSH
Rin: "Astaga.. apa ini?! Kenapa pipiku terasa panas?!" Gumamnya sambil meraba kedua pipinya "jangan bilang kalo pipiku merah. Aduh... gawat!!"
Key: "Rin? Kenapa?" Ia terkekeh
Rin: "Eh? Nggak apa apa, aku permisi sebentar mau ngambil spidol. Hehe" dan Rin berlari terbirit birit menjauh dari Key.~≠~
Jambi, pukul 16:30
Rin: "Selesai!" Ucapnya semangat.
Key: "Hmm.. bagus"Rin menulis ulang kembali tulisan dipintu kamar Ibunya, ia mengganti tulisan itu yang berisi..
'Bidadari yang sedang beristirahat didalam adalah Ibuku yang sangat ku sayangi'
Singkat, tapi bermakna bagi Rin, dan ia sekarang kembali meneteskan air matanya karena kembali teringat oleh Ibunya.
Gissele: "Rin.. jangan nangis lagi dong, kita juga ikutan sedih nih"
Bella: "Iya Rin, jangan nangis ya.. masih ada kita kok"
Vicky: "Tenang aja Rin, selama ada kami kau nggak akan kesepian"
Amy: "Kita kan sahabat mu Rin, mustahil kami meninggalkanmu"
Jessy: "Betul betul betul~ guys! Mandi yuk! Gerah nih"
Rin: Ia tertawa kecil "Baiklah, ayo kita bersih bersih dan setelah itu pergi dari sini"
Bella: "Asik! Aku bahkan nggak ingat kapan terakhir kali aku mandi"
Rin: "Haha.. ayo.."'Ibu.. walau Ibu tak ada, setidaknya teman temanku masih disini'
-To Be Continued...
~~~~~
•Hai! Gimana nih chap 9 nya? Haha.. kurang bagus ya? Maafkan saya:" Author khilap:v oke, author mau cerita sedikit.. kalian tau ini hari apa? Tanggal berapa dan bulan berapa? What?! Gak tau?! Halo kalian, hari ini adalah ultahnya D.O Kyungsoo! Salah satu member EXO! Woaahh bang D.O!! *hebohsendiri~ apa disini cuma Author yang EXO-L? Ayo dong komen, bias kalian di EXO siapa? #Wait! Ini kenapa author bahas soal EXO dan bias ya? Haha.. dasar author demam Kpop! Yaudahdeh.. kalo gitu seperti biasa author butuh saran dan kritiknya, votenya juga! Biar ini cerita up nya cepet:v okeh? Annyeonghaseo! See you.. #SalamBbuing!
