'Hey.. sadarlah'
'Ayolah.. kau harus keluar dari tempat ini'
'Dia jahat..'
'Rin.. dengarkan aku.. sadarlah'
'Saudaraku mencarimu'
~=~
Muara Jambi, Jambi. Pukul 17:44
'Kay..'
Rin mengigau dan membuka matanya perlahan, ia mencoba memperjelas penglihatannya yang sedikit mengabur, ia merasa punggungnya agak sakit dan sekarang ia berada disebuah ruangan, ntah ruangan apa itu. Yang jelas ia menemukan banyak pisau bedah, gunting, dan alat operasi lainnya.
Rin: "Dimana.. aku?" Gumamnya melihat sekeliling.
'Sudah sadar, nona?' Ucap seseorang dari sisi gelap ruangan itu.
Rin: "Siapa kau! Kenapa membawaku kesini?!" Ia bertanya sambil menarik narik tangannya yang terikat oleh borgol.
'Tentu kau tau siapa aku' jawabnya.
Rin: "Carlos..?" Ucapnya ragu. "Carlos.. kau kah itu?" Lanjutnya lagi.
Carlos: ia melangkah ke arah Rin "Yah.. ketahuan deh.." ucapnya sambil menghisap rokoknya.
Rin: "Kau.. ternyata selama ini kau! Denah itu.."
Carlos: "Ada apa dengan lokasi didenah itu?" Ia membungkuk menjajarkan wajahnya dengan wajah Rin.
Rin: "Kau menyilang daerah talang bakung, tepatnya dirumah minimalis!" Tatapnya tajam.
Carlos: ia tertawa lepas "Jadi..?"
Rin: "Jangan tertawa kau! Rumah minimalis itu rumah ibuku!" Pekiknya.
Carlos: "Oh, ternyata kau anaknya? Wah.. rupanya aku beruntung" ia tersenyum menyeringai.
Rin: "Apa.. apa maksudmu?" Tanyanya tak mengerti.
Carlos: ia tertawa kecil.*Flashback on
Jambi, pukul 17:56
*saat virus sedang menyebar*BRAK
Suara pintu didobrak dan beberapa orang masuk kedalam sebuah rumah minimalis itu, dan didalam rumah itu hanya ada seorang wanita paruh baya.
'Siapa kalian! Mau apa?!' Tanya wanita paruh baya itu.
'Ambil semua makanan dan obat obatan disini, cepat!' Perintah salah satu dari orang itu.
'Baik, tuan!' Jawab semua anak buahnya dan mereka berpencar keseluruh rumah.
'Hey! Mau apa kalian! Keluar dari rumah ku!' Bentak wanita paruh baya itu menghalangi orang orang yang masuk ke rumahnya.
'Hey, wanita tua! Nggak usah berisik! Atau kau aku bunuh!' Ucap pria itu mencengkram leher wanita paruh baya itu. 'Hm.. kau pasti punya anak perempuan, dimana dia?' Ucapnya seusai melihat foto foto seorang bayi perempuan di dinding.
'Tidak! Aku tidak akan menyerahkan anakku padamu!' Tolaknya mentah mentah.
'Berani kau menentang ku?!' Semakin memperkuat cengkramannya ke leher wanita paruh baya itu.
'Lebih baik aku mati daripada aku harus menyerahkan anakku padamu!' Ucapnya menatap pria itu tajam dengan mata yang mulai berkaca kaca.
'Hm.. nggak mau bilang ya? Baiklah, aku akan mengabulkan ucapanmu tadi!' Ucapnya tersenyum menyeringai sambil menoleh ke arah salah satu anak buahnya, ia memerintahkan sesuatu dan anak buahnya mengangguk tanda paham.
'Apa yang akan kau lakukan?!' Tanya wanita paruh baya itu masih dalam posisi dicekik.
'Membiarkanmu mati!' Ucapnya santai.
Dan tak lama orang yang diperintahkan pria itu kembali, tapi tidak dengan tangan kosong, melainkan membawa 2 zombie yang kelaparan.
'Makhluk apa itu!' Tanya wanita itu ketakutan.
'Makhluk itu akan membunuhmu, mencabik, mengoyak, dan memakan mu dengan lahap' jawab pria itu sambil menunjukkan ekspresi wajah seramnya.
'Tidak.. lepaskan aku!' Wanita paruh baya itu langsung menghempaskan tangan pria itu dari lehernya dan menginjak kakinya, lalu ia berlari menuju pintu keluar. Tapi sepertinya nasibnya tidak beruntung, ia berhasil ditangkap oleh salah satu anak buah pria itu. Wanita itu meronta dan mencoba melawan, tapi apa daya.. seketika pria itu menampar wajah wanita paruh baya itu hingga terjatuh ke lantai.
'Seret dia ke kamar itu bersama 2 zombienya!' Perintah pria itu.
Dan anak buah pria itu menyeretnya ke kamar bersama 2 zombie yang kelaparan, wanita paruh baya itu masih melawan dan pria itu langsung melukai tangannya dengan pisau hingga mengeluarkan banyak darah.
'Tutup dan kunci pintunya' perintahnya lagi.
Perintahnya pun dituruti dan mereka mengunci pintu kamar itu.
'Tidak.. jangan mendekat! Jangan mendekat! Aaaaa!!!!' Teriak wanita paruh baya itu dari dalam.
'Ahh.. jeritan kematian' tawa pria itu, lalu ia menuliskan sesuatu dipintu kamar itu dengan darah wanita paruh baya tadi. Ia menuliskan...
"Wanita jalang didalam adalah wanita yang menentangku yang akhirnya aku biarkan dia menjadi mangsa kedua makhluk lapar"
Setelah menuliskan kalimat itu, ia tersenyum dan akhirnya tertawa.
'Tuan Carlos.. ayo kita pergi ke rumah berikutnya' ucap salah satu anak buahnya dan dibalas dengan anggukan Carlos.
*Flashback off
Rin hanya terdiam membisu dengan mata yang berkaca kaca, ia sangat terpukul dengan pernyataan Carlos yang telah membunuh ibunya.
Carlos: "Gimana? Udah tau kan? Dan alasan mengapa aku mengatakan kalo aku beruntung adalah.. aku menemukan anak dari wanita tua itu tanpa harus mencarinya, dan kau sendiri yang datang ke tempatku"
Rin: "Brengsek kau Carlos!" Ucapnya menahan tangis.
Carlos: ia tertawa "Kau benar benar cantik jika sedang marah" ia mengusap pipi mulus Rin.
Rin: "Jangan sentuh wajahku dengan tangan kotormu itu!" Ia menyingkirkan wajahnya.
Carlos: "Kotor?" Ia melihat telapak tangannya. "Tanganku bersih kok" ia tersenyum.Rin hanya menatapnya tajam.
To Be Continued...
~~~~~
⚫Hai hai hai! Gimana chap 17 nya? Udah terungkap kan siapa yang udah ngebunuh Ibunya Rin? dan ternyata pelakunya adalah Carlos. Wah, ngajakin ribut kayaknya yah?:v dan gimana kelanjutannya? Eeits.. tapi..
KIRIMKAN KRITIK DAN SARANNYA DULU, VOTENYA JUGA YANG BANYAK! OKE?
Sampai ketemu di chap 18! See you... #SalamBbuing!
