LIMA

3.4K 336 23
                                    


Soojung diam. Ia menatap sebuah tas ransel bewarna merah maroon yang baru saja dibelikan Sehun dengan tatapan kosongnya. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya, berusaha menghapus beberapa khayalan yang ada didalam otaknya.

Sebenarnya pokok masalah bukan ada pada tas itu. Masalah yang sebenarnya kini tengah bersarang didalam hatinya.

Soojung tau, ia sebenarnya tak harus membawa kejadian tadi kedalam perasaannya bukan?

Tapi mengingat jika Sehun adalah pria pertama yang memegang tangannya seperti itu, ia jadi merasa frustasi sendiri. Bagaimana bisa pria yang ia kutuk setiap hari dengan seenaknya melakukan hal yang tidak pernah dilakukan oranglain padanya.

"Ah, untuk apa aku pikirkan? Sadarlah Soojung. Kau harus bersiap-siap untuk nanti malam." Soojung meletakkan tas ransel itu didalam salahsatu lemarinya. Ia sangat enggan untuk memakai tas itu esok hari.

Ia kemudian membuka lemari tempat pakaian-pakaiannya. Ia membuka pintu lemarinya lebar-lebar. Hendak memilih sebuah dress untuk dipakainya nanti malam saat acara pertemuan keluarga. Sejenak Soojung berusaha memantapkan hatinya, ia sedang berusaha agar bisa menerima permintaan ibunya.

Tok-tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar Soojung dengan amat pelan. Tanpa menunggu lama, Soojung segera membuka pintu kamarnya.

"Ibu? Kau sedang apa?" Kaget Soojung ketika mengetahui bahwa ibunya lah yang mengetuk pintu. Miyoung hanya tersenyum melihat anaknya, ia melirik kearah tiang infus yang berada tepat disebelahnya.

"Bisakah kau bawakan ini untukku? Dan mendorong kursi rodaku? Aku sangat lelah melakukannya sendirian." Pinta ibunya. Soojung pun dengan senang hati menuruti perintah ibunya. Setelah Miyoung memasuki ruangan Soojung, gadis itupun menutup pintu kamarnya.

"Sepertinya kau sedang sibuk, Jung?" Miyoung melihat lemari yang terbuka serta beberapa baju yang tergeletak diatas kasur Soojung.

"Aku sedang memilih sebuah dress untuk dipakai saat pertemuan keluarga nanti, ibu." Jawab Soojung. Miyoung tersenyum mendengar jawaban putri semata wayangnya. Ia senang,ternyata Soojung memberikan respon positif pada permintaannya kemarin.

"Jadi, kau menyetujuinya?" Tanya Miyoung menanyakan kepastian. Soojung tersenyum dengan ragu, ia lantas berjongkok dan memandang wajah ibunya.

"Nanti, setelah aku melihat calonnya dan memastikan bahwa dia adalah pria yang kuinginkan. Aku pasti akan menyetujuinya." Jawab Soojung lagi. Miyoung mengangguk, menghargai keputusan anaknya.

"Baiklah kalau itu keinginanmu." Soojung lalu beranjak dari tempatnya. Mengambil beberapa dress yang berada diatas kasurnya. Lalu menunjukkannya pada Miyoung.

"Ibu, kira-kira mana ya yang bagus?" Soojung meminta pendapat. Ia menyodorkan dua buah dress, satu berwarna hijau dan satu lagi berwarna hitam. Miyoung tampak berfikir dan mengamati pakaian itu dengan cermat.

"Aku rasa hitam lebih elegan." Miyoung mengutarakan pendapatnya.

"Apa yang hijau tidak bagus ibu?" Soojung kembali memastikan. Miyoung menggeleng.

"Sebenarnya bagus, hanya saja ibu lebih suka melihat yang hitam." Soojung kembali melihat kedua pakaian yang dipegangnya. Ia lalu meletakkan dress hijau kembali ke kasurnya. Soojung kemudian menatap cermin, kemudian berusaha melihat pantulan dirinya sendiri seraya mencocokkan dress yang dipilih Miyoung ke tubuhnya.

"Baiklah. Aku akan memakai yang hitam." Ujar Soojung memutuskan. Miyoung hanya tersenyum melihat gelagat anaknya. Ia berfikir sejenak, kemudian mengangguk dengan pasti.

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang