SEMBILAN BELAS

4.5K 298 78
                                    


"Tenang Sehun-tenanglah, jernihkan pikiranmu."

Entah sudah berapa kali Jongin mengatakan hal itu. Namun sepertinya dia hanya meracau sendiri karena Sehun tampak sangat fokus dengan jalanan. Kecepatan mobilnya lebih dari normal, membuat jantung Jongin nyaris ingin copot saja.

"Aku tau kau emosi dengan Myungsoo. Tapi kau tidak perlu menyikapinya dengan emosi. Percuma saja emosian dengan pria psikopat sepertinya." Imbuhnya. Sehun menekan pedal gasnya semakin dalam, membuat Jongin menggenggam seatbelt-nya lebih erat.

"Aku bersumpah akan menuntutmu jika mobil ini menabrak apapun disepanjang jalan!! Walaupun kau adalah teman terbaikku sekalipun, aku akan menuntutmu!!!" Serunya. Perlu diketahui, jika mobil yang tengah dikendarai Sehun adalah mobil milik Jongin.

"Diam kau! Baru segini saja kau sudah merengek! Bukannya kau selalu ikut balapan liar? Kenapa takut seperti ini?"

"Karena masalahnya kau tidak pernah ikut balapan liar!! Mana bisa aku memastikan hidup ku terjamin saat ini bodoh!!" Damprat Jongin. Kali ini Sehun menoleh kearah pria itu.

"Tenang saja. Aku tidak akan emosi, aku hanya ingin cepat-cepat saja bertemu dengannya. Dan aku yakin jika ia tak akan mengajakku beradu otot kali ini. Kau tenanglah." Kali ini nada bicara Sehun melemah dan terdengar meyakinkan. Namun tetap saja Jongin mendecak sebal.

Huh, sebenarnya dia ingin cepat bertemu Myungsoo atau malaikat pencabut nyawa?-desisnya dalam hati.



TUT!TUT!


"Hun, ponselmu."

Sehun melirik kearah ponselnya yang ia letakkan tak jauh dari tempatnya. Terlihat nama 'ayah'tertera dilayar ponselnya.

"Tolong jawab dan dekatkan ponselnya ditelingaku." Pintanya pada Jongin. Jongin mengangguk dan kemudian melakukan apa yang dikatakan Sehun.

"Halo ayah ada ap---"

"Yak Oh Sehun kau dimana hah!!?"

Sehun menjauhkan kepalanya dari ponselnya. Teriakan ayahnya sangat memekikkan telinga.

"Kau kan tadi kusuruh untuk kekantorku! Membawakan beberapa kimbap karena aku sangat lapar. Sekretarisku sedang absen hari ini, aku sangat menginginkan kimbap!" Sehun meringis, ia benar-benar lupa dengan janjinya pada ayahnya tadi pagi.

"Maafkan aku ayah. Aku benar-benar lupa." Jawabnya.

"Baiklah, sekarang cepat kekantorku dan bawakan kimbap kesukaanku." Perintah Taecyeon.

"Tidak bisa, aku tidak bisa menemuimu sekarang." Tolaknya. Ia menoleh kearah Jongin.

"Tidak bisa bagaimana? Memangnya kau akan kemana?"

"Aku akan bertemu dengan seseorang saat ini. Aku tidak bisa menemuimu. Sudah ya, nanti kukabari lagi."

"Dengan siapa? Dengan siapa kau akan bertemu? Apa Soojung ada dirumahnya?"

"Dia ada dirumahnya bersama temannya. Ada hal penting yang harus kuselesaikan. Akan kumatikan sambungannya, sampai nanti." Jongin lalu menjauhkan ponsel dari telinga Sehun dan memutuskan sambungan telfon. Sehun kini kembali fokus dengan laju mobilnya.

.

.

.

.

"Wah-wah. Kalian datang berdua ternyata."

Myungsoo tertawa renyah ketika melihat Sehun dan Jongin yang berada dihadapannya saat ini. Sehun menatap tajam Myungsoo tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang