SEBELAS

3.1K 312 22
                                    

"Sakit?"

Soojung memandang kedua tangan Sehun yang cekatan membalut pergelangan kakinya yang keseleo karena perbuatan Minah. Katanya, kaki yang keseleo lebih cepat sembuh jika dibalut.

Soojung menyayangkan perawat ruang kesehatan yang tidak masuk hari ini. Akibatnya, ia harus kembali bersama Sehun diruangan yang pengap karena bau obat ini.

"Masuk sana. Aku bisa menyelesaikannya sendiri." Ucap Soojung. Namun Sehun tak bergeming, ia tetap sibuk membalut.

"Aku bilang jangan sok perduli. Pergilah." Soojung kesal, Sehun tetap tak bergerak dari tempatnya.

Sehun menjauhkan tangannya dari kaki Soojung setelah selesai membalut. Kemudian menatap paras cantik gadis itu. Surai coklatnya terhempas kasar ketika angin yang berasal dari jendela menerpanya.

Sehun beranjak. Soojung tersenyum senang, ia menduga jika Sehun kali ini akan pergi dan meninggalkan dia sendirian.

Namun yang ada Sehun malah berjalan kearah jendela. Menutup dan kemudian mengunci jendela itu. Soojung mendengus ketika Sehun akhirnya kembali ke tempatnya tadi.

Kekesalan Soojung seketika sirna saat ia merasakan sesuatu yang besar menyentuh puncak kepalanya dan membelai surainya pelan. Soojung refleks mendongak, dan dilihatnya wajah Sehun yang datar tanpa ekspresi.

"kau ini wanita atau tidak? Kenapa bisa-bisanya membiarkan rambut kusut seperti ini?" Tanyanya. Soojung tertegun, kemudian berusaha menelan salivanya secara paksa. Tubuhnya menegang, merasakan sensasi aneh ketika Sehun menyentuhnya. Jantungnya kembali berirama. Apa yang pria ini lakukan?

Kening Sehun mengkerut, indera perabanya menemukan suatu keganjilan dikepala Soojung. Ia menghentikan aktivitasnya. Dan melihat kepala Soojung dengan teliti.

"Kepalamu benjol. Apa dia terbentur tadi?"  Soojung dengan segera memegang kepalanya. Benar, ada benjolan.

"Emm iya tapi aku rasa tidak terlalu keras." Jawab Soojung.

"Berbaringlah." Soojung mengerjap.

"Maksudnya?"

"Aku bilang berbaring." Soojung melihat Sehun yang melangkah menjauhi ranjang yang ia duduki dan kemudian mengacak-acak lemari obat.  Entah kenapa tubuh Soojung menurut, ia kemudian membaringkan dirinya. Kepalanya terasa sedikit berdenyut.

Tak lama kemudian Sehun kembali. Membawa sebuah baskom kecil yang berisi air dingin dan sebuah handuk kecil berwarna putih. Pria itu menarik bangku yang ia duduki tadi untuk mendekat ke arah Soojung.

Soojung hanya menatap Sehun dengan tatapan tak percaya. Gadis itu meringis kecil ketika handuk yang dingin itu menyentuh kulit kepalanya.

Sehun membawa tubuhnya mendekat dengan lengan tangannya yang ia letakkan disisi ranjang. Kemudian mengompres benjolan yang ada dikepala Soojung dengan hati-hati.

Tubuh Soojung kembali menegang ketika kembali melihat wajah Sehun yang amat dekat dari matanya. Ia merasa kaki telanjangnya kesemutan ketika sedang menahan sebuah perasaan aneh didalam tubuhnya.

Sehun menoleh, membuat mereka kini bertatapan. Wajah Soojung terasa memanas, gadis itu memalingkan wajahnya. Sehun tersenyum.

"Kalau dilihat-lihat. Kau cantik juga." Goda Sehun. Soojung mendengus, lagi-lagi ia dijahili.

"Aku rasa aku beruntung mempunyai calon tunangan sepertimu. dan aku rasa aku bisa menerimanya sekarang." Soojung mencibir Sehun dalam hati. Ia menggerakkan bibirnya,  mengejek perkataan Sehun.

"Jangan seperti itu. Jangan menggodaku dengan bibirmu itu."

Soojung menoleh, dilihatnya Sehun yang menyeringai jahil.

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang