DELAPAN

3.1K 312 23
                                    

Sudah 60 menit...

Namun lelaki itu belum saja menunjukkan batang hidungnya. Haeryung mencelos didalam hatinya, ia sudah menduganya, kali ini lelaki itu tak akan pernah memberikan ia kesempatan lagi.

Haeryung hanya terduduk diam seraya memandang beberapa orang yang berlalu lalang disekitarnya. Angin sejuk tengah memainkan surai pirangnya yang indah. Sore yang cerah bagi setiap orang untuk berolahraga. Namun lain halnya dengan gadis itu, hari ini mungkin adalah hari dimana ia akan menjatuhkan harga dirinya sebagai wanita yang tengah mencintai seorang pria.

Haeryung terkekeh,menyesali perbuatannya tadi. Perbuatan yang benar-benar menampakkan dirinya sebagai orang yang munafik didepan Sehun.

Sehun tak pernah menyukai hal serendah itu, Haeryung. Dan kau sudah melakukannya

Namun dengan segera ia menepis rasa sesalnya. Tidak, ia tidak boleh lemah seperti ini. Apapun itu, akan ia lakukan demi mendapatkan Sehun kembali, demi mendapatkan cinta dari pria itu lagi.

Mata Haeryung tiba-tiba saja memicing. Kemudian guratan senyum lalu terlukis diwajahnya. Ia menatap seorang pria yang berada agak jauh dari tempatnya dengan tatapan gembira. Ia berdiri dari tempat duduknya ketika pria itu menoleh kearahnya. Penantiannya ternyata terbalaskan. Namun seketika saja ia menyadari ada yang salah dari pria itu

Sehun hanya menatapnya kosong. Tanpa ekspresi

☆☆☆☆☆☆☆

"Bagaimana kabarmu, Oh Sehun?"

Haeryung akhirnya membuka suara. Sudah cukup lama mereka terjebak dalam suasana canggung dan tidak ada satupun yang enggan membuka pembicaraan. Haeryung menoleh, menatap paras tampan pria yang pernah menjadi bagian hidupnya dulu. Sampai sekarang pun, Sehun masih menjadi bagian dari hidupnya.

"Baik." Jawab Sehun. Singkat.

Haeryung mengeloskan nafas beratnya, sikap dingin Sehun tetap masih ada. Dan kali ini, sikap itu dilayangkan kepadanya. Miris.

"Kau sudah menerima kalung itu?" Tanyanya. Haeryung tetap tersenyum hangat.

"Aku tidak memintanya kembali." Titah Sehun. Sebuah pisau kecil kini tengah mengiris hati wanita itu, tentang bagaimana Sehun menyikapinya sekarang, berbeda jauh dari yang dulu.

"Maafkan aku. Aku hanya ingin memberitahumu jika aku tak pernah melupakanmu." Jelas Haeryung. Sehun tetap memasang wajah datarnya, pandangannya menatap lurus ke depan.

"Aku tak perduli. Dan aku samasekali tak ingin mengetahuinya."

Haeryung tersenyum pahit. Jika saja bisa, ia ingin menangis sekarang juga. Kata-kata Sehun terlalu menusuk baginya.

"Maaf." Sebuah kata singkat meluncur dari mulut Haeryung. Wajah gadis itu menunduk. Dan Sehun tetap tak ingin memandang gadis yang tengah duduk tepat disampingnya.

"Aku tahu, jika kau merasa sangat sakit. Aku minta maaf. Aku menyesal, Hun." Haeryung menarik nafas, ia melanjutkan kata-katanya, "aku menyesal telah memilih Myungsoo dan meninggalkanmu. Aku masih mencintaimu, Hun. Masih." Suara Haeryung bergetar, beberapa bulir airmata kini membasahi pipinya. Sehun akhirnya menoleh.

"Aku kembali Hun. Aku kembali, dan aku ingin memperbaiki semuanya. Ayo kita mulai lagi dari awal." Haeryung menatap Sehun penuh harap. Namun Sehun hanya diam, kini giliran ia yang tersenyum pahit.

"Kau mencintaiku? Sejak kapan? Selama ini aku hanya merasakan cinta sepihak saja." Haeryung meraih telapak tangan Sehun. Menggenggamnya dengan erat, dan Sehun tak melepaskan genggaman gadis itu.

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang