EMPAT

3.3K 339 11
                                    


"Duh bagaimana ini? Tas nya gak bisa ditutup" Entah sudah keberapa kali Soojung berusaha untuk menutup tasnya. Relsetingnya rusak dan membuat Soojung harus menentengnya pulang kali ini. Ia membawa buku sangat banyak.

"Sini, setengah bukumu aku bawakan saja sampai halte." Seulgi menawarkan bantuan.

"Tidak usah Seul. Aku bisa kok." Soojung kembali berusaha. Namun akhirnya ia menyerah.

"Iblis itu! Kenapa sih dia selalu cari masalah?!" Dengus Soojung. Ia menghempaskan tubuhnya dibangku taman sekolah. Seulgi hanya mengikutinya.

"Dia tidak pernah berubah ya, dihukum berkali-kali tetap tidak puas." Seulgi menambahkan. Soojung mengangguk menyetujui perkataan Seulgi. Tetapi tak lama kemudian ia mengingat sesuatu hal.

"Seul." Lirih Soojung, Seulgi menoleh.

"Bisa kau culik aku nanti malam?" Seulgi mengangkat kedua alisnya, kaget.

"Hah?! Menculikmu? Untuk apa eoh?" Tanya Seulgi. Soojung lalu memainkan kakinya dan menatap kearah langit.

"Nanti malam ada pertemuan keluarga dirumahku." Soojung memotong ucapannya, "aku akan bertemu dengan pria yang akan dijodohkan denganku." Lanjutnya.

"Lalu? Bagus dong, kau akan segera mengetahui siapa orangnya." Soojung bernafas berat, ia sedikit kecewa mendengar ucapan Seulgi yang justru mendukungnya untuk menerima perjodohan ini.

"Tapi kan aku gak mau dijodohkan. Aku juga sudah memberitahumu tadi malam kan." Sanggah Soojung, Seulgi mengangguk paham.

"Aku mengerti, tapi kan ini permintaan ibumu. Jika kau tidak menginginkannya, kau kan bisa menolaknya." Tawar Seulgi, Soojung merengut.

"Nah, sebenarnya aku ingin melakukan hal itu. Tapi ibu memintaku dengan penuh harap. Aku tak tega untuk menolaknya." Jelasnya, "lagipula,aku takut jika seandainya pria itu tidak sesuai dengan yang aku inginkan."

"Memangnya seperti apa?"

"ramah, berperilaku baik, penyayang, cerdas dan humoris." Sebut Soojung seraya berfikir.

"Aku yakin jika ibumu tidak akan salah pilih. Ia kan ingin melihat kau bahagia, jadi ia tidak mungkin salah memilih. Tenang saja." Seulgi berusaha meredakan kegelisahan Soojung. Wanita itu tersenyum

"Akan bahagia sekali hidupku jika pria itu adalah pria yang kuinginkan." Ujarnya. Kedua ujung bibirnya melengkung menampilkan senyum termanisnya. Namun beberapa detik kemudian, raut wajah bahagia itu seketika berubah menjadi raut kebencian ketika melihat dua orang pria yang berjalan kearah belakang sekolah.

Yah, dia harus membalas perlakuan Oh Sehun terhadapnya pagi tadi. Ia tidak akan melepaskannya, pria itu harus bertanggung jawab.

"Seul, kau mau ikut tidak?" Soojung berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana Jung?"

"Aku ingin melabrak seseorang hari ini"

☆☆☆☆☆☆☆

"Wah-wah. Padahal sudah berapa kali kita menjumpainya, ia tetap ketakutan. Aku jadi tersinggung" Baekhyun terkekeh, ia menatap Taegun yang berkelakuan seperti biasanya. Menunduk dengan tubuh yang bersandar ditembok sekolah. Ditambah lagi keringat dingin yang mengucur ditubuhnya.

"Apa kita seperti monster baginya eoh?" Tambah Kyungsoo. Suho yang berada dibarisan paling depan hanya tertawa kecil mendengar celotehan rekan-rekannya.

Suho berjalan mendekati Taegun. Ia memang tidak mempunyai masalah hari ini dengan pria itu. Ia hanya berniat memancingnya saja, sebelum Sehun dan Jongin datang.

A SURPRISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang